Anda di halaman 1dari 21

Pokok Bahasan 1

PRESPEKTIF UNDANG-UNDANG
DESA

Pelatihan Pra Tugas Tenaga Ahli


Pemberdayaan Masyarakat
2016

SPB 1.1 Visi Undang-Undang


Desa
Tujuan
Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:
Mengungkapkan visi dan semangat Undang-Undang Desa;
Membedakan antara kerangka atau paradigma desa lama dan desa baru.
Menjelaskan arah perubahan desa yang akan datang
Waktu
2 JP (90 menit)

Media
Media Tayang 1.1.1: Film Pendek Undang-Undang Desa
Lembar Kerja 1.1.1: Matrik Diskusi Kerangka Desa Lama dan Desa
Baru
Lembat Informasi 1.1.1: Paradigma Desa Baru

Metode
Studi kasus, Curah Pendapat, dan
Diskusi.

Apa yang yang terjadi dengan desa di

masa lalu?
Bagaimana pengaturan desa di masa lalu?
Mengapa lahir Undang-undang No. 6/2014
tentang Desa?
Apa visi dan semangat baru yang dibawa
oleh Undang-Undang Desa?
Apa dan bagaimana perbedaan dan
perubahan kebijakan dalam UndangUndang Desa jika dibandingkan dengan
pengaturan sebelumnya?

Lembar Kerja 1.1.1

Matrik Diskusi Kerangka Desa Lama dan Desa


Baru
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Unsur-Unsur

Dasar konstitusi
Dasar hukum
Visi-misi
Asas utama
Kedudukan
Kewenangan
Politik tempat
Posisi dalam
pembangunan
9. Model pembangunan
10 Karakter politik
.
11 Demokrasi
.

Desa Lama

Desa Baru

Visi dan Semangat


Undang-Undang Desa

Latar Belakang
Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan
mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pelaksanaan pengaturan Desa yang selama ini berlaku sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan zaman, terutama antara lain
menyangkut kedudukan masyarakat hukum adat, demokratisasi,
keberagaman, partisipasi masyarakat, serta kemajuan dan
pemerataan pembangunan sehingga menimbulkan kesenjangan
antarwilayah, kemiskinan, dan masalah sosial budaya yang dapat
mengganggu keutuhan NKRI.
Pasal 18B: 2: Negara mengakui dan menghormati kesatuankesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
diatur dalam undang-undang

Perbedaan dan Perubahan


Komponen

UU No. 32/2004
PP No. 72/2005

UU No 6/2014

Dasar
konstitusi

UUD 1945 Pasal 18


ayat 7

UUD 1945 Pasal 18 B ayat 2 dan


Pasal 18 ayat 7

Misi

Tidak ada

Negara melindungi dan


memberdayakan desa agar menjadi
kuat, maju, mandiri, dan
demokratis sehingga dapat
menciptakan landasan yang kuat
dalam melaksanakan pemerintahan
dan pembangunan menuju
masyarakat yang adil, makmur,
dan sejahtera

Asas

Desa menjadi
bagian dari
desentralisasi

Asas utama: rekognisi dan


subsidiaritas

Kedudukan

Desa berada dalam


sistem
pemerintahan
daerah

Desa berada dalam wilayah


kabupaten/kota

Komponen

UU No. 32/2004 PP
No. 72/2005

UU No. 6/2014

Jenis Desa

Hanya ada desa

Desa dan desa adat

Penataan
desa

Pembentukan,
penggabungan,
perubahan status
diputuskan oleh
Kabupaten/Kota dengan
Perda

Penataan desa diputuskan


dengan Perda setelah
memperoleh persetujuan
gubernur. Ini untuk mencegah
pemekaran.

Kewenangan Selain kewenangan asal


usul, menegaskan
tentang sebagian urusan
kabupaten/kota yang
diserahkan kepada desa

Selain kewenangan asal-usul,


ditegaskan kewenangan lokal
berskala desa

Masa
jabatan
kepala desa

6 tahun, 3 kali

6 tahun, 2 kali

Musyawarah Tidak ada


desa

Sebagai forum bersama


(pemerintah desa, BPD dan
masyarakat) yang
diselenggarakan BPD untuk

Kompone
n

UU No. 32/2004 PP
No. 72/2005

UU No. 6/2014

Sekdes

PNS

Non PNS. Yang PNS tetap


menjalankan tugas sampai
menunggu keluarnya PP
penempatan.

ADD

Sekurang-kurangnya 10%
dari total dana
perimbangan yang
diterima kabupaten/kota
setelah dikurangi belanja
pegawai

Paling sedikit 10% dari dana


perimbangan yang diterima
Kabupaten/Kota dalam
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus

Anggaran
dari APBN

Dalam bentuk bantuan


langsung masyarakat
yang bertempat di desa

Besaran alokasi anggaran


yang peruntukkannya
langsung ke Desa ditentukan
10% (sepuluh perseratus) dari
dan di luar dana Transfer
Daerah (on top) secara
bertahap.

Perspektif Baru, Asas Baru, Posisi Baru

Payung hukum
Asas utama
Tipe Desa
Kedudukan

Kepala desa
Posisi dan
peran
kabupaten/kota
Delivery
Politik tempat
Posisi dalam
pembangunan
Model
pembangunan
Pendekatan

Desa Lama
UU No. 32/2004 dan PP No.
72/2005
Desentralisasi-residualitas
Seragam, dan default
Pemerintahan yang berada
dalam sistem pemerintahan
kabupaten/kota (local state
government)
Sebagai kepanjangan tangan
Kabupaten/kota mempunyai
kewenangan yang besar dan luas

Desa Baru
UU No. 6/2014 tentang Desa

Target
Lokasi: Desa sebagai lokasi
proyek
Obyek

Mandat
Arena: Desa sebagai arena bagi orang
desa
Subyek

Government driven development


& community driven
development
Imposisi dan mutilasi sektoral

Village driven development

Rekognisi-subsidiaritas
Beragam: Desa dan Desa Adat
Pemerintahan masyarakat, hybrid antara
self governing community dan local self
government.
Sebagai pemimpin masyarakat
Kabupaten/kota mempunyai
kewenangan yang terbatas

Fasilitasi, emansipasi dan konsolidasi

Posisi Baru, Relasi Baru


Desa
Negara

Negara melakukan rekognisi (pengakuan dan


penghormatan) terhadap eksistensi desa
Negara memberikan atau menetapkan mandat urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
kepada desa
Negara melakukan redistribusi: uang dan sebagian aset
negara
Negara melakukan pembinaan, pemberdayaan dan
pengawasan terhadap desa

Warga

Desa menjadi basis sosial bagi warga masyarakat,


menjadi arena untuk merajut modal sosial
Desa menjadi arena politik dan pemerintahan bagi
warga
Desa menjadi arena perencanaan dan penganggaran
secara kolektif dan partisipatif
Desa memberikan pelayanan dasar kepada warga
Desa melakukan konsolidasi aset ekonomi lokal

Empat Pilar dan Misi UU Desa

Tujuan Pengaturan Desa


(Pasal 4)
a)

b)

c)
d)
e)
f)
g)

h)
i)

memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada


dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam
sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan
bagi seluruh rakyat Indonesia;
melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat
Desa;
mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk
pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;
membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif,
terbuka, serta bertanggung jawab;
meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna
mempercepat perwujudan kesejahteraan umum;
meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna
mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial
sebagai bagian dari ketahanan nasional;
memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi
kesenjangan pembangunan nasional; dan
memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.

Arah Baru, Peta Jalan Baru

Desa yang
maju,
kokoh,
mandiri

Kesejahteraan
rakyat

Azas dan Definisi Desa


Azas Pengaturan
(Pasal 3)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

rekognisi;
subsidiaritas;
keberagaman;
kebersamaan;
kegotongroyongan;
kekeluargaan;
musyawarah;
demokrasi;
kemandirian;
partisipasi;
kesetaraan;
pemberdayaan; dan
keberlanjutan.

Defenisi (Pasal 1 (1) & Jenis


Desa (Pasal 6)
Desa adalah desa dan desa adat atau
yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Penyebutan desa dan desa adat dapat
disesuaikan dengan penyebutan yang
berlaku di daerah setempat

Kedudukan Desa
UU 32/2004

UU Desa

Desa berada di dalam


dan di bawah
Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota

Pasal 5
Desa berkedudukan di
wilayah Kabupaten/Kota

Penjelasan tambahan:
Otonomi desa adalah
bagian dari otonomi
daerah yang
diserahkan ke desa.

Penjelasan tambahan:
Otonomi desa tidak lagi
menjadi sisanya otonomi
daerah (yang bersumber dari
hak berian), melainkan
menjadi wujud pengakuan
atas hak asal-usul yang
dimiliki desa (bersumber dari
hak bawaan)

Kewenangan Desa
UU No. 32/2004

UU No. 6/2014

Urusan pemerintahan yang sudah Kewenangan berdasarkan hak


ada berdasarkan hak asal-usul
asal usul
desa
Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan
kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya
kepada desa

Kewenangan lokal berskala Desa

tugas pembantuan dari


Pemerintah, pemerintah provinsi,
dan/atau
pemerintah kabupaten/kota

Kewenangan yang ditugaskan


oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota

urusan pemerintahan lainnya


yang oleh peraturan
perundangperundangan
diserahkan kepada desa

kewenangan lain yang ditugaskan


oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota sesuai
dengan ketentuan peraturan

Kewenangan Lokal Kunci Desa


Mandiri
No Mandat
Jenis kewenangan lokal
pembangunan
(UU Desa)
1
Pelayanan
Posyandu, penyediaan air bersih, PAUD,
dasar
sanggar belajar, sanggar seni budaya,
perpustakaan desa, dll.
2
Sarana dan
Jalan desa, jalan usaha tani, embung desa,
prasarana
rumah ibadah, sanitasi lingkungan, balai
rakyat, irigasi tersier, lapangan, taman
desa, dll.
3
Pengembanga Pasar desa, usaha kecil berbasis desa,
n Ekonomi
karamba ikan, lumbung pangan, benih,
lokal
ternak kolektif, energi mandiri, buah dan
sayur mayur, BUMDes, tambatan perahu,
wisata desa.
4
SDA dan
Hutan dan kebun rakyat, hutan bakau,

Sistem Pemerintahan Desa dalam UU


Desa
Prinsip dasar
PemerintahanDesa

Check and balances antara


Kepala Desa dengan Badan
Permusyawaratan desa.

Demokrasi perwakilan +
permusyawaran.

Proses demokrasi
partisipatoris melalui
Musdes

Musyawarah
Desa
(psl. 54)

Kepala Desa
(psl. 25 53)

Perangkat
Desa
(Pelayanan)

Panitia (adhok)

Dipilih
langsun
g

BUMDes
Lembaga
Kemasyarak
atan/Adat

RPJM-Desa
Asset Desa
Hal-hal
Strategis

RPJM-Desa dan
RKP-Desa
APB-Desa
Peraturan Desa
Kinerja
Pemerintah
Kerja Sama

Badan
Permusyawaratan
Desa (BPD) (psl. 55
-65)

Perwakilan
Bagian
Wilayah desa
yang dipilih
secara
Demokratis

Warga/Masyarak
at
Klp. Dengan
kepentingan
khusus
Bagian Wilayah
Desa

20

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai