Anda di halaman 1dari 64

Kehamilan Ektopik

Terganggu (KET)
Annisa Rahma Chany
13.170

Definisi
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan

dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi


dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri
Kehamilan ektopik dapat mengalami

abortus/ruptur pd dinding tuba dan peristiwa


ini disebut sebagai kehamilan ektopik
terganggu.

Epidemiologi
Frekuensi kehamilan ektopik dilaporkan 1

diantara 300 kehamilan


Biasanya pd usia 20-40 tahun dengan rata2
30 tahun

lokasi
Tuba Fallopii 97%
Uterus (diluar endometrium kavum uterus)
Ovarium
Intraligamenter
Abdominal
Kombinasi kehamilan didalam dan diluar

uterus

Etiologi
Endosalpingitis menyebabkan aglutinasi lipatan lipatan

mukosa yang bercabang cabang seperti pohon disertai


penyempitan lumen dan pembentukan kantong kantong
buntu. Berkurangnya silia akibat infeksi juga ikut andil
pada implantasi di tuba.
Tumor
Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/infeksi
pasca nifas, apendisitis atau endometriosis yang
menyebabkan tertekuknya tuba atau penyempitan lumen
Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar
hormonal
Riwayat operasi tuba

Gambaran klinis
Nyeri abdomen, nyeri akibat ruptur tuba

berintesitas tinggi & terjadi scr tiba-tiba


Amenorea
Perdarahan per vaginam
Sebagian penderita tidak mengeluhkan
keterlambatan haid karena kematian janin
terjadi sebelum haid berikutnya

Diagnosa (Anamnesa)
haid terlambat u/ bbrp waktu & kadang trdpt

gejala subjektif kehamilan muda.


nyeri perut bag bawah (o/k hematokel), nyeri
bahu (bila darah s/ diafragma), tenesmus.
perdarahan pervaginam terjadi setelah nyeri
perut bagian bawah

Pemeriksaan fisik
Tanda akut abdomen (nyeri tekan hebat),
Muntah
Gelisah
Pucat & anemis
nadi kecil & halus
TD rendah/ tidak terukur
ekstremitas dingin

Pemeriksaan Ginekologi
Pada pemeriksaan dengan spekulum ditemukan

fluksus(cairan berupa darah atau lendir) sedikit.


Pada pemeriksaan dalam dapat ditemukan
antara lain :
1. Uterus yang membesar
2. Nyeri goyang serviks (+)
3. Kanan / kiri uterus : nyeri pada perabaan dan
dapat teraba massa tumor di daerah adneksa
4. Kavum Douglas bisa menonjol karena berisi
darah(hematokel retrouterine) dan ada nyeri
tekan.

Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan hb serial setiap 1 jam
Jumlah leukosit
Tes kehamilan

ultrasonografi
nilai kavum uteri, kosong atau berisi
Tebal endometrium nya
Apakah ada massa di kanan atau kiri uterus
Apakah kavum douglasi berisi cairan

LAPAROSKOPI

LAPAROSKOPI
Sebagai diagnosis terakhir
Adanya

darah

dalam

rongga

pelvis

mungkin

mempersulit visualisasi alat kandungan, tetapi hal ini


menjadi indikasi untuk dilakukan laparotomi

kuldosentesis
Kuldosentesis dilakukan dengan menusukan

jarum dengan lumen yang agak besar di


kavum douglasi di garis tengah dibelakang
serviks uteri

kuldosentesis
Pasien dibaringkan dalam posisi litotomi
Vulva dan vagina dibersihkan dengan

antiseptik
Spekulum dipasang dan bibir belakang portio
dijepit dengan cunam serviks, dengan traksi
ke depan sehingga forniks posterior tampak.
Jarum spinal no 18 ditusukkan ke dalam
kavum Douglas dan dengan semprit 10 ml
dilakukan pengisapan.

kuldosentesis
Bila pada pengisapan ditemukan darah, maka isinya

disemprotkan pada kain kasa dan diperhatikan apakah


darah yang dikeluarkan merupakan :
1. Darah segar bewarna merah yang dalam beberapa menit akan

membeku : darah ini berasal dari arteri atau vena yang tertusuk
2. Darah tua bewarna coklat sampai hitam yang tidak membeku,

atau yang berupa bekuan kecil-kecil : darah ini menunjukkan


adanya hematokel retrouterina.
Jika hasilnya positif, sebaikanya segera dilakukan laparotomi

Diagnosa banding
1. Infeksi Pelvik
2. Abortus Imminens atau insipiens.
3. Ruptur Korpus Luteum
4. Torsi kista ovarium dan appendisitis.

Penatalaksanaan
TERAPI BEDAH
TERAPI MEDIS

Kondisi penderita saat itu


Keinginan penderita akan fungsi

reproduksinya
Lokasi kehamilan ektopik
Kondisi anatomik organ pelvis
Kemampuan teknik bedah mikro dokter
operator
Kemampuan teknologi fertilisasi invitro

SALPINGEKTOMI

Kehamilan ektopik tuba kanan yang terlihat


pada laparaskopi.
Tuba kanan yang membesar karena terdapat
kehamilan ektopik ada disebelah kanan di E.
Tuba kiri yang tersumbat terlihat pada L- wanita
ini pernah dilakukan ligasi tuba

Terapi medis
METOTREKSAT
Diberikan 50 mg MTX dosis tunggal,IM. Bila berat badan
< 50 kg, dosisnya 1mg/KgBB.
Menghambat dihydrofolatereduktase, enzim yang
mengurangi asam folat menjadi asam tetrahydrofolic
yang akan menggangu sintesis DNA dan reproduksi sel.
Indikasi
Status hemodinamik stabil
Tidak tampak pulsasi jantung janin
Kadar HCG < 10.000 IU/ml
Tidak ada kontraindikasi pemberian MTX
Pasien dapat dipantau

Jenis jenis kehamilan ektopik


KEHAMILAN ABDOMINAL

Kehamilan ovarium

Prognosis
Ibu yang pernah mengalami KET mempunyai

resiko 10% untuk terjadinya KET berulang


Jika sudah mengalami 2 kali terdapat
kemungkinan 50% mengalami kembali

Mola hidatidosa

Pendahuluan
Mola hidatidosa merup salah satu dari

penyakit trofoblast gestasional (PTG) yaitu


sekolompok penyakit yang berasal dari
khorion janin

Penyakit trofoblast gestasional


Mola hidatidosa
Mola invasif
Koriokarsinoma
Tumor trofoblastik plasental site (PSTT)

Mola hidatidosa
Adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri

stroma villus korialis langka vaskularisasi, dan


edematus.
Suatu kehamilan yang tidak wajar dimana
tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi
korialis mengalami perubahan berupa
degenerasi hidropik

Epidemiologi
Insidensi lebih tinggi di Asia, Afrika, Amerika

latin daripada di negara barat


Asia 15x > AS

Klasifikasi
Berd derajat perub jaringan & ada tidaknya

elemen janin/mudigah
1. Mola hidatidosa komplit
2. Mola hidatidosa parsial

Faktor resiko
Usia <20 th >40th
Ekonomi rendah
Riwayat kehamilan mola
Riwayat keguguran
Defisiensi vitamin A
Asam folat rendah
Kadar karoten darah rendah

Gejala & Tanda


Amenore 1-2bulan
Pada awalnya mual muntah pusing
Kemudian perdarahan uterus
Uterus membesar tidak sesuai usia kehamilan
Tidak jarang terjadi perdarahan pervaginam

Diagnosa
Anamnesa
Pasien mengeluh ada perdarahan melalui vagina

dapat sedikit/banyak
Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : perut membuncit
b. Palpasi : uterus membesar tidak sesuai usia

kehamilan, teraba lembek. Tidak teraba bagian2


janin & ballotement serta gerakan janin tidak ada
c. Auskultasi : tidak terdengar bunyi denyut jantung
janin

Px laboratorium
Kadar hormon korionik gonadotropin (HCG) yang

tinggi
Sonografi :
Mola komplit massa ekogenik kompleks di uterus
dan banyak rongga kistik tanpa janin/kantung amnion
Mola parsial plasenta menebal& hidropik serta
jaringan janin
USG :
gambaran khas yaitu badai salju (snow flake pattern)
atau sarang lebah (honey comb)

Gambaran makroskopik :
gelembung-gelembung putih
tembus pandang
berisi cairan jernih
ukuran bervariasi dr bbrp mm sampai 1- 2 cm
Histopatologik :
Edema stroma villi, avaskular villi/degenerasi

hidropik dan proliferasi sel-sel trofoblas


Dx paling tepat bila telah melihat keluarnya
gelembung mola

Penatalaksanaan
Histerektomi

Jika pada pasien usia lanjut/sudah mempunyai jumlah anak


yang diingini. Histerektomi tidak mencegah metastasis,
bagaimanapun harus pantau kadar HCG
Kerokan isapan (suction curettage
Terapi bagi wanita yang masih menginginkan kehamilan
Tahapan :
1.
2.
3.

Setelah diagnosa ditegakan, lakukan kerokan isapan


Jaringan mola dikeluarkan , beri infus oksitosin
miometrium berkontraksi
Lakukan kerokan dengan kuret tajam secara cermat untuk
mengeluarkan sisa2 konseptus

Pemantauan selanjutnya
Human Chorionik gonadotropin

monitoring kadar HCG setiap 2 minggu,


penting untuk mendeteksi trofoblastik
neoplasia
Diikuti dengan pantauan setiap bulan selama

6 bulan. Waktu rata2 kdr normal HCG setelah


evakuasi kurang lebih 9 bulan

Prognosis
Mola hidatidosa merupakan penyebab

kematian maternal
Perdarahan
Perforasi
Infeksi, sepsis
Choriocarsinoma lebih tinggi

Komplikasi
Perdarahan hebat sampai syok
Keganasan kariokarsinoma
Perforasi karena tindakan (kerokan isapan)

Infeksi Intrauterine
(korioamnionitis)

Pendahuluan
Korion adalah salah satu membran yang ada

diantara janin dan ibu selama masa


kehamilan. Korion mengelilingi embrio &
membran lainnya.
Amnion adalah membran pembentuk kantung

ketuban yang mengelilingi & melindungi


embrio

Korinamnionitis
Infeksi jaringan membran fetalis beserta

cairan amnion yang terjadi sebelum partus


sampai 24 jam post partum
Korionamnionitis adalah peradangan ketuban,
biasanya berkaitan dengan pecah ketuban
lama dan persalinan lama

Epidemiologi
Insidensinya adalah 1 -5 % dr kehamilan

aterm & sekitar 25% dari partus preterm

Etiologi
Mycoplasma genital (ureaplasma urealyticum

& mycoplasma hominis (genital mycoplasma)


Gardnerella vaginalis (24%) dan bacteriodes
Sp (25%) , bakteri aerob lainnya : group beta
Streptococcus (15%) dan bakteri gram negatif
termasuk E.coli (10%)

Faktor resiko
Waktu antara ketuban pecah dan persalinan
Penggunaan monitor fetal internal
Jumlah pemeriksaan dalam selama persalinan
Nulipara
Adanya bakteri vaginosis

Gejala & tanda


Demam >38 C
Maternal takikardi >100/mnt
Fetal takikardi >160/mnt
NT pada fundus nyeri pd palpasi
Discharge purulen, atau cairan amnion yang

berbau busuk atau Vaginal discharge yang


berbau

Maternal
chorioamnionitis
terjadi, apabila
defense mechanism
tubuh terutama pada
vagina gagal untuk
menahan
peningkatan kadar
bakteri pathogen,
sehingga terjadi
infeksi ascending
yang menyebabkan
masuknya bakteri ke
vagina, uterus,
hingga ke cairan
amnion

PATOGENESIS

Diagnosa

Penatalaksanaan
Antimikroba
Antiseptik
Pelahiran janin, sebaiknya mell vagina

Antimikroba
Ampicilin 2 g IV setiap 6 jam atau 3x 1000 mg

& Gentamisin 2mg/kg dosis awal serta


selanjutnya 1,5 mg/kg IV stiap 8 jam atau 5
mg/kgBB/hari
Klindamisin 900 mg setiap 8 jam, dapat
diberikan apabila pasien direncanakan u/
operasi sectio caesar
Jika pasien alergi ampicilin vancomycin
Antibiotik biasanya dilanjutkan setelah

persalinan sampai tidak demam dan


asimptomatik slm 24-48 jam post partum

Pelahiran janin
Jika janin meninggal upayakan persalinan

pervaginam, tindakan perabdominam (sectio


sesarea) cenderung terjadi sepsis
Lakukan induksi atau akselerasi persalinan
Berikan uteronika supaya kontraksi uterus
baik pasca persalinan. Hal ini akan mencegah/
menghambar invasi MO mell sinus-sinus PD di
dinding uterus

Komplikasi maternal
Endomyometritis
Infeksi perlukaan
Abses pelvik
Bakterimia
Post partum hemorragic

Komplikasi fetus
Kematian fetus
Sepsis neonatus
Fetal inflammatory response syndrome (FIRS)

Prognosis
Buruk pada ibu yang tidak melahirka segera/

tidak segera diberi antibiotik profilaksis pd


neonatus yg telah lahir

Anda mungkin juga menyukai