RIOS STEVEN
61112003
ALADIN
61112023
ELVANO ORINDA
61112025
REZKI NAZRI
61112026
TEGUH DHARMA IRIADY 61112036
NURUL RAHMI
61112049
LIDWINA NISLILI MANAO
61112057
DEPI NOPANIA UTAMI
61112058
MAIYUSVELA EKA CRISNA 61112081
DWIKI SURYA PRAYOGA 61112087
NOVA AYU SRIWIRAWAN 61112105
SARNI KURNIATI
61112106
Dosen Pembimbing : dr.Nopri
Esmiralda
SKENARIO
4
TERMINOLOGI ASING
Acute apendisitiis
Laparatomi
Defans muscular
ANALISA MASALAH
1. Mengapa Tn.Budi mengeluh sakit perut, demam, dan muntah
muntah sejak 10 hari yang lalu ?
2. Bagaimana interprestasi hasil pemeriksaan fisik Tn.Budi ?
3. Mengapa pada pemeriksaan laboratorium ditemukan
leukositosis ?
4. Mengapa dr. segera memasang infus, mempuasakan pasien,
NGT, kateter dan memberikan antibiotik ?
5. Mengapa dr. puskesmas memberikan analgetik
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu memahami, mengerti
dan menjelaskan tentang acute apendisitis :
a. Definisi
b. Epidemiologi
c. Klasifikasi
d. Etiologi
e. Patofisiologi
f. Manifestasi klinis
g. Penegakan diagnosa
h. Diagnosa banding
i. Penatalaksanaan
j. Komplikasi
k. prognosis
SKEMA
ACUTE APENDISITIS
DEFINISI
Apendicitis adalah suatu peradangan apendik yang
dapat menyebabkan nyeri abdomen yang dapat
menimbulkan sensasi subyektif tidak menyenangkan
yang di rasakan disetiap regio abdomen, biasanya
nyeri yang di timbulkan dengan onset mendadak
dan nyeri alih. (at a galance ilmu bedah edisi. 3)
Apendicitis adalah kondisi dimana terrjadi infeksi di
umbai cacing. dalam kasus ringan dapat sembuh
tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan
laparotomy pada apendik yang terinfeksi. bila tidak
di rawat, maka angka kematian cukup tinggi di
karenakan peritonitis dan syok. (anonim, 2007
dalam docstoc,2010)
EPIDEMIOLOGI
KLASIFIKASI
1. Apendisitis akut
sederhana
2. Apendisitis
supuratif
3. Apendisitis akut
gangrenosa
ETIOLOGI
Penyebab tersering apendisitis akut
adalah :
1. Obstruksi
fekalit
merupakan
penyebab
umum obstruksi appendix, yaitu
sebesar 20 % pada anak dengan
appendisitis akut dan 30-40% pada
anak
dengan
dengan
perforasi
appendix.
2. Bakteriologi
sekitar 60 % cairan aspirasi yang
didapatkan dari bakteri jenis anaerob,
dibandingkan yg didapatkan dari 25%
cairan aspirasi yang normal.
Bakteri Anaerob
Eschericia coli
Bacterioides Fragilis
Pseudomonas Aeruginosa
Bacterioides Sp
Klebsiela Sp
Fusobacterium Sp
Clostridium Sp
Streptococcus Sp
Enterococcus Sp
Peptostreptococcus Sp
Patogenesis Appendicitis
Manifestasi Klinis
1. Anamnesis
Tanyakan identitas
Keluhan utama,misalnya nyeri perut
kuadran kanan bawah.
Nyeri pertama kali dirasakan daerah mana
Nyeri menetap atau menjalar
Nyeri saat melakukan apa(misalnya
batuk,defekasi,)
2.Pemeriksaan fisik
a.Inspeksi
b.Palpasi
Psoas sign
Obturator sign
Dunphy sign
Titik
mc.burney
Obturator sign
Psoas sign
active
Psoas sign
passive
3.Perkusi
Terdengar suara pekak hati menghilang akibat
perforasi
Nyeri ketok
4.Auskultasi
Bising usus biasa normal,tetapi jika terjadi
perforasi maka bising usus menghilang .
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
laboratorium: leukosit
meningkat.
netrofil>75%
Pemeriksaan lain:
1. CT-Scan abdomen =
melihat adanya
fecolith
Lumen
menyempit
DIANGNOSIS
BANDING
1. Gastroenteritis
2. Demam Dengue
3. Limfadenitis Mesenterika
4. Kelainan Ovulasi
5. Infeksi Panggul
6. Kehamilan di Luar Kandungan
7. Kista Ovarium Terpuntir
8. Endometriosis Eksterna
9. Urolitiasis Pielum/Ureter Kanan
10.Penyakit Saluran Cerna Lainnya
Penatalaksanaan
1.
Sebelum operasi
a. Observasi
Pasien diminta melakukan tirah baring
dan dipuasakan. Pasien diminta melakukan
tirah baring dan dipuasakan. Pemeriksaan
abdomen dan rectal serta pemeriksaan darah
(lekosit dan hitung jenis) diulang secara
periodic. Pada kebanyakan kasus, diagnosis
ditegakkan dengan lokalisasi nyeri di daerah
kanan bawah dalam 12 jam setelah timbulnya
keluhan.
b. Antibiotik : ampicilin, gentamisin
2.
3.
Operasi apendiktomi
Pasca operasi
Perlu dilakukan observasi tanda-tanda
vital untuk mengetahui terjadinya pendarahan
di dalam, syok, hipertermia, atau gangguan
pernafasan. Pasien dikatakan baik bila dalam
12 jam tidak terjadi gangguan. Satu hari
pascaoperasi pasien dianjurkan untuk duduk
tegak di tempat tidur selama 2x 30 menit.
Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan
duduk di luar kamar. Hari ke tujuh jahitan
KOMPLIKASI
Abses
merupakan
peradangan
appendiks yang berisi pus.
Perforasi
pecahnya appendiks yang
berisi pus sehingga bakteri
menyebar ke rongga perut.
Peritonitis
peradangan
peritoneum,
merupakan
komplikasi
berbahaya yang dapat terjadi
dalam bentuk akut maupun
kronis.
PROGNOSIS
DAFTAR PUSTAKA
i.