Anda di halaman 1dari 24

DEMAM TIFOID

L APORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Nn. A

No. MR

: 705582

Tanggal lahir

: 28 Februari 1996

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jl. Kajenjeng Raya no. 65, Makassar

KELUHAN UTAMA
DEMAM

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Keluhan demam dirasakan sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan mininggi
pada sore dan malam hari dan turun dengan pemberian obat penurun pasas. Demam awalnya
tidak terlalu dirasakan tinggi namun semakin lama semakin tinggi pada hari-hari berikutnya.
demam tidak disertai dengan keringat atau menggigil. Riwayat demam sebelumnya tidak ada.
Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan merasa lemah. Pasien tidak memperhatikan
apakah terdapat perubahan pada berat badannya. Batuk tidak ada, riwayat batuk tidak ada.
Sesak tidak ada. Mual ada, muntah tidak ada. Riwayat muntah tidak ada. Pasien juga mengeluh
nyeri ulu hati sejak 2 hari terakhir. Buang air besar belum selama 2 hari, riwayat bbuang air
besar warna hitam tidak ada. Buang air kecil tidak mengalami gangguan, lancar, volume cukup
dan warna kuning. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit yang
sama dikeluarga dan dan lingkungan sekitar disangkal. Pasien tidak berpergian ke daerah-daerah
tertentu sebelumnya. Riwayat jajan sembarangan ada saat di sekolah.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum

: Baik

Kesadaran: Compos mentis (GCS 15)


Berat badan : 47 kg
Tinggi badan : 152 cm
IMT: 20,34
Status Gizi

: Normal

Tanda vital
Tekanan Darah
Nadi

: 89 x / menit

Pernapasan
Suhu

: 110/70 mmHg

: 22 x / menit

: 37.8C

Kepala

Normosefali, tidak ada tanda trauma atau benjolan. Rambut hitam, tidak mudah

Mata

dicabut.
Konjungtiva kanan dan kiri tidak anemis, tidak ada sklera ikterik pada kedua mata, refleks cahaya

Telinga
Hidung
Tenggorok
Gigi dan Mulut

+/+, diameter pupil 2,5 mm/ 2,5 mm, strabismus -/-.


Bentuk normal, tidak ada sekret, cairan, luka maupun perdarahan. Fungsi pendengaran masih baik.
Bentuk aurikula normal,. Tidak terdapat sekret pada kedua lubang hidung, epistaksis (-).
Hiperemis (-), T1/T1.
Bibir kering (-), tidak ada sianosis dan tidak ada deviasi. Lidah kotor dengan tepi hiperemis. Gigi

Leher

geligi normal dan tidak ada karies.


Tidak tampak adanya luka maupun benjolan. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah

Thorax

bening.
Inspeksi: Pada keadaan statis dada terlihat simetris kanan dan kiri, pada pergerakan/dinamis
dinding dada terlihat simetris kanan dan kiri, tidak ada yang tertinggal, tidak terdapat retraksi atau
penggunaan otot pernapasan tambahan, Pembuluh darah dalam batas normal, buah dada tidak
ada kelainan, sela iga simetris kiri dan kanan
Paru :
Palpasi: Fremitus raba sama kuat kanan dan kiri. Iktus kordis tidak teraba.
Perkusi: Pada lapangan paru didapatkan bunyi sonor.
Paru Kiri : sonor
Paru Kanan : sonor
Batas paru hati : didapatkan pada ICS VI sebelah kanan.
Batas Paru Belakang Kanan : Liniea vertebrathoracal X
Batas Paru Belakang Kiri : Linea vertebrathoracal X
Auskultasi: Bunyi paru vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-.

Jantung

Inspeksi : iktus kordis tidak teraba


Palpasi : thrill tidak ada
Perkusi : Pekak
Batas Jantung:
Batas atas

: Incisura costalis space 2 parasternal kiri

Batas bawah: Incisura costalis space 6


Batas kanan : ICS 6 linea parasternal kanan
Batas kiri
Abdomen

: ICS 6 linea midclavikula kiri

Auskultasi : Bunyi jantung S1, S2 murni. Murmur (-). Gallop (-).


Inspeksi : Datar, ikut gerak nafas,dinding abdomen simetris, tidak terlihat penonjolan massa
ataupun adanya luka.
Palpasi : Hepar tidak teraba,Lien tidak teraba, distensi abdomen (-), defense muscular (-),
Nyeri tekan mcburney (-),
Perkusi : asites (-), Timpani

Punggung
Alat Kelamin
Anus dan Rectum
Ekstremitas atas
bawah
Kuku

Auskultasi : Bising Usus 7x/menit kesan Normal


Tampak normal. Tidak terlihat kelainan bentuk tulang belakang.
Tidak dilakukan pemeriksaan
Tidak dilakukan pemeriksaan
dan Akral hangat, tidak ada edema pada semua ekstremitas.
Sianosis (-). Pengisian kapiler <3 detik.

Tes
Darah Lengkap

Hasil

Satuan

Nilai Normal

Hemoglobin

11,91()

g/dl

12,00 - 16,00

Hematokrit

34,91()

37,00 - 47,00

Eritrosit

4,17

10^6/l

4,40 - 5,90

Leukosit

5.4

10^3/l

3,80 - 10,60

Hitung jenis

Basofil

0,3

01

Eosinofil

0,8

13

Limfosit

16,4

25 40

Monosit

10,5

28

Trombosit

314

10^3/l

150,000 - 440,000

Biokimia
SGOT (AST)

48()

u/l

<38

SGPT (ALT)

14

u/l

<41

Fungsi Ginjal
Ureum
Creatinine
Widal
S. typhi

21

mg/dl

10-50

0,80

mg/dl

L(<1.3);P(<,1.1)

O: pos 1/80; H : 1/60

S. paratyphi A

O: Neg; H:1/80

S. paratyphi B

O :Neg; H:1/160

S. paratyphi C

O:1/320;H: 1/80

Tubex Test (IgM salmonella)

Postif/6

DHF IgG/igM

Negatif

ASSESMENT
Diagnosis Kerja
Demam Tifoid

Diagnosis Banding
Demam Dengue

PLANNING
Pengobatan
Diet biasa
Infus NaCl 0,9 % 20 tetes/menit
Paracetamol 500 mg/8 jam/oral
Ceftriaxone 3 gram/ 24 jam/drips dalam NaCl 100cc
Omeprazole 40 mg/12jam/intravena
Neurodex 1 tablet/24jam/oral
Bedrest Total

Rencana Pemeriksaan
Kultur Darah dan Sensitivitas AB

Tanggal 21 Maret

Tanggal 22 Maret 2015

Tanggal 23 Maret 2015

Tanggal 24 Maret 2015

2015
S : demam (+), mual (+),

S : demam (-), mual (+),

S : demam (-), mual (+),

S : demam (-), mual (+),

muntah (-), pusing (-),

muntah (-), pusing (-),

muntah (-), pusing (-),

muntah (-), pusing (-),

menggigil (-), nafsu makan

menggigil (-), nafsu makan

menggigil (-), nafsu makan

menggigil (-), nafsu makan

turun, nyeri ulu hati (+)


O : KU : tampak sakit

turun, nyeri ulu hati (-)


O : KU : tampak sakit sedang

turun, nyeri ulu hati (+)


O : KU : tampak sakit sedang

turun, nyeri ulu hati (-)


O : KU : tampak sakit sedang

sedang

TD: 110/70 mmHg, nadi 82 x/

TD: 110/70 mmHg, nadi 90 x/

TD: 110/70 mmHg, nadi 90 x/

TD: 100/70 mmHg, nadi 88

menit, RR 24 x/menit, Suhu :

menit, RR 18 x/menit, Suhu :

menit, RR 18 x/menit, Suhu :

x/ menit, RR 24 x/menit,

36,8C, konjungtiva anemis (+), 36,8C, konjungtiva anemis (+), 36,8C, konjungtiva anemis (+),

Suhu : 38,7C, konjungtiva

nyeri tekan epigastrium (-),

anemis (+), lidah kotor (+), akral hangat


nyeri tekan epigastrium
(-), akral hangat
A : Susp.Demam typhoid
P : - Diet biasa
-

Infus NaCl 0,9% 20

A : Demam typhoid
P : - Diet biasa

A : Demam typhoid
P : - Diet biaasa

Paracetamol 500 mg/ 8 Omeprazole


Ceftriaxone 3 gram/24

Neurodex 1

Paracetamol 500 mg/ 8


Omeprazole

Ceftriaxone 3 gram/24

Neurodex 1
tablet/24jam/oral

akral hangat

Infus NaCl 0,9% 20 tetes /

A : Demam typhoid
P : - Diet biaasa
-

Paracetamol 500 mg/ 8

Omeprazole

Ceftriaxone 3 gram/24

Neurodex 1
tablet/24jam/oral

Omeprazole
40mg/12jam/intravena

jam/drips dalam NaCl 0.9%


-

Paracetamol 500 mg/ 8


jam/oral

40mg/12jam/intravena
-

Infus NaCl 0,9% 20 tetes /


menit

jam/oral

jam/drips dalam NaCl 0.9%


-

nyeri tekan epigastrium (-),

menit

40mg/12jam/intravena

jam/drips dalam NaCl


0.9%

jam/oral

40mg/12jam/intravena
-

Infus NaCl 0,9% 20 tetes /


menit

jam/oral
-

akral hangat

tetes / menit
-

nyeri tekan epigastrium (-),

Ceftriaxone 3 gram/24
jam/drips dalam NaCl 0.9%

Neurodex 1
tablet/24jam/oral

DISKUSI

DEFINISI
Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut
disebabkan oleh kuman gram negatif Salmonella
typhi. Selama terjadi infeksi, kuman tersebut
bermultiplikasi dalam sel fagositik mononuklear dan
secara berkelanjutan dilepaskan ke aliran darah

PATOGENESIS
Transplasenter
Oral Enteral

GAMBARAN KLINIK
Masa tunas : 1 3 mgg
Demam
Ggn sal. cerna
Ggn kesadaran

1. Demam :
Minggu I : meningkat, berangsur
Minggu II : merata
Minggu III : menurun, berangsur
Setiap hari, sore & malam lebih tinggi
Febris remitten
2 3 mgg lisis

2. Gangguan Saluran Cerna

Foetor ex ore

Bibir kering, terkelupas, pecah-pecah

Lidah kotor (Coated tongue)

Anorexia

Mual

Muntah

Meteorismus

Konstipasi / Diare

Hepatomegali / Splenomegali

3. Gangguan Kesadaran

Apati , Somnolen, Delier, Koma

Gejala lain :

Kulit & rambut kering


Bradikardi relatif
Roseola
Lesu, pusing & sakit kepala

LABORATORIUM
1. Darah Tepi :
Anemia ringan
Lekosit = normal, turun atau naik
Trombosit = normal

2. Bakteriologik :
Isolasi S. typhosa

Darah

mgg I

Tinja

mgg II

Urine

mgg III

4. Sumsum tulang :
Hiperaktif RES
5. Pemeriksaan Widal

TATALAKSANA
Tatalaksana Medikamentosa
Pilihan pertama :
Kloramfenikol / Tiamfenikol 100 mg/kgBB/hari selama 10 hari
golongan Fluoroquinolone selama 5-7 hari seperti Ciprofloksasin 20 mg/kgbb/hari selama 6 hari atau
Levofloksasin 10 mg/kgbb/hari selama 1-2 minggu. Namun golongan Fluoroquinolone tidak boleh diberikan
pada anak-anak (sampai usia 18 tahun). Maka dapat diganti dengan obat golongan Cephalosporin generasi
ketiga seperti Ceftriaxone. Pada orang dewasa yang resisten terhadap golongan Fluoroquinolone juga dapat
diberikan golongan Cephalosporin generasi ketiga seperti Ceftriaxone 3 gram dalam NaCl 100 cc diberikan
selama 30 menit perinfus sekali sehari, diberikan selama 3 hingga 5 hari

Pilihan lain :
Kotrimoxazole : trimetroprim 6mg/kgBB/hari 10 hari
Amoksisilin : 100 mg/kgBB/hari 10 hari
Sefriakson : 80 mg/kgBB/hari 5 hari

TATALAKSANA NONMEDIKAMENTOSA
1. Isolasi penderita dan disinfeksi pakaian dan ekskreta untuk mencegah penularan kuman ke
orang-orang sekitar pasien.
2. Bedrest.
Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali yaitu istirahat mutlak,
berbaring terus di tempat tidur. Seminggu kemudian boleh duduk dan selanjutnya boleh duduk
dan berjalan.
3. Perawatan yang baik dilakukan untuk mencegah komplikasi, mengingat sakit yang lama,
lemah, anoreksia dan lain-lain.
4. Pengaturan diet.
Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak
boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas. Susu 2
kali satu gelas sehari perlu diberikan. Jenis makanan untuk penderita dengan kesadaran menurun
ialah makanan cair yang dapat diberikan melalui NGT. Bila pasien sadar dan nafsu makan baik,
maka dapat diberikan makanan lunak.

KOMPLIKASI
1. Komplikasi Intestinal
Perdarahan UsusPergforasi Usus
Perforasi Usus

2. Komplikasi NonIntestinal
Komplikasi ekstra-intestinal yang terjadi karena lokalisasi peradangan
akibat sepsis (bakteremia) yaitu komplikasi hematologi, hepatitis tifosa,
pancreatitis tifosa, miokarditis, meningitis, dan lain lain. Dehidrasi dan
asidosis dapat timbul akibat masukan makanan yang kurang dan perspirasi
akibat suhu tubuh yang tinggi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai