Anda di halaman 1dari 42

PERMASALAH GIZI DI INDONESIA

KELOMPOK 5 :
Ifan Andriyansyah 123020074
Fitria Mardela 123020076
Hani Munisah 123020101
Miftahul Awaluddin J 123020102
Muhammad Saeful Afwan 123020103
Yuni Qurrota Ayun 123020104
Yoga Respaty 123020105
Juwita Desturia PP 123020106
Fajar Ramadhan 123020107
Citra Ayu Lestari 123020108
Muhammad Rifal Sidio 123020109
Nadia Putri Katresna 123020110

Penyebab Masalah Gizi


STATUS
GIZI
ASUPAN
GIZI
Ketersediaan
pangan
tingkat
rumah
tangga

INFEKSI
PENYAKIT
Perilaku/asuh
an Ibu dan
Anak

Pelayana
n
Kesehata
n

KEMISKINAN,PENDIDIKAN RENDAH,
KETERSEDIAAN PANGAN, KESEMPATAN
KERJA
KRISIS POLITIK DAN
EKONOMI

Penyebab
LANGSUNG
Penyebab
TAK
LANGSUNG

Masalah
UTAMA
Masalah
DASAR

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat


diperlukan
dalam
mengisi
pembangunan
yang
dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Salah satu upaya
peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi
masyarakat, gizi yang seimbang dapat meningkatkan
ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan dan
menjadikan pertumbuhan yang normal.
Namun
sebaliknya
gizi
yang
tidak
seimbang
menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali
ditanggulangi di Indonesia, masalah gizi yang tidak
seimbang itu adalah Kurang Energi Protein (KEP), Kurang
Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY) dan Anemia Gizi Besi

Kurang Energi Protein (KEP)

Kurang Energi Protein (KEP) sering disebut juga sebagai Kurang

Kalori dan Protein (KKP) atau Protein Calori Malnutrition (PCM)


merupakan masalah gizi makro.

Jenis KEP :
Marasmus, yaitu istilah yang digunakan bila anak kekurangan kalori

dan protein. Penderita sangat kurus, terjadi penyusutan badan secara


ekstrim, BB/u kurang dari 60% yang disebut Wasting

Kwashiorkor, yaitu kurang konsumsi protein yang parah meskipun

konsumsi energi cukup, kelihatan sehat / tidak kurus tetapi timbul


gejala apatis, nafsu makan menurun, rewel, wajah bengkak, terjadi
oedem (parah, busung lapar, hepatomegaly, tidak tumbuh, diare,
infeksi, dll)

Tanda dan gejala Marasmus


Tanda dan gejala Marasmus :

Wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus


Mata besar dan dalam, sinar mata sayu
Mental cengeng
Feces lunak atau diare
Rambut hitam, tidak mudah dicabut
Jaringan lemak sedikit atau bahkan tidak ada, lemak subkutan menghilang
hingga turgor kulit menghilang
Kulit keriput, dingin, kering dan mengendur
Torax atau sela iga cekung
Atrofi otot, tulang terlihat jelas
Tekanan darah lebih rendah dari usia sebayanya
Frekuensi nafas berkurang
Kadar Hb kurang
Disertai tanda- tanda kekurangan vitamin

Tanda & Gejala Kwashiorkor

Wajah seperti bulan moon face


Pertumbuhan terganggu
Sinar mata sayu
Lemas-lethargi
Perubahan mental (sering menangis, pada
stadium lanjut menjadi apatis)
Rambut merah, jarang, mudah dicabut
Jaringan lemak masih ada
Perubahan warna kulit (terdapat titik merah
kemudian menghitam, kulit tidak keriput)

Dampak KEP Bagi Balita


Dari berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
KEP merupakan salah satu bentuk kurang gizi yang
mempunyai dampak menurunkan mutu fisik dan
intelektual, serta menurunkan daya tahan tubuh
yang berakibat meningkatnya resiko kesakitan dan
kematian terutama pada kelompok rentan biologis.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa KEP
merupakan salah satu bentuk kurang gizi yang
mempunyai dampak menurunkan mutu fisik dan
intelektual serta menurunkan daya tahan tubuh
yang berakibat meningkatnya resiko kesakitan dan
kematian terutama pada kelompok rentan biologis.

Penyebab Penyakit KEP

Penyebab Langsung :
Makanan

dan

penyakit

dapat

secara

langsung

menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak


hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi
juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi
sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi
kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh
cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah
dan akan mudah terserang penyakit.

Penyebab Tidak Langsung

a.

Ketahanan pangan keluarga yang kurang


memadai.

b.

Pola pengasuhan anak kurang memadai.

c.

Pelayanan kesehatan dan lingkungan


kurang memadai.

Marasmus

Kwashiorko
r

Kurang Vitamin A (KVA)


Vitamin A dibutuhkan untuk memelihara fungsi penglihatan,
pertumbuhan, reproduksi, perkembangan tulang, kekebalan,
mengurangi kesakitan dan kematian anak. Tanda-tanda klinis
dari kekurangan vitamin A adalah rabun senja, bintik Bitot,
dan xeropthalmia.
Kurang Vitamin A (KVA) merupakan penyakit sistemik yang
merusak sel dan organ tubuh dan menghasilkan metaplasi
keratinasi pada epitel, saluran nafas, saluran kencing dan
saluran cerna. Penyakit Kurang Vitamin A (KVA) tersebar luas
dan merupakan penyebab gangguan gizi yang sangat
penting.
Prevalensi KVA terdapat pada anak-anak dibawah usia lima
tahun. Sampai akhir tahun 1960-an KVA merupakan
penyebab utama kebutaan pada anak.

Faktor-faktor Penyebab Kekurangan Vitamin


A Pada Anak-anak.

Penyebab langsung

- Vitamin A dan lemak rendah dalam konsumsi


- Kejadian diare dan campak tinggi
- Berat bayi lahir rendah
- Kekurangan vitamin A pada ibu
- Meneteki dalam waktu singkat dan pemeberian ASI tidak
eksklusif
- MP ASI tidak cukup dan cara pemberian makan tidak benar

Penyebab tidak langsung

- Infrastruktur kesehatan yang tidak memadai

- Produksi makanan sumber vitamin A rendah

- Tidak ada tanaman pekarangan

- Pemasaran/distribusi/penyimpanan makanan sumber


vit. A buruk

- Pola pengasuhan anak tidak benar

- Distribusi makanan, kesehatan dalam keluarga salah

- Pendidikan dan kesadaran ibu

Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI)


Pentingnya iodium dalam tubuh manusia
untuk metabolisme sudah dikenal sejak
abad lalu walaupun pengaruh positif
seaweed atau burntsponges (kaya iodium)
terhadap penyakit gondok sudah diketahui
sejak zaman purba di seluruh dunia.
Gondok
merupakan
suatu
gejala
pembesaran pada kelenjar tiroid yang
terjadi
akibat
respons
terhadap
defisiensi/kekurangan iodium.

Kebutuhan Iodium

Dewasa 150 mikrogram/hari

Ibu hamil 175 mikrogram/hari

Ibu menyusui 200 mikrogram/hari

Macam-macam Gangguan Akibat GAKI


Pada Dewasa
-Gondok dan segala Komplikasinya
-Hipotiroid
-Gangguan Fungsi Mental

Pada Anak dan Remaja


-Gondok Gangguan Fungsi Mental
-Gangguan Perkembangan Fisik

Anemia (<< Besi/Fe)


Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah
merah berada dibawah normal
Sel

darah

merah

mengandung

hemoglobin,

yang

memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru


dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga
darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai
yang diperlukan tubuh.

Penyebab Anemia
Perdarahan hebat
a. Akut (mendadak)
Kecelakaan
Pembedahan
Persalinan
Pecah pembuluh darah
b. Kronik (menahun)
Perdarahan hidung
Wasir (hemoroid)
Kanker atau polip di saluran pencernaan
Tumor ginjal atau kandung kemih
Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
1.

Penyebab Anemia
2. Berkurangnya pembentukan sel darah
merah
- Kekurangan zat besi
- Kekurangan vitamin B12
- Kekurangan asam folat
- Kekurangan vitamin C
- Penyakit kronik

Penyebab Anemia
3. Meningkatnya penghancuran sel darah
merah
- Pembesaran limpa
- Kerusakan mekanik pada sel darah
merah

Akibat Anemia
1.

Anak-anak :

Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.


Menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak.
Meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan
tubuh menurun.

2.

Wanita :

Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit.


Menurunkan produktivitas kerja.
Menurunkan kebugaran.

Akibat Anemia
3.Remaja putri :
Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
Mengakibatkan muka pucat.

4.Ibu hamil :

Menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan.


Meningkatkan risiko melahirkan Bayi dengan Berat Lahir Rendah atau BBLR
(<2,5 kg).
Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan/atau
bayinya.

Kelebihan Gizi
Obesitas
Adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan
kalori dan ditandai dengan akumulasi jaringan
lemak secara berlebihan diseluruh tubuh
Merupakan
keadaan
patologis
dengan
terdapatnya
penimbunan
lemak
yang
berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi
tubuh
Gizi lebih (over weight) dimana berat badan
melebihi berat rata-rata namuntidak selalu
identik dengan obesitas

Penyebab obesitas

Perilaku makan yang berhubungan


dengan faktor keluarga dan lingkungan
Aktivitas fisik yang rendah
Gangguan psikologis (bisa sebagai sebab
atau akibat)
Laju pertumbuhan yang sangat cepat
Genetik atau faktor keturunan
Gangguan hormon

Gejala Obesitas

Terlihat sangat gemuk


Lebih tinggi dari anak normal
Dagu ganda
Buah dada seola-olah berkembang
Perut menggantung
Penis terlihat kecil

Definisi Antropometri
Antropometri adalah ilmu yang mempelajari
berbagai ukuran tubuh manusia.Dalam bidang ilmu
gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran
yang sering digunakan adalah berat badan dan
tinggi badan. Selain itu juga ukuran tubuhlainnya
seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah
kulit, tinggi lutut,lingkaran perut, lingkaran pinggul.
Ukuran-ukuran antropometri tersebut bisaberdiri
sendiri untuk menentukan status gizi dibanding
baku atau berupa indeksdengan membandingkan
ukuran lainnya seperti BB/U, BB/TB. TB/U.

Untuk penilaian status gizi, antropomteri


disajikan dalam bentuk indeks yang
dikaitkan dengan variabel lain. Variabel
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Umur
Umur sangat memegang peranan dalam
penentuan status gizi, kesalahan
penentuan akan menyebabkan
interpretasi status gizi yang salah.

b. Berat badan
Berat badan sangat peka terhadap
perubahan yang mendadak baik karena
penyakit infeksi maupun konsumsi
makanan yang menurun.
c. Tinggi badan
Tinggi badan sangat baik untuk melihat
keadaan gizi masa lalu terutama yang
berkaitan dengan keadaan berat badan
lahir rendah dan kurang gizi pada masa
balita.

Syarat-syarat yang mendasari


penggunaan Antropometri

1. Alat mudah didapat dan digunakan


2. Pengukuran dapat dilakukan berulangulang dengan mudah dan objektif
3. Pengukuran tidak selalu harus oleh tenaga
khusus profesional, dapat oleh tenaga lain
setelah mendapat pelatihan
4. Biaya relatif murah
5. Hasilnya mudah disimpulkan, memilikicutt
of pointdan baku rujukan yang sudah pasti
6. Secara ilmiah diakui kebenarannya

Keunggulan Penggunaan Antropometri

1. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam


jumlah sampel cukup besar
2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
3. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan
dibuat di daerah setempat
4. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di
masa lampau
6. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan
baik, karena sudah ada ambang batas yang jelas
7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode
tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya
8. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan
terhadap gizi

Kelemahan penggunaan Antropometri

1. Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi


dalam waktu singkat, tidak dapat membedakan kekurangan
zat gizi tertentu, misal Fe dan Zn
2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan
penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan
sensitivitas pengukuran antropometri
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat
mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran
4. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil
pengukuran (fisik dan komposisi jaringan), analisis dan asumsi
yang keliru
5. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: latihan
petugas yang tidak cukup, kesalahan alat, kesulitan
pengukuran

Status Gizi Anak


adalah keadaan kesehatan anak yang
ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik
energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh
dari pangan dan makanan yang dampak
fisiknya diukur secara antroppometri
( Suharjo, 1996), dan dikategorikan
berdasarkan standar baku WHO-NCHS
dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB

Indikasi pengukuran dari variabel status


gizi
1. Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran
Tinggi Badan (TB) Dilakukan oleh petugas klinik gizi
sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan yang baik dan
benar penggunaan timbangan berat badan dan
meteran tinggi badan (mikrotoise)
2. Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal
penimbangan BB dan Pengukuran TB, kemudian
dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari
data identitas anak pada sekolah masing-masing,
dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1
tahun adalah 12 bulan.

RUMUS Z-SCORE
Z- SCORE
=

Nilai individu subjek- Nilai Median Baku


Rujukan
Nilai Simpang Baku Rujukan

38

Contoh
Diketahui berat badan anak 3,6 kg
dengan tinggi 61.hitung BB/TB menurut
z-score
Dari tabel diperoleh dengan TB 61 cm
median BB= 5,9 kg dan 1 SD dibawah
median = 5,9 5 =0,9.
Jadi untuk BB/TB:
Zscore=(3,6- 5,9)/0,9= -2,5 SD
Jadi tersebut termasuk kurus

40

Indeks yang digunakan

No

BB/U

TB/U

Interpretasi

BB/TB

Rendah

Rendah

Normal

Normal, dulu kurang gizi

Rendah

Tinggi

Rendah

Sekarang kurang ++

Rendah

Normal

Rendah

Sekarang kurang +

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Tinggi

Rendah

Sekarang kurang

Normal

Rendah

Tinggi

Sekarang lebih, dulu kurang

Tinggi

Tinggi

Normal

Tinggi, normal

Tinggi

Rendah

Tinggi

Obese

Tinggi

Normal

Tinggi

Sekarang lebih, belum obese

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :


Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Aplikasi Antropometri di Indonesia


Penggunaan antropometri sebagai alat ukur
status gizi semakin luas digunakan dalam
program gizi, antara lain:
1. Kualitas sumber daya manusia
2. Penilaian status gizi
3. Pemantauan pertumbuhan anak
4. Survey nasional vitamin A
5. Pemantauan Status Gizi
6. Kegiatan di klinik
7. Pemantauan status gizi orang dewasa

Anda mungkin juga menyukai