Anda di halaman 1dari 29

Di Susun Oleh :

MAULIDANUR AGUSTINA
1407101030365
Supervisor :
dr. Nurkhalis, Sp. JP FIHA

BAGIAN/SMF ILMU KARDIOLOGI DAN PENYAKIT VASKULAR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RUMAH SAKIT UMUM DR. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2016

Jaga Malam 19 September 2016


Tim jaga:
Maulidanur Agustina, Dolly jazmi, Suci rahayu
Konsulen Jaga:
dr. Nurkhalis, Sp.JP -FIHA
Pasien

Diagnosa

Terapi
Terapi

1. Ny.P
6.
Tn. ZA,
49 tahun
47 tahun

1. Hipertensi bed rest


1. CHF
Fc NYHAO2
Bed
rest
Pulmonal
2-4 l/i
O2 2-41l/ix5mg
IV ec CAD Cardace
2. OMI
Iv. Furosemid
Spironolakton
12
anterolaterosx25mg
amp/12 jam
eptal
Spironolacton
1
Digoxin
1x0,25mg
3. AV-blok
x 25 mg
Domer
1x1,5mg
Tanapress
derajat 1
1x5
Simarc
1x2 mg
mg
Aspilet 1 x 80
mg
ISDN 2 x 5 mg
Laxadin syr 1 x
CII

Planning

Darah
Darah
Lengkap
Lengkap
EKG
EKG
Foto
Foto
Toraks
thorak
Rawat
Rawat
G2
ruangan
G2

Keterangan
Keteranga
n
DPJP :
DPJP :
dr.
dr. Novita,
Nurkhalis,Sp.J
PSp.JP - FIHA

SKENARIO
Tn. ZA berusia 47 tahun datang dengan keluhan
sesak napas, sesak napas sudah dirasakan sejak 2
minggu SMRS. Pasien mengatakan lebih nyaman tidur
2 batal . Pasien juga mengaku saat malam hari sering
terbangun dikarnakan sesak. Keluhan nyeri dada (-),
pasien juga Mual (+), muntah (-), riwayat kaki
bengkak (+).
Pasien mengaku mempunyai riwayat hipertensi sejak
10 tahun yang lalu namun tidak meminum obat
hipertensi secara teratur. Riwayat DM disangkal.
Pasien merupakan perokok aktif yang biasanya
menghabiskan 2 bungkus rokok per hari.
Pemeriksaan vital sign pada saat pasien masuk IGD
didapatkan kesadaran Compos Mentis, TD: 150/100
mmHg, HR: 96 x/i, RR: 28 x/i, T: 36,4C.

Pemeriksaan fisik
Kepala: konjungtiva palpebra inf. pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor, ka=ki, 3mm
Leher: TVJ R 5 + 2 cm H2O, trakea medial, pembesaran KGB (-)
Toraks: Inspeksi
: Simetris fusiformis
Palpasi
: Stem fremitus kiri=kanan, kesan normal
Perkusi
: Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : SP : vesikuler pada kedua lapangan paru
ST : ronki basah basal paru kiri
Abdomen: Inspeksi
: simetris
Palpasi
: soepel
Perkusi
: timpani
Auskultasi : peristaltik (+) n
Alat vital dalam batas normal.
Pinggang, inguinal, dan genitalia: dbn
Ekstremitas superior dbn, inferior : edema pre tibial

Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
Leukosit
FAAL HEMOSTASIS
Waktu Perdarahan
Waktu Pembekuan
KIMIA KLINIK

Hasil

Nilai rujukan

13,4 *
42 *
5,2 *
243
8,4

14 -17 gr/dl
45-55%
4,7-6,1 x 106/mm3
150 - 450 x 103/mm3
4.1-10.5 x 103/mm3

2
7

1-7 menit
5 - 15 menit

142
4,7
107

135-145 mmol/L
3,5-4,5 mmol/L
90-110 mmol/L

236

<200 mg/dl

89*

13-43 mg/dl

2,72*

0,67-1,17

ELEKTROLIT
Natrium (Na)
Kalium (K)
Clorida (cl)
DIABETES
Glukosa darah sewaktu
GINJAL-HIPERTENSI
Ureum
Kreatinin

Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Troponin I

<0,01

<1,5 ng/ml

CKMB

<25 U/L

KIMIA KLINIK
JANTUNG

Elektrokardiografi

Irama

: sinus ritme, 91 x/menit

Axis

: RAD

Gel. P

: 0,08 s

PR Interval

: >0,20 s

Kompleks QRS

: 0,08s

Gel Q patologis

: (+) I,AVL,V1-V6

T inverted

: (III)

ST elevasi
ST depresi
LVH
RVH

: (-)
: (-)
: (-)
: (-)

Kesimpulan
:
sinus ritme, rate 91 x/menit, right
axis deviation, OMI anterolateral, AV
blok derajat 1

Diagnosis Kerja
CHF Fc NYHA IV ec CAD
OMI Anterolateral
Av-blok

Tatalaksana yang diberikan di IGD


Bed rest
O2 2-4 l/i
Iv. Furosemid 2 amp/12 jam
Spironolacton 1 x 25 mg
Tanapress 1 x 5 mg
Aspilet 1 x 80 mg
ISDN 2 x 5 mg
Laxadin syr 1 x CIi

Identifikasi Masalah
1. Apakah diagnosa pada kasus diatas ?
2. Bagaimana patogenesis penyakit pada pasien
tersebut?
3. Bagaimana tatalaksana pada kasus diatas?
4. Berapa skor framingham pada pasien ini?

Definisi
Gagal jantung adalah
ketidakmampuan jantung
untuk memompakan darah
dalam jumlah yang
memadai untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme
tubuh atau kemampuan
tersebut hanya dapat
terjadi dengan tekanan
pengisian jantung yang
tinggi atau kedua-duanya.

PATOFISIOLOGI

Gejala Klinis
Kelelahan (Fatigue)
Dispnea
Orthopnea
PND
Batuk non produktif
Ronkhi

Tanda kongesti vena


sistemik :
1.JVP Meningkat
2.Hepatomegali
3.Edema perifer
4.Asites

Klasifikasi
Tahapan Gagal Jantung berdasarkan struktural dan
kerusakan otot jantung.

Beratnya gagal jantung berdasarkan gejala dan


aktivitas fisik.
(NYHA)

Stage A

Stage B

Memiliki risiko tinggi mengembangkan gagal


jantung. Tidak ditemukan kelainan struktural
atau fungsional, tidak terdapat tanda/gejala.

Secara struktural terdapat kelainan jantung


yang dihubungkan dengan gagal jantung, tapi
tanpa tanda/gejala gagal jantung.

Kelas I

Kelas II

Gagal jantung bergejala dengan kelainan


struktural jantung.
Stage C

Stage D

Kelas III

Secara struktural jantung telah mengalami


kelainan berat, gejala gagal jantung terasa saat
istirahat walau telah mendapatkan
pengobatan.

Kelas IV

Aktivitas fisik tidak terganggu, aktivitas


yang umum dilakukan tidak
menyebabkan kelelahan, palpitasi, atau
sesak nafas.
Aktivitas fisik sedikit terbatasi. Saat
istirahat tidak ada keluhan. Tapi aktivitas
fisik yang umum dilakukan
mengakibatkan kelelahan, palpitasi atau
sesak nafas.
Aktivitas fisik sangat terbatasi. Saat
istirahat tidak ada keluhan. Tapi aktivitas
ringan menimbulkan rasa lelah, palpitasi,
atau sesak nafas.
Tidak dapat beraktivitas tanpa
menimbulkan keluhan. Saat istirahat
bergejala. Jika melakukan aktivitas fisik,
keluhan bertambah berat.

Klasifikasi Killip
Tabel Klasifikasi beratnya gagal jantung pada

kontek Infark Miokard Akut


Stage I

Tidak terdapat gagal jantung. Tidak terdapat tanda dekompensasi jantung. Prognosis
kematian sebanyak 6%

Stage II

Gagal jantung. Terdapat : ronkhi, S3 gallop, dan hipertensi vena pulmonalis, kongesti
paru dengan ronkhi basah halus pada lapang bawah paru. Prognosis kematian
sebanyak 17%

Stage III

Gagal jantung berat, dengan edema paru berat dan ronkhi pada seluruh lapang
paru. Kilip P rognosis kematian sebanyak 38%

Stage IV

Shock Kardiogenik. Pasien hipotensi dengan SBP <90mmHg, dan bukti adanya
vasokontriksi perifer seperti oliguria, sianosis, dan berkeringat. Prognosis kematian
sebanyak 67%

Diagnosis
Kriteria Mayor:

Kriteria Minor:

Dispnea nokturnal paroksismal atau ortopnea

Edema pergelangan kaki


bilateral

Distensi vena leher


Rales paru

Batuk pada malam hari

Kardiomegali pada hasil rontgen

Dyspnea on ordinary
exertion

Edema paru akut

Hepatomegali

S3 gallop

Efusi pleura

Peningkatan tekanan vena pusat > 16 cmH2O


pada atrium kanan

Takikardi 120x/menit

Hepatojugular reflux
Penurunan berat badan 4,5 kg dalam kurun
waktu 5 hari sebagai respon pengobatan gagal
jantung

Anamnesis
Ortopneu
PND
Cheyne stokes
Gejala GIT : Anorexia, mual, kembung, nyeri
KKA
Gejala Serebral : kebingungan, disorientasi,
gangguan tidur dan emosi
Edema

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum dan tanda
vital :
1.Tekanan darah sistolik bisa
normal atau tinggi,
2.Tekanan nadi bisa
berkurang, dikarenakan
berkurangnya stroke
volume

Pemeriksaan JVP dan Leher :


Pada tahap awal gagal jantung,
tekanan vena jugularis bisa
normal saat istirahat, tapi dapat
secara abnormal meningkat saat
diberikan tekanan yang cukup
lama pada abdomen (refluk
hepatojugular positif

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan paru

Pemeriksaan Abdomen

1.Ronkhi

1.Hepatomegali

2.Vocal fremitus melemah

2.Ascites

Pemeriksaan Jantung

3.Jaundice

1.Murmur (+)

Pemeriksaan Ekstremitas

2.Gallop (+)

1.Edema perifer (tungkai,


genital)
2.Bersifat simetris

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
1.darah rutin,
2.urine rutin,
3. elektrolit (Na & K),
4. ureum & kreatinine,
5. SGOT/PT,
6. BNP

Foto Thorax

Elektrocardiografi

1. Kardiomegali (CTR >50%)

1. Q patologis,

2. Edema paru

2. hipertrofi ventrikel kiri dengan


strain,

3. Efusi pleura

3. right bundle branch block (RBBB),


4. left bundle branch block (LBBB),
5. AV blok,
6. perubahan pada gelombang T
7. Gangguan irama jantung seperti
takiaritmia supraventrikuler (SVT)
dan fibrilasi atrial (AF)

Komplikasi
Cachexia jantung
Gangguan fungsi ginjal
Aritmia
Depresi
Angina dan serangan jantung
Kongesti paru
Cardiac arrest
Sudden death

Tata laksana
Tujuan pengobatan gagal jantung antara lain :
Menurunkan mortalitas
Mempertahankan / meningkatkan kualitas
hidup
Mencegah terjadinya kerusakan miokard,
progresivitas kerusakan miokard, remodelling
miokard, timbulnya gejala-gejala gagal jantung
dan akumulasi cairan, dan perawatan di rumah
sakit

NON
FARMAKOLOGIS
Perawatan mandiri dapat
didefinisikan sebagai
tindakan-tindakan yang
bertujuan untuk
mempertahankan stabilitas
fisik, menghindari perilaku
yang dapat memperburuk
kondisi dan deteksi dini
gejala-gejala perburukan

FARMAKOLOGIS
bertujuan mengatasi
permaslahan preload,
dengan menurunkan
preload, meningkatkan
kontraktilitas juga
menurunkan afterload.
Pemilihan terapi
farmakologis ini
tergantung pada
penyebabnya

Macam Obat
ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME
INHIBITORS(ACEI)
ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKER(ARB)
-bloker / PENGHAMBAT SEKAT-
DIURETIK
ANTAGONIS ALDOSTERON
HYDRALIZIN & ISOSORBIDE DINITRAT
GLIKOSIDA JANTUNG (DIGOXIN)
ANTIKOAGULAN (ANTAGONIS VIT-K)

Prognosis pada penderita gagal jantung


yang mendapat terapi yaitu:
Kelas NYHA I
Kelas NYHA II
10-20%

: mortalitas 5 tahun 10-20%


: mortalitas 5 tahun

Kelas NYHA III

: mortalitas 5 tahun 50-70%

Kelas NYHA IV

: mortalitas 5 tahun 70-90%

Kesimpulan
Congestive heart failure adalah ketidakmampuan
jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan pada saat istirahat atau kerja ringan.
Gambaran klinis gagal jantung secara umum
yaitu dispnea, orthopnea, asma kardial,
paroksismal nokturnal dispnoe, batuk non
produktif, hemoptisis, dan disfagia
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan
anamnesis, gejala dan penilaian klinis, didukung
oleh pemeriksaan penunjang seperti EKG, foto
toraks, biomarker, dan ekokardiografi Doppler.
Kriteria diagnosis gagal jantung yang dipakai
adalah menurut Framingham Heart Study.

Prognosis gagal jantung yang tidak mendapat


terapi tidak diketahui, sedangkan prognosis
pada penderita gagal jantung yang mendapat
terapi berdasarkan kelas NYHA. Pasien dengan
gagal jantung akut memiliki prognosis yang
sangat buruk. Pencegahan gagal jantung,
harus selalu menjadi hal yang diutamakan,
terutama pada kelompok dengan risiko tingg

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai