kertas
naftalen
Bersihkan dan keringkan pipa kapiler
Termometer
Pipa kapiler
Berisi naftalen
Gelas kimia
Berisi aaquades
PENENTUAN VISKOSITAS
Spindel
Berputar
Wadah sampel
Hasil Pengamatan :
Berdasarkan percobaan kali ini di dapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel.1.Hasil Pengamatan Penentuan Titik Leleh.
Percobaan
Hasil Pengamatan
Tawal Aquades : 260C
Tawal Lelehan : 770C
Titik Leleh
Takhir Lelehan : 860C
(Sumber : Yuni Qurrota Ayun,Meja 8,2012)
Tabel.2.Hasil Percobaan Penentuan Viskositas
Percobaan
Hasil Pengamatan
Sampel : Sirup Markisa
Spindel : 3
Hasil : 0,6 dPas
Sampel : Kecap Sedap
Viskositas
Spindel : 1
Hasil : 16 dPas
Sampel : Selai Pasar
Spindel : 2
Hasil : 290 dPas
(Sumber : Yuni Qurrota Ayun,Meja 8,2012)
Pembahasan :
Pada percobaan penentuan titik leleh kali ini menggunakan pipa kapiler
yang berfungsi sebagai wadah tempat naftalena di lelehkan dan juga
menggunakan termometer untuk mengukur suhu ketika naftalen meleleh.
Kemudian didapatkan hasil titik leleh naftalena yaitu 860C. Naftalena adalah
hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk padatan berwarna putih dengan rumus
molekul C10H8 dan berbentuk dua cincin benzena yang bersatu. Senyawa ini
bersifat volatil, mudah menguap walau dalam bentuk padatan. Uap yang
dihasilkan bersifat mudah terbakar. Naftalena paling banyak dihasilkan dari
destilasi tar batu bara, dan sedikit dari sisa fraksionasi minyak bumi. Naftalena
merupakan suatu bahan keras yang putih dengan bau tersendiri, dan ditemui
secara alami dalam bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak.
Naftalena adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatik
hidrokarbon, tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalena memiliki kemiripan sifat
yang memungkinkanny amenjadi aditif bensin untuk meningkatkan angka oktan.
Adapun sifat fisik naftalena adalah Massa molar 128,17052 g , kepadatan 1,14 g
/ cm , titk lebur 80,26C, 353 K, 176F, titik beku 80,5o titik didih 218C, 491
K, 424 F, kelarutan dalam air 30 mg / L. Naftalena digunakan sebagai reaksi
intermediet dari berbagai reaksi kimia industri, seperti reaksi sulfonasi,
polimerisasi, dan neutralisasi. Selain itu, naftalena juga berfungsi sebagai
fumigan (kamper, dsb), surfaktan dsb.
Kamfer dan naftalena ternyata berbeda, perbedaannya dapat dilihat dari sifat
fisik dari kedua zat titik beku kamfer 179,8. titik didih 204,0 dan mempunyai
runus kimia C10H16O.
Titik leleh didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah
menjadi cairan pada tekanannya satu atmosfer. Titik leleh suatu zat padat tidak
mengalami perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan. Titik
beku adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatannya. Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan
tekanan uap dipermukaan.
Salah satu sifat zat adalah adanya gaya tarik menarik antar partikel. Terdapat
dua macam gaya tarik menarik antar partikel, yaitu kohesi dan adhesi.
Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang sejenis. Kohesi
dipengaruhi oleh kerapatan dan jarak antarpartikel dalam zat. Dengan demikian,
kamu pasti tahu bahwa gaya kohesi zat padat lebih besar dibandingkan dengan
zat cair dan gas. Gaya kohesi mengakibatkan dua zat bila dicampurkan tidak
akan saling melekat. Contoh peristiwa kohesi adalah tidak bercampurnya air
dengan minyak, tidak melekatnya air raksa pada dinding pipa kapiler, dan air
pada daun talas.
Adhesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang tidak sejenis.
Gaya adhesi akan mengakibatkan dua zat akan saling melekat bila dicampurkan.
Contohnya bercampurnya air dengan teh/kopi, melekatnya air pada dinding pipa
kapiler, melekatnya tinta pada kertas, dll.
Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang
bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda
itu. Tegangan permukaan zat cair diakibatkan karena gaya yang bekerja pada zat
cair tersebut. Dalam keadaan diam, permukaan zat cair akan membuat gaya tarik
ke segala arah, kecuali ke atas. Hal itulah yang menyebabkan adanya tegangan
permukaan. Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung
untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang
adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya
dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan
yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa
kapiler. Tegangan permukaan menyebabkan suatu perbedaan tekanan antara
gelembung sabun atau tetesan zat cair bagian dalam dan bagian luar. Tegangan
permukaan suatu zat cair yang bersentuhan dengan uapnya sendiri atau udara
hanya bergantung pada sifat-sifat dan suhu zat cair itu. Tegangan permukaan
inilah yang menyebabkan tetes-tetes cairan cenderung berbentuk bola. Saat
tetesan terbentuk, tegangan permukaan berusaha meminimalkan luas
permukaannya sehingga permukaannya tertarik dan membentuk bola. Tegangan
permukaan ini juga yang menyebabkan serangga dan benda-benda ringan tidak
tenggelam, titik-titik air di daun cenderung untuk membulat, dan daun teratai
dapat terapung di permukaan air danau.
sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
2. VT-04
absolut cairan dalam volume sampel kecil. Cone dan plate memberikan presisi
yang diperlukan untuk pengembangan data rheologi lengkap. Ada beberapa hal
yang mempengaruhi akurasi dari alat ini, misalnya:
1. Dipakai pada cone dan plate
2. ukuran sample
3. waktu yang dibutuhkan untuk memungkinkan sampel untuk menstabilkan
pada pelat sebelum terbaca
4. kebersihan kerucut dan plat
5. jenis bahan, tinggi atau rendah viskositas, ukuran partikel
6. tipe cone, cone rentang yang lebih rendah memberikan akurasi yang lebih
tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Penuntun
Praktikum
Kimia
LAMPIRAN
I. SELAI
Selai adalah produk makanan yang kental atau setengah padat dibuat dari
campuran 45 berat buah (cacah buah) dan 55 bagian berat gula. Menurut definisi
SNI (Standar Nasional Indonesia) (1995), selai buah adalah produ kpangan semi
basah, yang merupakan pengolahan bubur buah dan gula yangdibuat dengan
campuran 45 bagian berat buah dan 55 bagian berat gula denganatau tanpa
penambahan bahan makanan tambahan yang diizinkan. Sedangkan menurut
Food & Drug Adminstration (FDA) mendefinisikan selai sebagai produk olahan
buah-buahan, baik berupa buah segar, buah beku, buah kaleng maupun
campuran ketiganya. Campuran ini kemudian dipekatkan sehingga hasil
akhirnya mengandung total padatan minimum 65%. Bila dilihat dari
viskositasnya, selai merupakan makanan semi padat. Selai termasuk dalam
golongan makanan semi basah berkadar air sekitar 15-40 % dengan tekstur yang
lunak dan plastis. Pengertian yang lain adalah produk makanan yangterbuat dari
lumatan daging buah-buahan dicampur dengan gula denganperbandingan 3:4.
Campuran ini kemudian dipanaskan dengan suhu tertentuhingga mencapai
kekentalan tertentu. . Kadar kekentalan atau padatan terlarut(soluble solid )
diukur dengan refraktometer. Sifat daya tahan selai ditentukanoleh berbagai
faktor, yaitu:
1. Kandungan gula yang tinggi, biasanya 65-75% bahan terlarut.
2. Keasaman tinggi dengan pH sekitar 3.1-3.5
3. Nilai aw sekitar 0.75-0.83.
4. Suhu tinggi sewaktu pemanasan atau pemasakan (1050C 106
0
C),kecuali pada evaporasi dan pengendapan dengan suhu rendah.
5. Pengisian panas ke dalam wadah yang kedap udara (hot filling).
Pembentukan selai terjadi dalam satu rentang pH yang sempit. pHoptimum yang
dikehedaki dalam pembuatan selai berkisar 3,103,46. Apabilaterlalu asam akan
terjadi sineresis yakni keluarnya air dari gel sehinggakekentalan selai akan
berkurang bahkan sama sekali tidak terbentuk gel. Struktur khusus dari produk
selai buah-buahan disebabkan karena terbentuknyakompleks gel pektin-gulaasam. Mekanisme pembentukan gel dari pektin-gula-asam air adalah dalam satu
substrat buah-buahan asam, pektin adalah koloidyang bermuatan negatif.
Pemilihan buah sebelum diproses menjadi selai harusdiperhatikan karena tingkat
kematangan buah (matang dan pra-matang)mempengaruhi tingkat viskositas
pada selai. Kerusakan yang umumnya seringterjadi pada selai adalah
1. Terbentuknya kistal-kristal karena bahan yang terlarut terlalu banyak
2. Gel besar dan kaku disebabkan kadar gula yang rendah atau pektinyang
tidak cukup
3. Gel yang kurang padat dan menyerupai sirup karena kadar gula
yangterlalu
tinggi dan tidak seimbang dengan kandungan pektin
satuan
persyaratan
% (b/b)
-
Normal
Normal
Normal
Renyah
Min. 65
Sesuai label
Sesuai SNI 01-02221995
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Maks.1,0
Maks.10,0
Maks.40,0
Maks.40,0
II. KECAP
Kecap manis merupakan salah satu produk ol ahan kedelai yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Tidak hanya popular, tetapi kecap
manis sangat bermanfaat bagi kesehatan. Menurut Suprapti (2005), kecap manis
merupakan produk olahan yang teksturnya kental, berwarna coklat kehitaman,
dan digunakan sebagai penyedap makanan. Tingginya kadar gula dan viskositas
yang tinggi pada kecap manis ini disebabkan adanya penambahan gula dalam
proses pembuatannya. Sebagian besar dari kecap di Indonesia menunjukkan
adanya perbedaan kandungan gula, kandungan asam, dan konsentrasi asam
amino yang berhubungan dengan perlakuan fermentasi.
Komponen terbesar kecap manis adalah karbohidrat, terutama sukrosa,
glukosa, dan fruktosa. Kecap manis memiliki kandungan asam amino cukup
tinggi, karena kecap manis terbuat dari kacang kedelai yang memiliki kandungan
protein yang tinggi (Santoso, 1994). Kecap manis mengandung gula lebih
banyak (26-61%) dibandingkan kecap asin (4-19%) (Judoamidjojo, 1987).
Kecap manis di Indonesia berbeda dengan kecap Cina dan Kecap Jepang.
Perbedaan utamanya terletak pada penambahan gula kelapa dan remp ahrempah, sehingga flavor dari kecap manis adalah manis, asin, beraroma rempah (
spicy), dan gurih. Sementara itu, flavor utama pada kecap Cina dan Jepang
adalah asin dan gurih (Apriyantono et al., 1996).
Sebagian besar kecap Indonesia menunjukkan perbedaan kandungan gula,
komposisi asam, dan konsentrasi asam amino yang berhubungan dengan
perlakuan fermentasi. Selain itu, kecap yang bermutu tinggi berkadar garam
18%, gula minimal 40% dan pH-nya berkisar antara 4,7-4,8 (Buckle et al.,
1988). Untuk syarat mutu kecap manis dapat dilihat pada tabel
Tabel 3. Spesifikasi persyaratan mutu kecap manis (SNI 01-2543-1999)
No.
Kriteria uji
satuan
persyaratan
1
Keadaan
1.1 Bau
Normal, khas
1.2 Rasa
Normal, khas
2
Protein (N x 6,25), b/b
Min. 2,5%
3
Padatan terlarut, b/b
Min. 10%
4
NaCl (garam), b/b
Min. 3%
5
Total gula (dihitung
sebagai sakarosa), b/b
Min. 40%
6
Bahan tambahan makanan
6.1 Pengawet
1) Benzoat atau
mg/kg
Maks. 600
2) Metil para hidroksi
benzoat
mg/kg
Maks. 250
3) Propil para hidroksi
bezoat
mg/kg
Maks. 250
6.2 Pewarna tambahan
Sesuai SNI 01-022
7
Cemaran logam
7.1 Timbal (Pb)
mg/kg
Maks. 1,0
7.2 Tembaga (Cu)
mg/kg
Maks. 30,0
7.3 Seng (Zn)
mg/kg
Maks. 40,0
7.4 Timah (Sn)
mg/kg
Maks. 40,0
7.5 Raksa (Hg)
mg/kg
Maks. 0,05
8
Cemaran arsen (As)
mg/kg
Maks. 0,5
9
Cemaran mikroba
9.1 Angka lempeng total
Koloni/g
Maks. 105
9.2 Bakteri koliform
APM/g
Maks. 102
9.3 E. coli
APM/g
<3
9.4 Kapang/khamir
Koloni/g
Maks. 50
Sumber: SNI 01-3543-1999
III.SIRUP
Sirup adalah sejenis minuman berupa larutan yang kental dengan citarasa
yang beraneka ragam. Berbeda dengan sari buah penggunaan sirup tidak dapat
langsung diminum tetapi harus di encarkan terlebih dahulu. Pengenceran
diperlukan karena kadar gula dalam sirup yang terlalu tinggi yaitu 55%-65%.
Pembuatan sirup dapat ditambah pewarna dan asam sitrat untuk menambah
warna dan cita rasa. (Satuhu,2004)
Berdasarkan bahan baku utama sirup dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: sirup
essence, sirup yang cita rasanya di tentukan oleh essence yang ditambahkan,
misalnya essence jeruk, essence mangga, essence nanas; Sirup glukosa, hanya
mempunyai rasa yang manis saja, sering juga disebut gula encer. Sirup ini
biasanya tidak langsung dikonsumsi melainkan sebagai bahan baku industri
minuman saribuah. Sirup glukosa dapat dibuat dari tepung kentang, tepung beras
dan lain-lain; Sirup buah, sirup yang rasanya ditentukan oleh bahan bakunya
yaitu buah segar. Misalnya jambu,markisa, mangga, nanas dan lain-lain.
(Satuhu,2004).
Beberapa hal yang ikut menentukan kualitas sirup antara lain adalah : gula,
kadar gula dalam sirup akan mempengaruhi kualitas sirup tersebut. Penggunaan
sakarin atau siklamat akan sangat merugikan (berkaitan dengan akibat yang
ditimbulkan); Endapan, adanya endapan dalam sirup akan menimbulkan kesan
negatif. Misalnya sirup terkesan kotor (dibuat melalui proses yang kurang
higienis) atau sirup melewati masa simpannya (sudah rusak, kadaluarsa) ; Cita
rasa dan aroma, cita rasa dari sirup akan menunjukan tingkat kesegaran dan
keaslian dari bahan baku yang digunakan; Kualitas bahan baku, kualitas bahan
baku yang digunakan dalam pembuatan sirup akan sangat menentukan kualitas
sirup yang dihasilkan; Kemasan produk, jenis dan cara pengemasan yang tepat
(baik,bersih,benar) akan dapat meningkatkan penilaian (image) konsumen
terhadap kualitas sirup yang dikemas didalamnya (Haryoto,1998).
Syarat mutu sirup berdasarkan standar nasional Indonesia adalah sebagai
berikut:
Tabel4. Syarat Mutu Sirup.
No.
Uraian
Persyaratan
Kadar gula minimum
Mutu I 65%
1.
Mutu II 55%
2. Zat warna untuk makanan
Yang diperbolehkan
3. Pemanis buatan
Negatif
4. Bahan pengawet (asam benzoat)
Maksimal 250mg/kg
5. Asam salisilat
Negatif
6. Logam berbahaya (Cu,Hg,Pb,As)
Negatif
7. Bakteri Colli
Negatif
8. Jamur ragi
Negatif
Sumber: SNI 01-3541-1994
Proses pembuatana sirup dapat dilakukan dengan 2 cara. Pembuatan sirup
secara umum yaitu buah yang matang optimal disortasi, kemudian buah dicuci
dan dikupas. Pada saat pengupasan buah hanya diambil daging buahnya saja.
Daging buah kemudian dihancurkan. Setelah menjadi bubur buah kemudian
disaring dengan dilakukan pengepresan. Ekstrak buah ditambahkan gula setelah
itu dipanaskan sampai mengental. Setelah itt produk siup dimasukan kedalam
botol yang telah disterilkan.