Semen
Semen
1. Kehalusan
Butir-butir semen yang halus akan menjadi kuat dan menghasilkan
panas hidrasi yang lebih cepat dari pada semen dengan butir-butir
yang lebih kasar. Secara umum semen berbutir halus meningkatkan
kohesi pada beton segar (fresh concrete). Akan tetapi menambah
kecenderungan mrnyusut lebih banyak.
2. Waktu ikatan
Campuran semen dengan air akan membentuk adonan yang bersifat
kenyal dan dapat dibentuk (workable). Beberapa saat, pasta tidak
berubah. Periode ini dikenal dengan periode tidak aktif (dormant
periode). Pada tahap selanjutnya, pasta yang terbentuk menjadi
semakin kaku hingga mencapai tingkat dimana pasta tetap lunak ,
tetapi sudah tidak dapat dibentuk lagi. Periode ini disebut initial set,
Sedang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkatan ini disebut
initial setting time (waktu pengikatan awal).
Selanjutnya pasta menjadi semakin kaku menjadi padatan yang keras
dan getas (rigid). Tahap ini disebut final set dan waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai tingkatan ini disebut final setting time
(waktu pengikatan akhir).
3.Soundness
Didefinisikan sebagai kemampuan pasta semen yang
mengeras untuk mempertahankan volumenya setelah proses
pengikatan berakhir. Kestabilan volume ini dapat terganggu
karena adanya CaO bebas (free lime) dan MgO bebas
(periclase) yang berlebihan(mengakibatkan ekspansi).
4. Kuat Tekan
Kuat tekan semen salah satunya ditentukan oleh komponen
penyusun semen, terutama oleh kalsium silikat. Pada
pengembangan kuat tekan awal (misalnya sampai umur 28
hari), didominasi oleh hidrasi C3S yang didukung oleh C3A.
Untuk C2S dan C4AF akan memberikan kontribusi terhadap
kuat tekan untuk umur yang lebih lama. Selain itu yang
mempengaruhi pengembangan kuat tekan adalah kehalusan
semen (fineness) dan kandungan gypsum dalam semen.
Tipe ASTM
Tipe I standar
Tipe II
Penggunaan
Bangunan beton
biasa
Pembetonan missal
dan biasa
Karakteristik
C3S
Prosentase
C2S
C3A
C4AF
53
24
47
32
12
modifiet : Panas
hidrasi &
ketahanan
max
max
50
terhadap sulfat
sedang
Pembetonan musim
dingin
58
Mempunyai C3A
Pembetonan massal
dan C3S
26
54
12
Air mengandung
sulfat
yang rendah
max
35
min
40
max
7
C4AF dan
Max
max
MgO rendah
Tipe III
cepat mengeras
dan
kekuatan awal
tinggi
Tipe IV
Panas hidrasi
rendah
Tipe V
Tahan terhadap
sulfat
50
16
ADIMIXTURE
Admixture adalah bahan/material selain air, semen
dan agregat yang ditambahkan ke dalam beton atau
mortar sebelum atau selama pengadukan.
o Admixture digunakan untuk memodifikasi sifat dan
karakteristik beton. Tujuan penggunaan admixture
pada beton segar adalah :
Memperbaiki workability beton
Mengatur factor air semen pada beton segar.
Mengurangi penggunaan semen
Mencegah terjadinya segregasi dan bleeding
Mengatur waktu pengikatan aduk beton
Meningkatkan kekuatan beton keras.
Meningkatkan sifat kedap air pada beton keras.
Meningkatkan sifat tahan lama pada beton keras
termasuk tahan terhadap zatzat kimia, tahan
o
JENIS-JENIS ADMIXTURE
Jenis-jenis admixture
Jenis-jenis admixture
6. Tipe F
Admixture
Water
Reducing,
High
Range
Jenis
bahan
tambah
yang
berfungsi
untuk
mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu, sebanyak 12 % atau lebih. Dengan
menambahkan bahan ini ke dalam beton, diinginkan
untuk mengurangi jumlah air pengaduk dalam jumlah
yang cukup tinggi sehingga diharapkan kekuatan
beton yang dihasilkan tinggi dengan jumlah air
sedikit,
tetapi
tingkat
kemudahan
pekerjaan
(workability beton) juga lebih tinggi.
a.
b.
c.