AL-QURAN
Al-Quran adalah kalamullah yang
diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad
SAW melalui malaikat jibril yang
diriwayatkan secara mutawatir oleh para
shahabat dan membacanya merupakan
ibadah
Dalalah (penunjukan makna) Al Quran
terbagi 2 yaitu Qathiyah (ayat muhkamat)
dan Dzanniyah (ayat Mutasyabihat)
Fungsi Al Quran
Bulan Ramadhan adalah bulan
diturunkannya Al Quran, sebagai petunjuk
bagi manusia, dan penjelas bagi petunjuk
tersebut, dan pembeda antara yang haq
dan yang bathil (TQS Al Baqarah :185)
AS SUNNAH
AS Sunnah adalah perkataan Rasulallah SAW,
perbuatan dan pembenaran beliau (terhadap sesuatu),
yang semuanya berasal dari Rasulallah selain dari Al
Quran, dan merupakan wahyu
Kehujjahan As Sunnah adalah sumber hukum Islam
diantaranya dinyatakan dalam QS An Najm:4 dan Al
Hasyr:7
Dalalah (penunjukkan makna) As Sunnah terbagi 2, yaitu
qathiyyah dan dzanniyah
Tsubut (periwayatan) As Sunnah terbagi 2 yaitu
qathiyyah (hadits mutawatir) dan dzanniyah (hadits
ahad)
Fungsi As Sunnah
Men-taqyid ayat-ayat Al Quran yang
mutlaq
Men-takhsis ayat-ayat Al Quran yang
aam
Menjadi bayan bagi ayat-ayat Al Quran
yang mujmal
Menjadi dalil tersendiri (terpisah dari Al
Quran) dalam menetapkan status hukum
sesuatu
IJMA SHAHABAT
Ijma Shahabat adalah kesepakatan
shahabat atas hukum sesuatu, dimana hal
itu termasuk dalam sumber syariat Islam
Bentuk Ijma shahabat terbagi 2, yaitu
ijma qauli dan ijma sukuti
Kehujjahan Ijma shahabat sebagai
sumber hukum islam diantaranya
dinyatakan dalam QS At Taubah:100
QIYAS
Qiyas artinya menyamakan hukum syara suatu kasus
dengan kasus lain karena keduanya mempunyai
persamaan illat.
Illat adalah sebab ditetapkannya suatu hukum atas suatu
perkara, dan ia harus ada dalam nash syara (Al Quran
maupun As Sunnah) yang menjadi dalil bagi penetapan
hukum tersebut
Qiyas terdiri dari 4 komponen, yaitu 1)perkara asal, 2)
hukum asal, 3) illat, dan 4) perkara cabang
Qiyas hanya ada dalam hukum-hukum muamalah, dan
tidak terdapat dalam aqidah, ibadah, malumat,
masyrubat dan malbusat
IJTIHAD
Ijtihad adalah mengerahkan seluruh kemampuan dalam
mencari asumsi (zhann)atas salah satu hukum syara,
dimana mujtahidnya merasa tidak mampu melakukan
lebih dari itu
Wilayah ijtihad adalah dalil dzanni yang mengandung
lebih dari satu makna, yang membahas perbuatan fisik
(bukan aqidah), dan mengikuti kaidah tidak ada ijtihad
ketika (hukum) dinyatakan dalam nash
Kehujjahan ijtihad sebagai metode penetapan hukum
diantaranya dalam hadits Muadz bin Jabal yang akan
diutus sebagai Qadhi di Yaman
Syarat-syarat seorang mujtahid diantaranya : 1)
menguasai ilmu kebahasaan, 2) mengetahui
pengetahuan kesyariatan (sumber dan ushul fiqhnya)