Anda di halaman 1dari 33

STROKE

BY.SONY WAHYU TRI C.,S.KEP.,NS

Pengertian
Stroke atau Gangguan Peredaran Darah Otak

(GPDO) merupakan penyakit neurologis yang sering


dijumpai dan harus ditangani secara tepat dan cepat
(Mansjoer, 2012)
Menurut WHO Stroke (serebrovascular disease)

adalah kematian jaringan otak (infark serebral)


yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan
oksigen ke otak

Masalah
Kondisi sakit tidak dapat dipisahkan dari

peristiwa kehidupan. Klien dan keluarganya


harus menghadapi berbagai perubahan yang
terjadi akibat kondisi sakit dan pengobatan
yang dilaksanakan. Keluarga umumnya
akan mengalami perubahan perilaku dan
emosional,setiap orang mempunyai reaksi
yang berbeda beda terhadap kondisi yang
dialami.

Penyakit yang berat, terutama yang dapat

mengancam kehidupan, dapat menimbulkan


perubahan perilaku yang lebih luas, ansietas, syok,
penolakan, marah. Hal tersebut merupakan respon
umum yang disebabkan oleh stres.

Skala
Angka kejadian stroke di Indonesia sangat

tinggi, bahkan merupakan negara dengan


jumlah terbesar penderita stroke di Asia.
Informasi terbaru dari Yayasan Stroke
Indonesia tahun 2008 menunjukkan, setiap
tahun terjadi 500.000 penduduk terkena
serangan stroke, sekitar 25% atau 125.000
orang meninggal dan sisanya cacat ringan atau
berat.

Jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat

setiap tahun, bukan hanya menyerang penduduk


usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang
berusia muda dan produktif. Kondisi ini dapat
terjadi karena adanya peningkatan kesejahteraan
masyarakat terutama masyarakat perkotaan dan
adanya perubahan pola makan. Perubahan pola
makan ke arah tinggi lemak (misalnya fast food)
berakibat pada peningkatan kadar kolesterol
dalam darah atau hiperkolesterolemia.

Klasifikasi
1.Stroke Iskemik (non hemorragik)
. Aliran darah ke otak terhenti

krn adanya
aterosklerosis atau trombus yang telah menyumbat
suatu pembuluh darah. 83% pasien stroke
mengalami stroke jenis ini

2.Stroke hemorragik
. Pembuluh darah pecah sehingga aliran darah

normal terhambat dan darah merembes ke dalam


suatu daerah di otak dan merusaknya. 70% kasus
stroke hemorragik terjadi pada penderita hipertensi

Etiologi
Penyebab-penyebabnya antara lain:
1.

Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak ). Trombus


yang lepas dan menyangkut di pembuluh darah yang lebih distal disebut
embolus.
2.
Embolisme cerebral ( bekuan darah atau materi lain )
Embuli merupakan 5-15 % dari penyebeb stroke. Dari penelitian epidemologi
didapatkan bahwa sekitar 50 % dari semua serangan iskemik otak, apakah
yang permanen ataukah transien, diakibatkan oleh komplikasi trombotik atau
emobolitik dari ateroma, yang merupakan kelainan dari erteri ukuran besar
atau sedang, dan sekitar 25% disebabkan oleh penyakit pembuluh darah kecil
di intra kranial dan 20% oleh emboli jantung. Emboli dapat terbentuk dari
gumpalan darah, kolesterol, lemak, fibrin trombosit, udara, tumor, metastase
bekteri, benda asing.
3.
Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak).
(Smeltzer C. Suzanne, 2012).

Faktor resiko
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Hipertensi
Diabetes mellitus
Penyakit jantung
Hiperkolesterolemi
Infeksi
Obesitas
Merokok
Kelainan pembuluh darah
Konsumsi alkohol
Usia lanjut

Pendarahan otak dilayani oleh 2 sistem yaitu sistem karotis dan sistem

vertebrobasilar. Gangguan pada sistem karotis menyebabkan :


1.
Gangguan penglihatan
2.
Gangguan bicara, disfasia atau afasia
3.
Gangguan motorik, hemiplegi/hemiparese kontralateral
4.
Ganguan sensorik
Gangguan pada sistem vertebrobasilar menyebabkan :

1.

Ganguan penglihatan, pandangan kabur atau buta bila gangguan pada lobus
oksipital
2.
Gangguan nervi kranialais bila mengenai batang otak
3.
Gangguan motorik
4.
Ganggguan koordinasi
5.
Drop attack
6.
Gangguan sensorik
7.
Gangguan kesadaran

Patofisiologi
Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola

mengalami perubahan patologik pada dinding


pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis,
nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe
Bouchard. Arteriol-arteriol dari cabang-cabang
lentikulostriata, cabang tembus arteriotalamus dan
cabang-cabang paramedian arteria vertebro-basilar
mengalami perubahan-perubahan degeneratif yang
sama .

Kenaikan darah yang abrupt atau

kenaikan dalam jumlah yang secara


mencolok dapat menginduksi pecahnya
pembuluh darah terutama pada pagi hari
dan sore hari. Jika pembuluh darah tersebut
pecah, maka perdarahan dapat berlanjut
sampai dengan 6 jam dan jika volumenya
besar akan merusak struktur anatomi otak
dan menimbulkan gejala klinik

Pada

perdarahan yang luas terjadi destruksi


massa otak, peninggian tekanan intrakranial
dan yang lebih berat dapat menyebabkan
herniasi otak pada falk serebri atau lewat
foramen magnum. Kematian dapat
disebabkan oleh kompresi batang otak,
hemisfer otak, dan perdarahan batang otak
sekunder atau ekstensi perdarahan ke
batang otak.

Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi

pada sepertiga kasus perdarahan otak di


nukleus kaudatus, talamus dan pons. Selain
kerusakan parenkim otak, akibat volume
perdarahan yang relatif banyak akan
mengakibatkan peningian tekanan
intrakranial dan menebabkan menurunnya
tekanan perfusi otak serta terganggunya
drainase otak.

Elemen-elemen vasoaktif darah yang

keluar serta kaskade iskemik akibat


menurunnya tekanan perfusi,
menyebabkan neuron-neuron di daerah
yang terkena darah dan sekitarnya
tertekan lagi. Jumlah darah yang keluar
menentukan prognosis.

Apabila volume darah lebih dari 60 cc

maka resiko kematian sebesar 93 %


pada perdarahan dalam dan 71 % pada
perdarahan lobar. Sedangkan bila
terjadi perdarahan serebelar dengan
volume antara 30-60 cc diperkirakan
kemungkinan kematian sebesar 75 %
tetapi volume darah 5 cc dan terdapat
di pons sudah berakibat fatal.

Pemeriksaan penunjang
1.

Pemeriksaan diagnostik
a.
CT scan (Computer Tomografi Scan) : Pembidaian
ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma adanya jaringan otak yang infark atau iskemia,
dan posisinya secara pasti. Hasil pemerikasaan biasanya
didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang pemadatan
terlihat di ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.
b.
MRI (Magnatik Resonan Imaging) untuk
menunjukkan area yang mengalami infark, hemoragik.
c.
Angiografi serebral : Membantu menentukan
penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri.

d.

Pemeriksaan foto thorax dapat


memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat
pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah
satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke.
e.
Sinar X Tengkorak : Menggambarkan
perubahan kelenjar lempeng pineal.
f.
Elektro Encephalografi (EEG)
Mengidentifikasi masalah didasarkan pada
gelombang otak dan mungkin memperlihatkan
daerah lesi yang spesifik.

2.

Pemeriksaan laboratorium
a.
Fungsi lumbal: Menunjukan adanya tekanan
normal dan cairan tidak mengandung darah atau
jernih.
b.
Pemeriksaan darah rutin
c.
Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut
dapat terjadi hiperglikemia. (Gula darah dapat
mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian
berangsur-angsur turun kembali.)
d.
Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari
kelainan pada darah itu sendiri.

Penatalaksanaan
1. Tahap akut (hari 0 14 setelah onset

penyakit)
Pada tahap akut ini sasaran pengobatan
yaitu menyelamatkan neuron yang cidera
agar tidak terjadi nekrosis serta tidak
menganggu fungsi otak.
Tindakan dan obat yang diberikan haruslah
menjamin perfusi darah ke otak adequate
dengan pemeliharaan beberapa fungsi
diantaranya pembebasan jalan nafas.

Fungsi jantung sangat berperan penting

dalam hal ini dengan mengobservasi


tekanan darah dan EKG dipertahankan
dalam keadaan normal.
Kadar gula yang tinggi pada tahap akut

tidak diturunkan dengan drastis tetapi


secara bertahap.

Bila pasien terjadi penurunan kesadaran maka

keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa


darah harus dipantau dengan ketat.
Penggunaan obat-obatan untuk meningkatan aliran

darah dan metabolisme otak diantaranya adalah anti


edema seperti gliserol 10% dan kortikosteroid.

Tahap rehabilitasi
Setelah tahap akut berlalu, sasaran pengobatan

dititik beratkan pada tindakan rehabilitasi penderita


dan pencegahan terjadinya stroke berulang.
Rehabilitasi yang dilakukan bertujuan untuk

pemulihan keadaan dan mengurangi derajat


ketidakmampuan.

Diagnosa Keperawatan
Gangguan perfusi jaringan serebral bd penurunan

suplai O2
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
hemiparesis, kehilangan keseimbangan, spastis dan
trauma otak
Nyeri bahu berhubungan dengan hemiplegia and
Disuse
Defisit Perawatan Diri (hygiene, toileting, grooming,
and feeding) berhubungan dengan gejala sisa
Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan
perubahan resepsi sensori, integrasi dan nterpretasi.
Gangguan menelan berhubungan kelemahan otot
menelan

Inkontinensia berhubungan dengan kelemahan bladder,

instabil detrusor, atau kerusakan komunikasil


Gangguan proses pikir berhubungan dengan kerusakan
otak, kebingungan, atau ketidakmampuan mengikuti
perintah
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
kerusakan otak
Rissiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan
hemiparesis/hemiplegia, atau penurunanmobility
Terputusnya proses keluarga berhubungan dengan beban
caregiving
Gangguan seksualitas berhubungan dengan gangguan
neurologi, takut gagal

Intervensi keperawatan

Studi Literatur
Nanda Masraini Daulay, Setiawan, Nunung Febriany

S
Pengalaman Keluarga sebagai Caregiver
dalam Merawat Pasien Strok di Rumah
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Sebagian besar pasien strok yang kembali ke rumah

mengalami kecacatan. Kecacatan akibat strok tidak hanya


berdampak bagi pasien, akan tetapi juga berdampak bagi
anggota keluarga yang akan menjadi caregiver.
Penelitian pada caregiver ini penting karena caregiver
berperan terhadap keberhasilan pengobatan dan
perawatan
pasien strok. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi
secara mendalam tentang makna pengalaman keluarga
sebagai caregiver pasien strok di rumah. Penelitian ini
merupakan studi fenomenologi deskriptif. Pengumpulan
data dilakukan dengan indepth interview. Partisipan dalam
penelitian ini berjumlah 16 orang yang dipilih dengan
teknik purpossive sampling. Data yang diperoleh dianalisis
dengan pendekatan Colaizzi.

Hasil analisis penelitian


ditemukan lima tema yaitu: memberikan dukungan total,

memenuhi kebutuhan dasar, penderitaan dan hikmah


bagi caregiver, kurangnya keterampilan dalam merawat,
dan keterbatasan caregiver. Caregiver menderita masalah
fisik, psikologis, dan sosial. Pada umumnya, caregiver
merasa terabaikan, mereka membutuhkan informasi terkait
penyakit pasien, cara merawat pasien strok, dan sumbersumber komunitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan
hasil penelitian, perawat disarankan untuk melakukan
perencanaan pulang individual yang lebih berpusat pada
keluarga daripada pendekatan berpusat pada pasien.

Kasus
Pemicu
:Kasus IV
Keluhan utama pasien masuk RS adalah kelemahan anggota gerak

sebelah kiri secara tibaP-tiba saat pasien akan tidur, mual tudak ada,
rasa pusing berputar (+),muntah (-), bicara pelo(+), tersedak (+),
meracau (+), riwayat DM (-), hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan
pasien jarang memeriksakan diri, riwayat strok (-). Tekanan darah
180/100 mmHg, Hasil EKG VES, LVH dan RVH. Pasien masuh ruang
rawat pada tanggal 8 maret 2009 dan penulis melakukan pengkajian
pada tanggal 9 Maret 2009.
Setelah dirawat dikajiDiit 1600 kalori cair, bising usus 13x/menit,
perkusi timpani, palpasi supel, Disfagia derajat II (disfonia, ngiler, dan
batuk), muntah (-), pasien mengeluh perut terasa kembung dan ingin
muntah. Hasil laboratorium : albumin 3 mg/dl, kolesterol 150 mg/dl
trigliserida 78 (50 150 mg/dl), HDL 45 mg/dl (N 45 60 mg/dl),
LDL 86 mg/dl (50 130). Tinggi badan adalah 160 cm, LILA 33 cm,
perkiraan BB berdasar tinggi badan dan LILA adalah 70 kg,

Perdarahan lambung 200 cc, warna coklat

kehitaman, turgor elastis, edema tidak ditemukan,


bibir dan mukosa lembab. masukan cairan per
NGT 2000 cc. IVFD 1000 cc. 2000 cc. Hasil
laboratorium: Na 155 meq/L (N 132-147 meq/L), K
3.4 meq/L (N 3.3 -5.4 meq/L), Cl 111 meq/L (94
111 meq/L), Cr darah 0.4 mg/dl (0.5-1.3 mg/dl,
ureum darah 25 mg/dl ( 10 50 mg/dl), asam urat
darah 2.5 mg/dl (2.6 6 mg/dl)., Ht 3.4 mg/dl


1.
2.

Pertanyaan:
Susunlah diagnosa keperawtan pada Ny TS
Susunlah rencana keperawatan pada Ny TS

Anda mungkin juga menyukai