Penguatan Pend Moral 02
Penguatan Pend Moral 02
MORAL MELALUI
PENUMBUHAN DAN
PEMBIASAAN SIKAP DAN
PERILAKU AHLAK MULIA
Seri Penguatan Pendidikan Ahlak
Pada Satuan Pendidikan
di Provinsi DKI Jakarta
TUJUAN
Peserta pelatihan diharapkan dapat
Memahami, menghayati betapa kaulitas pendidikan
Indonesia (Jakarta) masih sangat rendah.
Membangkitkan semangat dan motivasi diri untuk
memberikan peran yang terbaik bagi perbaikan
pendidikan di masing-masing sekolah.
Memahami dan menjelaskan betapa pentingnya
ahlak menjadi bagian inheren dalam kehidupan
manusia.
Berperan aktif dalam upaya penumbuhan dan
pembiasaan ahlak mulia di sekolah dan masyarakat.
Membina diri untuk menjadi teladan (roll model)
dalam kebaikan di mana dan kapan saja.
KERANGKA MATERI
Tujuan
Permasalah
Pendidikan di Indonesia
(Jakarta)
Dasar pemikiran
Realita kebutaan moral
Faktor pendorong
Pengertian Ahlak, Moral dan Etika
Strategi solusi
Strategi menumbuhkan/pembiasaan
Ahlak Mulia/ Budi Pekerti.
PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI
INDONESIA (JAKARTA)
Rendahnya
kualitas moral
remaja/pelajar
Rendahnya kualitas dan
daya saing pendidikan.
Rendahnya Kualitas Guru
KUALITAS GURU
HASIL UKG 2015:
Nilai rata-rata= 53,02,
Target Pemerintah= 5,5.
Rerata nilai profesional=54,77,
Rerata kompetensi pendagogik=
48,94,"
Sumber:
http://www.sekolahdasar.net/2016/01/inilah-hasil-uji-kompeten
si-guru-ukg.html#ixzz4Jlr4SZrG
Pendidikan
Moral
Penguatan Dasar
Akademik
Peningkatan Kualitas
Guru
DASAR PEMIKIRAN
01
Lanjutan
02
DI
SEKOLAH
BULLYING
MENYONTE
K
TDK
HORMAT
DI
MASYARAK
AT
SEX
BEBAS
KRIMINAL
MIRAS &
NARKOBA
FAKTOR PENDORONG
FAKTOR PENDORONG
LEBERALIS
ME
SEKULERIS
ME
EKSTERN
AL
MATERIALISM
E
HEDONISM
E
DEMORALISM
E
FAKTOR PENDORONG
TDK ADA
VISI & MISI
INTERNAL
KELUARG
A
PEND
RENDAH /
BERMASALAH
OVER
PROTECTION
HILANGNYA
KETELADAN
KESIBUKAN
ORANG TUA
FAKTOR PENDORONG
LEMAHNYA
IMAN
MALAS
INTERNAL
SISWA
MISKIN
KASIH
SAYANG
KRISIS
IDENTITAS
RENDAH
DIRI
PENGERTIAN AHLAK
Imam Ghazali:
sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan
gampang dan mudah tanpa memerlukan
pertimbangan dan pemikiran
AHLAK, bentuk jamak dari khuluqyang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku,
atau tabiat
Ahlak adalah kebiasaan sikap dan
perilaku keseharian seseorang
PENGERTIAN MORAL
Bahasa latin:
moresyaitu jamak dari katamosyang
berarti adat kebiasaan.
Kamus umum bahasa Indonesia:
moral adalah penentuan baik buruk
terhadap perbuatan dan kelakuan.
Moral adalah standar yang digunakan
untuk menentukan batas-batas dari
sifat, perangai, kehendak, pendapat atau
perbuatan yang secara layak dikatakan
benar atau salah, baik atau buruk
MORAL
Prinsip-prinsip tentang
benar dan salah, baik
dan buruk.
Kemampuan untuk
memahami perbedaan
antara benar dan
salah.
Ajaran atau
gambaran tingkah
laku yang baik.
Kecerdasan Moral
Michele Borba (2008: 4), adalah
kemampuan seseorang untuk memahami
hal yang benar dan yang salah, yakni
memiliki keyakinan etika yang kuat dan
bertindak berdasarkan keyakinan
tersebut, sehingga ia bersikap benar dan
terhormat.
Moral adalah sifat-sifat utama yang
dapat mengantarkan seseorang menjadi
baik hati, berkarakter , kuat, dan
menjadi warga negara yang baik.
PENGERTIAN ETIKA
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani,
Ethosyang berarti watak kesusilaan atau adat.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan
ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak.
Ki Hajar Dewantara menerangkan bahwa:
Strategi Solusi
Paradigma Berfikir
Melihat permasalahan moral dari sudut
pandang yang lebih komprehensif
Bahwa persoalan moral ini merupakan
persoalan kita semua dan menjadi
tanggung jawab bersama
Kita tidak bisa menyalahkan sepihak
bahwa sekolah yang salah
Sekolah memegang peran sentral setuju,
tapi harus dipahami bahwa sekolah
merupakan sistem terbuka,
Lembaga
pendidika
n
Keluarga
Masyarak
at
PERAN PEMERINTAH
Pemerintah/ Pemda harus memiliki standar
moral bagi rakyatnya.
Jangan biarkan individu menentukan standar
moral masing-masing,
Moral bukan urusan individu yang bersifat
subyektif dan relatif.
Ketika moral ditempatkan sebagai urusan
individu dan bersifat relatif maka yang
terjadi adalah konflik dan ceos.
Referensi dalam pembangunan sistem moral
adalah agama dan norma yang hidup dan
dijunjung tinggi oleh masyarakat.
Aparat keamanan mengawal dan menjamin
tegaknya moral di tengah masyarakat.
Penguatan Peran
Masyarakat
Moral
IDENTIFIKASI
PENUMBUHAN DAN
PEMBIASAAN AHLAK MULIA
SEBUAH
GERAKAN
RANAH PENDIDIKAN
MORAL
Kognitif (Pengetahuan Moral),
diarahkan sampai siswa mampu
melakukan penalaran berbasis moral,
baik dalam pengambilan keputusan
ataupun menyelesaikan masalah.
Afektif (Perasaan Moral), diarahkan
agar siswa mampu bersikap berbasis
moral ketika berhadapan dengan situasi
Psikomotor (Tindakan Moral), diarahkan
agar perbuatan merupakan aktualisasi
dari pikiran dan sikap yang berbasis
moral.
PENTINGNYA PENGETAHUAN
MORAL
Informasi yang dapat
mengantarkan seseorang pada
pengamalan akhlak mulia.
Dengan pemahaman yang jelas
tentang konsep akhlak,
seseorang akan memiliki pijakan
dan pedoman untuk
mengarahkan tingkah lakunya
sehari-hari, sehingga ia
memahami apakah yang
dilakukan benar atau tidak,
PPMS DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI DKI JAKARTA
LANGKAH SEKOLAH
MEMBENTUK SATGAS (MELIBATKAN
SEMUA UNSUR)
MENSOSIALISASIKAN SBG SEBUAH
GERAKAN
MENYUSUN PANDUAN BAGAIMANA
BERSIKAP DAN BERPERILAKU DI
SEKOLAH.
MENYUSUN PANDUAN BAGI ORANG
TUA MENUMBUHKAN DAN
MEMBIASAN AHLAK MULIA DI
RUMAH
lanjutan
ada dukungan dari semua pihak yang
terkait dalam mewujudkan kultur
akhlak mulia di sekolah,
ada keteladanan dari para guru dan
karyawan,
ada sinergi antara tiga pusat
pendidikan,
ada reward dan punishment,
dibutuhkan waktu yang lama dan
dilakukan secara berkelanjutan, serta
melibatkan semua mata pelajaran
yang diajarkan di sekolah.
DI SEKOLAH
DI RUMAH
kepada Allah
pada Diri Sendiri
kepada Orang Tua
kepada Guru
kepada Sesama
kepada Hewan
kepada Lingkungan
SLOGAN-SLOGAN (LOMBA
POSTER)