PENDAHULUAN
Abses Parotis merupakan salah satu
infeksi pada leher bagian dalam (deep
neck infection), disertai dengan
pembentukan pus.
mengancam jiwa
apabila abses tidak ditangani
PEMBAHASAN
Menurut Smeltzer dan Bare gejala dari
abses tergantung kepada lokasi dan
pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ
saraf. Gejala tersebut dapat berupa :
Nyeri
Teraba hangat
Pembengkakan
Kemerahan
Demam
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Etiologi
Kuman aerob yang paling sering
ditemukan adalah Streptococcus sp,
Staphylococcus sp, Neisseria sp,
Klebsiella sp, Haemophillus sp.
Patogenesis
Beratnya infeksi tergantung
dari virulensi kuman, daya
tahan tubuh dan lokasi
anatomi. Infeksi gigi dapat
mengenai
pulpa
dan
periodontal.
Penyebaran
infeksi
dapat
meluas
melalui foramen apikal gigi
ke daerah sekitarnya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Radiologis
Rontgen jaringan lunak kepala AP
Rontgen panoramik
Rontgen thoraks
USG
Tomografi komputer (CT-scan)
Tatalaksana
tanda
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama/MR : Ny. A / 027471
Umur : 79 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Alamat : Desa Tanjung seru
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku Bangsa : Serawai
Berobat tanggal: 24-02-2016
ANAMNESIS
Keluhan utama:
Nyeri di pipi kiri sejak 2 minggu SMRS
Riwayat penyakit sekarang:
Nyeri dirasakan memberat sejak 4 hari SMRS.
Nyeri mulut diikuti dengan bengkak kemudian
mulut sulit dibuka. Bengkak awalnya sebesar
kelereng namun dalam 4 hari semakin
membesar. Pasien tidak bisa makan hanya bisa
minum air putih sedikit menggunakan sedotan
sejak 1 hari SMRS, karena semakin nyeri dan
mulut tidak bisa membuka lebar. Berbicara
sulit dan terasa semakin sulit bernafas dan
leher sulit digerakan. Bau mulut (+).
Riwayat Alergi :
Tidak diketahui.
Riwayat Pengobatan :
Sebelumnya pasien tidak pernah
berobat.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Tanda vital
Keadaan umum: sakit sedang
Kesadaran : komposmentis kooperatif
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Frekuensi nadi
: 98x/menit
Frekuensi nafas: 26x/menit
Suhu tubuh
: 38o C
Pemeriksaan sistemik
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
THT : serumen (-/-), sekret(-/-), epistaksis( -/-),
deviasi septum (-), faring hiperemis (-/-), T2/T2, Gigi
karies (+).
KGB : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
leher.
Jantung : iktus jantung tidak terlihat, batas jantung
normal, bunyi murni, reguler, bising tidak ada
Paru: simetris, fremitus kiri dan kanan sama, sonor,
suara nafas vesikuler, tidak ada suara tambahan
Abdomen : tidak membuncit, hepar dan lien tidak
teraba, timpani, bising usus normal
Ekstremitas: tidak ada paresis atau paralisis, reflek
fisiologis (+/+), reflek patologis (-/-)
Pemeriksaan Penunjang :
Penatalaksanaan :
- Aspirasi abses, pus (+) 10 cc
- Rujuk ke RS. Raflesia untuk dilakukan operasi
insisi abses
- Menjaga oral hygiene, berkumur kumur dengan
antiseptic (betadine kumur) > 6x sehari.
- Cefixim 2x 100mg
- Metronidazol 2x500mg
- Metil prednisolon 2x4mg
- Natrium diclovenac 3x1
- Ranitidin 2x 150mg
Rencana : dilakukan insisi abses
Prognosis : Dubia ad Bonam
FOLLOW UP
07 maret 2016
S:
Pasien mengeluh masih demam terutama pada malam
hari.
masih ada nanah keluar dari luka di pipi bawah, masih
nyeri. .
O:
menunjukkan tanda vital pasien stabil; ditemukan
trismus 3 jari tampak kulit hiperemis, terdapat pus
10cc, darah tidak ada, nyeri tekan (+), fluktuasi (-),
teraba hangat..
A:
Post insisi Abses parotis Sinistra dalam perawatan hari
ke 3
P:
Cefixim 2x100mg
Metronidazole 2x500 mg
Metil prednisolon 2x4 mg
Natrium diclovenac 3x1
Ranitidin 3x150 mg
Redresing menggunakan Nacl 0,9% + metronidazol 10cc
2x dan luka ditutup
Oral higiene dengan betadine kumur > 6x sehari
08 maret 2016
S:
Demam tidak ada
nanah keluar dari pipi kiri berkurang
masih nyeri, mulut hanya bisa dibuka 2 jari
O:
menunjukkan tanda vital pasien stabil; ditemukan
trismus 2cm
tampak kulit hiperemis, terdapat pus 5cc, darah
tidak ada, nyeri tekan.
A:
Post insisi Abses parotis Sinistra dalam perawatan
hari ke 4
P:
Cefixim 2x100mg
Metronidazole 2x500 mg
Metil prednisolon 2x4 mg
Natrium diclovenac 3x1
Ranitidin 3x150 mg
Redresing menggunakan Nacl 0,9% + metronidazol
10cc 2x dan luka ditutup
Oral higiene dengan betadine kumur > 6x sehari
09 maret 2016
S:
Demam tidak ada
nanah keluar dari pipi kiri berkurang
masih nyeri, mulut hanya bisa dibuka 2 jari
O:
menunjukkan tanda vital pasien stabiltampak
kulit hiperemis, terdapat pus 3cc, darah
tidak ada, nyeri tekan.
A:
Post insisi Abses parotis Sinistra dalam
perawatan hari ke 5
P:
Cefixim 2x100mg
Metronidazole 2x500 mg
Metil prednisolon 2x4 mg
Natrium diclovenac 3x1
Ranitidin 3x150 mg
Redresing menggunakan Nacl 0,9%
metronidazol 10cc 2x dan luka ditutup
Oral higiene dengan betadine kumur > 6x
sehari
10 maret 2016
S:
Demam tidak ada
nyeri di pipi kiri berkurang.
Mulut sudah lebih mudah dibuka
O:
menunjukkan tanda vital pasien stabil
A:
Post insisi Abses parotis Sinistra dalam
perawatan hari ke 6
P:
Cefixim 2x100mg
Metronidazole 2x500 mg
Metil prednisolon 2x4 mg
Natrium diclovenac 3x1
Ranitidin 3x150 mg
Redresing menggunakan Nacl 0,9% +
metronidazol 10cc 2x dan luka ditutup
Oral higiene dengan betadine kumur > 6x
sehari
DAFTAR PUSTAKA
Huang T, chen T, Rong P, Tseng F, Yeah T, Shyang C. Deep neck
infection: analysis of 18 cases. Head and neck. Ockt 2004.860-4
Yang S.W, Lee M.H, See L.C, Huang S.H, Chen T.M, Chen T.A. Deep
neck abscess: an analysis of microbial etiology and effectiveness of
antibiotics. Infection and Drug Resistance. 2008;1:1-8.
Rizzo PB, Mosto MCD. Submandibular space infection: a potentially
lethal infection. International Journal of Infectious Disease
2009;13:327-33
Soetjipto D, Mangunkusumo E. Sinus paranasal. Dalam : Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. 145-48
Ballenger JJ. Penyakit telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Jilid
1. Edisi ke-13. Jakarta: Bina Rupa Aksara,1994.295-304