Atoniauterinew 131211075158 Phpapp01
Atoniauterinew 131211075158 Phpapp01
retensio plasenta,
plasenta restan,
inversio plasenta
Nama Kelompok
1. Siti N.S.
2. Nurul A.
3. Gitta W.
4. Elva P.S
5. Nur Isnaini
6. Shillatud D.
7. Heny P.
8. Erly B.
9. Rosy I.
10. Farrah D.
11. Ratna N.
Atonia Uteri
4.
5.
bekuan darah.
Bekuan darah yang
terperangkap di uterus akan menghalangi
kontraksi uterus yang efektif. berikan 10 unit
oksitosin IM.
7. Lakukan kateterisasi dan pantau cairan
keluar-masuk.
8. Periksa
kelengkapan
plasenta
Periksa
kemungkinan robekan serviks, vagina, dan
perineum.
9. Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan
uji beku darah.
10. Setelah perdarahan teratasi (24 jam setelah
perdarahan
berhenti),
periksa
kadar
hemoglobin :
Penanganan Khusus
1. Kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia
uteri.
2. Teruskan pemijatan uterus. Masase uterus
uterotonika.
4. Uterotonika
5. Jika
dan
lakukan
kebutuhan.Jika
berlangsung:
7. Bila
transfusi
perdarahan
sesuai
terus
PENATALAKSANAAN ATONIA
UTERI
Retensio
Plasenta
Plasenta akreta
inkarserata
Konsistensi uterus
Kenyal
Keras
cukup
Tinggi fundus
Sepusat
sepusat
Bentuk uterus
Discoid
agak globuler
discoid
Perdarahan
sedang-banyak
Sedang
sedikit/tidak ada
Tali pusat
terjulur sebagian
Terjulur
tidak terjulur
Ostium uteri
Terbuka
Konstriksi
terbuka
Separasi plasenta
lepas sebagian
sudah lepas
melekat seluruhnya
Syok
sering
Jarang
oleh
tarikan
kuat
Plasenta Manual
Placenta
Tekhnik
Sebaiknya dengan narkosa, untuk mengurangi
Tindakan
placenta
manual
dapat
menimbulkan komplikasi sebagai berikut :
Terjadi perforasi uterus
Terjadi infeksi akibat terdapat sisa
placenta atau membran dan bakteria
terdorong ke dalam rongga rahim
Terjadi perdarahan karena atonia uteri.
Plasenta Restan
Plasenta
Restan
adalah
tertinggalnya sebagian plasenta
(satu atau lebih lobus) dan uterus
tidak dapat berkontraksi secara
efektif
dan
keadaan
ini
menimbulkan perdarahan. Plasenta
Restan merupakan adanya sisa
plasenta yang sudah lepas tapi
belum
keluar
dan
ini
akan
menyebabkan perdarahan banyak.
Penanganan
Penemuan secara dini hanya mungkin dengan
melakukan
pemeriksaan
kelengkapan
plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus sisa
plasenta dengan perdaraahan post partum,
sebagian pasien akan kembali lagi ke tempat
persalinan dengan keluhan perdarahan.
Lakukan periksa dalam, keluarkan selaput
ketuban dan bekuan darah yang masih
tertinggal.
Lakukan masase uterus.
Jika ada perdarahan hebat, ikuti langkahlangkah pelaksanaan atonia uteri.
Insersio Uterus
Penatalaksanaan
Kaji ulang indikasi
Kaji ulang prinsip dasar perawatan dan pasang infus
Berikan petidin dan diazepam IV dalam semprit
berbeda secara perlahan-lahan, atau anestesia umum
jika diperlukan
Basuh uterus dengan larutan antiseptic dan tutup
dengan kain basah (dengan NaCl hangat) menjelang
operasi
Pencegahan inversi sebelum tindakan
Koreksi Manual
Pasang sarung tangan DTT
Pegang uterus pada daerah insersi tali pusat dan
masukkan kembali melalui servix. Gunakan tangan
lain untuk membantu menahan uterus dari dinding
abdomen. Jika plasenta masih belum terlepas, lakukan
plasenta manual setelah tindakan koreksi.
Koreksi Hidrostatik
Pasien dalam posisi trendelernburg-dengan
kepala lebih rendah sekitar 50cm dari perineum
Siapkan sistem bilas yang sudah di disinfeksi,
berupa selang 2m berujung penyemprot
berlubang lebar. Selang disambung dengan
tabung berisi air hangat 3-5 liter (atau NaCl atau
infus lain) dan pasang setinggi 2m.
Identifikasi fornik posterior
Pasang ujung selang douche pada fornik
posterior sampai menutup labia sekitar selang
dengan tangan
Guyur air dengan leluasa agar menekan uterus
ke posisi semula
Terima kasih