Anda di halaman 1dari 15

NEGARA dan KELOLA

KONFLIK
Orasi Ilmiah Novri Susanto

Mega Kahdina
071614753011

Manusia sering berada pada situasi


konflik, dan sering kali juga manusia
tidak sadar akan hal tersebut
Tidak setiap individu paham apa itu
konflik!
Setiap individu memiliki define yang
berbeda2 tentang konflik
Keseharian kita adalah realitas konflik
yang menyusun sejarah peradaban
manusia menjadi realitas historis

Konflik

Peradaban

Penelitian untuk meneliti,


mendalami dan memberi
treatment atau intervensi agar
konflik tidak berdampak
desdruktif pada kehidupan kita
Ex : saat Indonesia baru saja
merdeka ada banyak konflik diantara
tiap2 kelompok yang punya
kepentingan atau ideology yang
berbeda.

4 unsur konflik
1. Agensi :Entitas / Actor
2. Kepentingan : keinginan-keinginan
subyektif dari setiap agensi yang
harus atau perlu diwujudkan oleh
sumber daya
( agensi menginginkan sumber
daya)
sumber daya material dan non
material.

Tindakan Konflik yang dilakukan agensi


untuk mendapat sumber daya
1. withdrawal = menark diri
2. Terserah saja
3. Kompromi
4. Contentious = action, tindakan keras
kepala, memakai kekerasan.
(kekerasan bukan irrrasionalitas. Ia adalah
produk yang dibangun di social kita)
5. Problem solving, sulit terrealisasi setiap
agensi yang terlibat di dalamnya memiliki visi
untuk memecahkan masalah yang ada. Agar
konflik yang ada bisa memberi dampak + ada
diri, lingkungan dan system masyarakat

Dimensi konflik

1.Konflik horizontal

(antar

masyaraat)

2.Konflik vertikal

(antara
masyarakat dan pemerintah)

Tipe konflik sosial yang tinggi di


Indonesia
1. Krimnalitas
2. Pertanahan
3. Sengketa keluarga (antar keluarga atu internalnya)
yang menghambat produktifitas keluarga
4. Kekerasan domestic / domestic volence Ex: ayah ke
anak, ibu ke ayah
5. Abuse authority = penyalahgunaan kekuasaan terjadi
dalam struktur politik, muncul dari manipulasi.
6. Konflik etnis religious tidak terlalu tinggi
intensitasnya, tp melibatkan kolektif yang besar
sehingga kita melihatnya sebagai permasaahan
tersendiri

Konsekuensi konflik
1. Konflik yang tidak terkelola : kecenderungan
berujung kekerasan, kerusakan system relasi
antar individu antau antar masyaraat.
kekerasan ada 2
1. Komunikas Ex : mengatakan negro
(bullying, cenderung diajarkan,
diinternalisasikan)
2. Fisik Ex : merusak, membunuh, melukai
2. Konflik yang terkelola = Intenden
consequence of conflict. Konfliknya kita
prediksi, lalu di intervensi dalam bentuk
terkelola. Menghasilkan perdamaian dan
sistem yang sustainable

Kesalahan fatal :
mengabaikan
konflik
Sebab konflik sebagai kualitas historis yang ada dalam
masyarakat, bagaimana Negara menciptakan pola konflik
yang bisa menghasilkan pola perdamaian ?

Konsep Negara dari sudut


pandang konflik
Cara negara melakukan tata kelola konflik
tanpa kekerasan

1. Kelembagaan otoritatif : memiliki


otoritas untuk regulasi
2. Pengelolal = goverement
3. Pelaksana kebijakan > Harus berbasis
common objetif / kepentingan public.
Kalau tidak pada ini akan ada konflik
yang muncul

Contoh pada masa orde baru


Orde baru = rezime kemiliteran, kekuasaan yang absolute dan
otoriter, dominan , cenderung korupsi berujung pada konflik
dan kekerasan. Kelembagaan dibagun secara salah.
Lalu diamankan dengan traditional security yang
merupakan 1)kekerasan Negara (Bisa bersifat + jika untuk
meneteramkan atau jika hanya untuk melindungi kepentingan
rezim otoriter dan jejaringnya ) ex pancasilayang didefinisikan.
2) Komunikasi yang bersifat monolitik Ex : pendefinisal
pancasila, kepentingan nasional, kepentingan umum, stabilitas
nasional dll. Jika ada ada tawaran atau diskusi khusus adalah
tindakan subversive. 3) Kontrol terhadap ruang public. Ex :
Khutbah gereja atau solat Jumat disesuaikan dengan
kepentingan negara. Negara bisa masuk sampai di dalam rumah.

Konsekuensi traditional security ini


1. Rusaknya Local wisdom. cara penyelesaian
konflik ala masyarakat di hancurkan. Sistem lama
dihancurkan namun system baru tidak bisa dterima
> muncul masyarakat yang gamang dan tanpa nilai
2. Akumulasi kepentingan politik, disimpan di
bawah alam sadar, mencitakan konsekuensi ke 3
3. Kerentanan Konfik kekerasan akibat terlalu
banyak akumulasi kekerasan, maka saat bertindak
ingin mendapatkan semua kepentingannya.
Ex : transisi dari orde baru yang butuh waktu 6 tahun.
Ada konflik poso, konflik Ambon dll.

Kelola konflik demokratis


Pasca otoritas orde baru Indonesia, masuk ke dalam
demokrasi yang mengharuskan negara melakukan
beberapa hal untuk mengelola konflik.
Demokarasi akan mampu menciptakan kapasitas Negara
dalam pengelolaan konflik yang konstruktif karena
dalam demokrasi mengutamakan non-violence.
1.Penataan ke tata pemerintahan kita Ex : reformasi
kepolisian, reformasi demokrasi, Pemilihan umum dll. Ini
merupakan fase awal pembentukan kelembagaan
pengelolaan konflik. Government pada dasarnya adalah
pengelolaan konflik
2. Penataan ulang kerangka legal. Undang-undang yang
menaungi kepentingan masyrakat banyak di
amandemen seperti undang-undang agraria,
pengadaan tanah dll. Undang-undang kerangka khusus

THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai