Anda di halaman 1dari 21

AGRESI: Menyakiti

Orang lain
KELOMPOK 2
PSIKOLOGI SOSIAL
ANGGOTA:
DEBBY DEBORA
DEWI PERMATASARI
DWI ANJASWATI

G0115032
G0115033
G0115034

Pengertian Agresi

Perilaku fisik atau verbal yang bertujuan


untuk menyakiti orang lain. Agresi dapat
juga dikatakan sebagai perasaan marah
atau tindakan kasar akibat kekecewaan
atau kegagalan dalam mencapai
pemuasaan atau tujuan yang dapat
diarahkan kepada orang atau benda.

Tipe Agresi

Binatang

Manusia

Agresi sosial (social


aggression)
Agresi diam (silent
aggression)
Hostile aggression
Instrumental aggression

TEORI AGRESI

Apakah manusia pada dasarnya


adalah makhluk yang tidak
berbahaya atau justru makhluk
yang kejam?

Agresi sebagai Fenomena Biologis

Teori insting dan psikologi evolusioner


Freud dan Lorenz berpendapat bahwa energi agresif adalah instingtif.

Teori itu diruntuhkan oleh keyakinan bahwa insting manusia seharusnya


pada hampir setiap perilaku yang tampak.
Teori insting juga gagal menjelaskan variasi agresi antara satu orang
lainnya.
David Buss dan Todd Shackelford (1997) menyatakan bahwa leluhur
bahwa agresi bersifat adaptif.

Pengaruh neurologis
Contohnya ada pada eksperimen pada monyet yang berkuasa.

muncul

dengan yang
kita menyadari

Pengaruh genetis
Agresivitas juga bervariasi di antara primata dan manusia.
Temperamen manusia sekuat dan sereaktif apapun sebagiannya kita
bawa sejak lahir dan dipengaruhi oleh reaktivitas sistem saraf simpatis.

Pengaruh Biokimia
Alkohol
Testosteron
Serotin yang rendah
Interaksi antara biologis dan
perilaku

Agresi sebagai Respon dari Frustasi

Teori frustasi-agresi adalah teori yang menyatakan bahwa frustasi


mencetuskan potensi agresi dalam bentuk perilaku. Frustasi sendiri
diartikan penghalang dari perilaku untuk mencapai suatu tujuan. Energi
untuk melakukan tindakan agresif tidak perlu dilampiaskan pada
sumbernya secara langsung.
Kita bisa melakukan Displacement.

Teori Frustasi-Agresi Klasik

Teori yang dikemukakan oleh Dollard dkk. (1939) dan Miller (1941)

Usaha mencapai
tujuan

Frustasi

Agresi

Revisi Teori Frustasi-Agresi

Burnstein & Worchel (1962) membedakan antara frustasi dengan iritasi

HAMBATAN

Akibat
Iritasi
Frustasi

TUJUAN

Berkowitz

Berkowitz menyadari bahwa teori asli terlalu menekankan pada


hubungan agresi-frustasi,sehingga ia merevisinya.

Ia mengatakan bahwa frustasi menimbulkan kemarahan dan emosi


marah lalu selanjutnya hal inilah yang memicu agresi.

Kemarahan itu meningkat ketika sebenarnya sumber terjadinya


frustasi dapat memilih tindakan alternative lain daripada mengambil
tindakan yang memicu frustasi tersebut.

Deprivasi Relatif

Frustasi sering diperburuk dengan usaha membandingkan diri kita


dengan orang lain,perasaan seperti ini disebut deprivasi relative

Hal ini dapat dipicu oleh berbagai hal salah satunyaprogram televisi dan
iklan dan akhirnya Deprivasi mutlak akan sangat mudah berubah
menjadi deprivasi relatif

Menurut Brickman & Campbell, peningkatan deprivasi relatif terjadi


karena gejala yang dinamakannya tingkat adapatasi ,yaitu keadaan
yang tadinya tidak diharapkan sekarang menjadi diharapkan karena ada
pengalaman-pengalaman yang mendahuluinya.

Agresi Sebagai Perilaku Sosial yang Dipelajari

1. Imbalan dari Agresi


Dengan mengalami dan mengamati orang lain kita belajar bahwa agresi sering
menumbuhkan perolehan sesuatu.
2. Pembelajaran melalui Observasi
Bandura yakin bahwa kita belajar agresif tidak hanya merasakan dampak perbuatanya,tetapi
juga dengan mengamati orang lain sama seperti sebagian besar perilaku sosial,kita
mempelajari dengan melihat orang lain berperilaku dan memperhatikan konsekuensi yang
didapat.
Bandura juga meyakini bahwa dalam kehidupan kita sehari-hari kita terpapar model agresif
dalam keluarga,kelompok masyarakat dan tentu saja media massa.

Apa saja hal yang mempengaruhi


agresi ?

1. Peristiwa Tidak Mengenakkan

Terdapat bermacam-macam peristiwa tidak


mengenakan yang mungkin kita alami

Sakit

Rasa sakit juga meningkatkan agresi pada manusia.

Penelitian Leonard Berkowitz dkk. pada mahasiswa University of


Wisconsin. Mereka yang tangannya dimasukkan ke dalam air yang
sangat dingin mengatakan bahwa merasa mudah jengkel terganggu,
mereka juga lebih cenderung meneriaki orang lain dengan cara yang
tidak mengenakkan

Panas

Iklim yang berlaku temporer memiliki pengaruh pada perilaku.

Penelitian Willian Griffitt (1970; Griffitt & Veitch, 1971) Mahasiswa yang
berada di ruangan dengan temperature tinggi merasa lebih lelah,
agresif, dan menunjukkan sikap permusuhan pada orang asing.

Penelitian di laboratorium juga menunjukkan bahwa suhu panas


membangkitkan rasa marah dan meningkatkan pikiran serta perasaan
bermusuhan. (Anderson dkk., 1999).

Penyeranan

Iklim yang berlaku temporer memiliki pengaruh pada perilaku.

Penelitian Willian Griffitt (1970; Griffitt & Veitch, 1971) Mahasiswa yang
berada di ruangan dengan temperature tinggi merasa lebih lelah,
agresif, dan menunjukkan sikap permusuhan pada orang asing.

Penelitian di laboratorium juga menunjukkan bahwa suhu panas


membangkitkan rasa marah dan meningkatkan pikiran serta perasaan
bermusuhan. (Anderson dkk., 1999).

2. Keterbangkitan

Diserang atau dihina oleh orang lain sangat mendorong


terjadinya agresi.

Penelitian mengenai penyerangan dan agresi, satu orang


diminta untuk bertanding dengan orang lain dalam permainan
reaction-time.

2. Keterbangkitan
Kondisi terbangkitannya tubuh dapat memunculkan suatu emosi atau
tidak, tegantung pengenalan dan makna keterbangkitan tersebut bagi
seseorang.

Frustasi, suhu yang panas, dan penghinaan dapat memperkuat


terjadinya keterbangkitan fisik.

Ketika hal tersebut terjadi, keterbangkitan fisik ditambah dengan


pikiran dan perasaan bermusuhan, dapat melahirkan perilaku agresif.

Penyerangan

Diserang atau dihina oleh orang lain sangat mendorong


terjadinya agresi.

Penelitian mengenai penyerangan dan agresi, satu orang


diminta untuk bertanding dengan orang lain dalam
permainan reaction-time.

Anda mungkin juga menyukai