Anda di halaman 1dari 34

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM PERSYARAFAN
OLEH
ABRAHAM B. RUMAYARA,
S.Kep., Ns

GAMBAR SPINAL CORD

GAMBAR MEDULA SPINALIS

GAMBAR 31 RUAS SPINAL


CORD

GAMBAR SPINAL CORD

MEKANISME PENGHANTARAN
IMPULS
Impuls dapat dihantarkan melalui
beberapa cara, diantaranya melalui
sel saraf dan sinapsis.

1. Penghantaran Impuls Melalui Sel


Saraf
Penghantaran impuls baik yang
berupa
rangsangan
ataupun
tanggapan melalui serabut saraf
(akson) dapat terjadi karena adanya
perbedaan potensial listrik antara
bagian luar dan bagian dalam sel.

Pada waktu sel saraf beristirahat,


kutub positif terdapat di bagian luar
dan kutub negatif terdapat di bagian
dalam sel saraf.
Diperkirakan
bahwa
rangsangan
(stimulus) pada indra menyebabkan
terjadinya pembalikan perbedaan
potensial listrik sesaat.

Membran akan lebih permeabel, shg ion Na


ekstrasel masuk ke intrasel kenegatifan
intrasel berkurang penurunan beda potensial
ekstrasel & intrasel (DEPOLARISASI)
Depolarisasi akan meningkatkan permeabilitas
membran shg makin banyak ion Na ekstrasel
yang masuk ke intrasel dan depolarisasi makin
besar (LINGKARAN HODGKIN)
Bila peristiwa terus berlanjut, suatu saat
depolarisasi mencapai ambang letup shg
terbentuklah POTENSIAL AKSI; bila tidak
berlanjut akan kembali ke keadaan istirahat
(REPOLARISASI)
Potensial aksi yang menjalar IMPULS
pengantar faal/ikun/2007

14

Perubahan potensial ini (depolarisasi)


terjadi berurutan sepanjang serabut
saraf.
Kecepatan
perjalanan
gelombang
perbedaan
potensial
bervariasi antara 1 sampai dengan
120 m per detik, tergantung pada
diameter akson dan ada atau
tidaknya selubung mielin.

Bila impuls telah lewat maka untuk


sementara serabut saraf tidak dapat
dilalui oleh impuls, karena terjadi
perubahan potensial kembali seperti
semula (potensial istirahat).
Untuk dapat berfungsi kembali
diperlukan waktu 1/500 sampai
1/1000 detik.

Stimulasi yang kurang kuat atau di


bawah ambang (threshold) tidak akan
menghasilkan impuls yang dapat
merubah potensial listrik. Tetapi bila
kekuatannya di atas ambang maka
impuls akan dihantarkan sampai ke
ujung akson.
Stimulasi
yang
kuat
dapat
menimbulkan jumlah impuls yang lebih
besar pada periode waktu tertentu
daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui


Sinapsis
Titik temu antara terminal akson
salah satu neuron dengan neuron
lain dinamakan sinapsis. Setiap
terminal
akson
membengkak
membentuk tonjolan sinapsis. Di
dalam sitoplasma tonjolan sinapsis
terdapat
struktur
kumpulan
membran
kecil
berisi
neurotransmitter;
yang
disebut
vesikula sinapsis.

Neuron yang berakhir pada tonjolan


sinapsis disebut neuron pra-sinapsis.
Membran ujung dendrit dari sel
berikutnya yang membentuk sinapsis
disebut post-sinapsis.
Bila impuls sampai pada ujung neuron,
maka vesikula bergerak dan melebur
dengan
membran
prasinapsis.
Kemudian vesikula akan melepaskan
neurotransmitter berupa asetilkolin.

Asetilkolin
kemudian
berdifusi
melewati
celah
sinapsis
dan
menempel pada reseptor yang
terdapat
pada
membran
postsinapsis.
Penempelan
asetilkolin
pada reseptor menimbulkan impuls
pada sel saraf berikutnya.

Neurotransmitter
yang
pada
umummnya menginhibisi adalah
gamma aminobutyric acid (GABA)
pada jaringan otak dan glycine pada
medula
spinalis.
Serotinin
menghambat dan mengontrol tidur,
lapar dan mempengaruhi kesadaran.

Neurotransmitter yang bersifat


eksitasi adalah acetylcholine,
norepinephrine, dopamine,
glutamate dan histamine.

GAMBAR SINAPS

GAMBAR SINAPS

GAMBAR SINAPS

Alat Indera dan Reseptor


Modalitas Sensori

Reseptor

Alat Indera

Penglihatan

Sel batang &


kerucut

Mata

Pendengaran

Sel-sel rambut

Telinga, organ corti

Penghidu

Sel olfaktorius

Hidung

Kecap

Reseptor
kecap/papila kecap

Lidah

Percepatan
Rotasional

Sel-sel rambut

Telinga (kanalis
semisiruler)

Percepatan Linier

Sel-sel rambut

Telinga (utrikulus
dan sakulus)

Raba, tekan

Ujung-ujung saraf

Variasi

Hangat

Ujung-ujung saraf

Variasi

Dingin

Ujung-ujung saraf

Variasi

Modalitas Sensori

Reseptor

Alat Indera

Nyeri

Ujung saraf telanjang Variasi

Posisi sendi dan


pergerakan

Ujung saraf

Variasi

Panjang otot

Ujung saraf

Kumparan otot

Tegangan otot

Ujung saraf

Organ tendon golgi

Tekanan darah arteri

Ujung saraf

Reseptor regang di
sinus karotikus dan
arkus aorta

Tekanan vena sentral Ujung saraf

Reseptor regang di
dinding vene-vena
besar, atria

Pengembangan paru

Reseptor regan di

Ujung-ujung saraf

parenkim paru
Suhu darah di kepala Saraf dihipothalamus Variasi
P02 arteri

Sel-sel glomus

Badan karotis dan


badan aorta

Modalitas Sensori

Reseptor

pH CSS

Reseptor di
permukaan ventral
medula oblongata

Tekanan osmosis,
plasma

Sel-sel di OVLT dan


mungkin berbagai
organ
sirkumventrikular di
hipotalamus
anterior

Beda glukosa darah Sel-sel


arteriovenosa
dihipotalamus
(glukostat)

Alat Indera

REFLEKS
Refleks
merupakan
reaksi
organisme terhadap perubahan
lingkungan baik didalam maupun
diluar organisme yang melibatkan
sistem
saraf
pusat
dalam
memberikan jawaban (respon)
terhadap rangsang reseptor

Unit dasar untuk kegiatan saraf


terpadu
adalah
lengkung
refleks. Lengkung refleks terdiri
atas alat indera, saraf aferen,
satu sinaps atau lebih yang
terdapat di pusat integrasi atau
diganglion
simpatis,
saraf
eferen,
dan
efektor.

Kegiatan dilengkung refleks


dimulai di reseptor sensorik,
berupa
potensial
reseptor
yang
besarnya
sebanding
dengan
kuat
rangsang.
Potensial
reseptor
membangkitkan potensial aksi
yang bersifat gagal atau
tuntas di saraf aferen.

Proses Refleks
Proses yang terjadi pada refleks
tersebut melalui plan yang disebut
lengkung refleks, jalan yang dilalui
refleks adalah :
Reseptor

Efektor

Aferen
Saraf Pusat
Eferen

SARAF KEPALA (SARAF OTAK)


URUTAN
SARAF

NAMA SARAF
(NERVUS)

SIFAT SARAF

TARGET ORGAN

N. Olfaktorius

Sensorik

Hidung, sebagai alat penciuman

II

N. Optikus

Sensorik

Bola mata untuk penglihatan

III

N. Okulomotorius

Motorik

Penggerak bola mata dan mengangkat


bola mata

IV

N. Troklearis

Motorik

Mata, memutar mata dan penggerak bola


mata

N. Trigeminus :
- N. Oftalmikus
- N. Maksilaris
- N. Mandibularis

Motorik &
Sensorik
- Sensorik
- Motorik &
Sensorik

Kulit kepala & kelopak mata atas


Rahang atas, palatum & hidung
Rahang bawah & lidah

VI

N. Abdusen

Motorik

Mata, penggoyang sisi mata

VII

N. Fasialis

Motorik &
Sensorik

Otot lidah, menggerakkan lidah dan


selaput lendir rongga mulut

VIII

N. Auditorius

Sensoris

Telinga, rangsangan pendengaran

IX

N.
Glossofaringeus

Sensorik &
Motorik

Faring, tonsil, lidah ; rangsangan cita rasa

N. Vagus

Sensorik &
Motorik

Faring, laring, paru, esofagus

XI

N. Assesorius

Motorik

Leher, otot leher

Anda mungkin juga menyukai