Anda di halaman 1dari 29

PERAN HUTAN DALAM

PENGENDALIAN DAUR
AIR

PERMASALAHAN PENGELOLAAN DAN


PENGEMBANGAN SUMBERDAYA AIR

I. Masalah Kuantitas Air


1.
2.

3.

4.
5.

Ketersediaan air bervariasi menurut


iklim
Berubahnya fungsi daerah resapan
menjadi daerah pemukiman dan
industri
Terganggunya fungsi kawasan
sebagai penyimpan air (rawa,
danau,situ, sempadan sungai,
bendungan/dam)
Terganggunya fungsi hutan sebagai
kawasan lindung dan resapan
Degradasi lahan akibat erosi dan

PERMASALAHAN PENGELOLAAN DAN


PENGEMBANGAN SUMBERDAYA AIR

II. Masalah Kualitas Air


1.
2.

3.

4.

Tingkat pencemaran air


Badan air sebagai
pembuangan akhir limbah
Tingginya kadar sedimen
akibat erosi
Intrusi air laut

PERMASALAHAN PENGELOLAAN DAN


PENGEMBANGAN SUMBERDAYA AIR

III. Permasalahan Kependudukan


1.
2.
3.

4.
5.

6.
7.

Jumlah penduduk meningkat


Pusat pusat pemukiman
Penggunaan air yang boros :
domestik, irigasi, industri
Pendidikan lingkungan
Perilaku membuang sampah di badan
sungai
Penggunaan air melebihi daya dukung
Sanitasi yang masih belum baik

PERMASALAHAN PENGELOLAAN DAN


PENGEMBANGAN SUMBERDAYA AIR

IV. Kelembagaan dan Koordinasi


1.

2.
3.
4.

Kurangnya koordinasi sektor


pengguna air (Domestik, Dinas
Pengairan / Irigasi, Dinas
Pertambangan, Industri, Perikanan)
Peraturan Perundang undangan
tentang air kurang operasional
Kurangnya pemantauan pemanfaatan
dan efisiensi penggunaan air
Lemahnya informasi potensi dan
kebutuhan sumberdaya air

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN


SUMBERDAYA AIR
1.

Pesatnya pertumbuhan ekonomi


memacu permintaan akan
sumberdaya air baik kuantitas
maupun kualitas semakin meningkat.

2.

Hak azasi manusia akan air bersih =


50 lt/hari/kapita

3.

Sasaran penyediaan air ibukota


propinsi di Indonesia 130
lt/har/kapita, DKI 220 lt/hari/kapita,
pedesaan 90 lt/hari/kapita, Eropa 300
600 lt/hari/kapita dan akan naik
menjadi 500 1000 lt/hari/kapita dan

PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN


SUMBERDAYA AIR
4.

Lemahnya posisi tawar kawasan hutan


terhadap perubahan fungsi lain yang lebih
menguntungkan selain produsen kayu
disebabkan lemahnya sistem akunting
sumberdaya hutan.

5.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa


nilai intangible hutan lindung yang
utamanya sebagai penyedia air mempunyai
nilai ekonomi enam kali lebih besar dari
nilai kayu.

6.

Munculnya isu-isu bahwa keberadaan hutan


Pinus dan beberapa jenis yang lain
mengakibatkan hilangnya sumber-sumber
air.

D
a
u
r
H
i
d
r
o
l
o
g
i

P e n g a r u h la n g s u n g c u a c a

A n a s ir
cuaca

E vapo
tra n s p i
ra s i

Penam bahan

P e n g u r a n g a n a ir le w a t E t

+
+
C adangan
H u ja n

CAUSALOOP
PENGENDALIAN DAUR
AIR
SECARA TEKNIK
BIOLOGIK
(Pusposutardjo, 1984)

In te rs e p s i

P e r b a ik a n lin g k .
A tm o s f e r ik

A ir
sam pai di
p e rm u k a a n

P e n g u ra n g a n
+
A ir

A ir b a w a h
p e rm u k a a n

Penam b a h a n A ir

P ro s e s
P engend a lia n
D a u r A ir
T e k n ik
B io lo g ik

H a m b a ta n
B a ta n g

+
I n f ilt r a s i
& P e r k o la s i

V o lu m e
penam pungan
p e rm u k a a n

P e n g u ra n g a n
A ir

V e g e ta s i
h u ta n

+
+

H a m b a ta n
B o im a s

R u n - O ff

B io m a s
baw ah
h u ta n

G eom o r f o lo g ic
la h a n

P e n g e m b a lia n
H a ra

E ro s i
&
S e d im e n
Ta n a h
G e o lo g ic
la h a n

K e n d a la a la m p e r a n c a n g a n ( f is ik , k im ia )

PERAN VEGETASI
DALAM PENGENDALIAN DAUR AIR
1.

Sebagai pengurang atau pembuang cadangan air di bumi


melalui proses :
a. Evapotranspirasi
b. Pemakaian air konsumtif untuk pembentukan jaringan tubuh
vegetasi

2.

Sebagai penghalang untuk sampainya air di bumi melalui


proses intersepsi

3.

Sebagai pengurang atau peredam energi kinetik aliran lewat :


a. Tahanan Permukaan dari bagian batang di permukaan
b. Tahanan aliran air permukaan karena adanya seresah di
permukaan

4.

Sebagai pendorong ke arah perbaikan kemampuan watak fisik


tanah untuk memasukkan air lewat sistem perakaran,
penambahan dinamika bahan organik ataupun adanya kenaikan
kegiatan biologik di dalam tanah.

HASIL ANALISIS NERACA AIR HUTAN PINUS


CATCHMENT PINUS BARAT TAHUN 1994 - 1997

Bulan

P (mm)

TF (mm)

SF (mm)

IL (mm)

DRO (mm)

Ep(mm)

Januari

227 - 441

191 - 326

2 - 19

67 - 108

35 - 114

88 - 98

Februari

234 - 475

181 - 389

3 - 45

37 - 122

43 - 66

99 - 105

Maret

57 - 472

42 - 413

1 - 32

14 - 82

28 - 150

91 - 150

April

121 - 272

100 - 220

1 - 20

17 - 40

12 - 60

93 - 112

Mei

15 - 171

9 - 146

0-2

5 - 23

5 - 18

85 - 104

Juni

8 - 256

5 - 212

0-3

2 - 36

5 - 26

57 - 86

Juli

0 - 93

0 - 60

0-1

0-4

0 - 26

66 - 92

Agustus

0 - 104

0 - 71

0-1

0 - 10

0 - 11

76 - 94

0-8

0-3

0-0

0-1

0-1

90 - 116

0 - 622

0 - 545

0-7

0 - 60

0 - 44

84 - 92

November

176 - 717

136 - 639

8 - 13

24 - 71

30 - 81

78 - 92

Desember

259 - 545

210 - 479

6 - 18

50 - 89

33 - 56

83 - 105

1922 - 3489

1316 - 2907

33 - 91

385 - 676

331 - 409

1002 - 1253

68 - 77

2-7

16 - 20

10 - 21

29 - 69

September
Oktober

Jumlah
Prosentase (% )

HASIL ANALISIS NERACA AIR HUTAN PINUS


DTA RAHTAWU KPH SURAKARTA TAHUN 1998 - 2001

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah

P (mm)
Ep (mm)
Ea (mm)
223 - 505
91 - 107
91 - 107
318 - 822
77 - 95
77 - 95
520 - 534
86 - 99
86 - 99
329 - 620
91 - 101
87 - 101
199 - 324
91 - 108
91 - 108
22 - 32
84 - 92
80 - 92
0-4
100 - 101
78 - 100
0-3
97 - 90
58 - 84
0-0
82 - 83
68 - 69
38 - 232
82 - 86
56 - 86
326 - 501
83 - 89
47 - 89
293 - 425
88 - 94
65 - 88
2896 - 3509 1053 - 1136 944 - 1063

D (mm)
0
0
0
0
0
3-4
15 - 22
26 - 32
13 - 36
0 - 29
0
0
71 - 109

S (mm)
116 - 419
231 - 727
429 - 435
237 - 518
91 - 124
0
0
0
0
0 - 72
165 - 236
204 - 348
1953 - 2472

KADAR LENGAS RATA-RATA DI HUTAN PINUS


PADA BERBAGAI KEDALAMAN TANAH TAHUN 2001
55

50

Kadar Lengas (%)

45
15 cm
40

30 cm
60 cm
120 cm

35

210 cm
240 cm

30

300 cm

25

NEUTRON PROBE
TIPE CPN 503
UNTUK MENGUKUR
LENGAS TANAH
PADA BERBAGAI
KEDALAMAN TANAH

20
Nov-00 Dec-00 Dec-00 Jan-01 Feb-01 Mar-01 Apr-01 Jun-01
Bulan

Jul-01 Aug-01 Oct-01

SIFAT PERAN VEGETASI


DALAM PENGENDALIAN DAUR AIR

1.

Sifat pertumbuhannya yang dinamik yang tergantung


kepada waktu dan musim

2.

Nilai perannya juga ditentukan oleh struktur


hutannya, luasnya, komposisi jenisnya, keadaan
pertumbuhannya serta letaknya.

3.

Nilai perannya untuk suatu keadaan ekosistem hutan


tertentu juga dibatasi oleh iklim, keadaan geologi,
geomorfologi dan watak tanahnya.

HUTAN JATI DI MUSIM KERING

Hutan Jati di BKPH Kebasen KPH Banyumas Timur

HUTAN PINUS DI DTA GADJAH MUNGKUR

HUTAN PINUS DI DTA RAHTAWU

Hutan Pinus di BKPH Kebasen KPH Banyumas Timur

HUTAN ACACIA MANGIUM DI PT. MHP SUMSEL

Semak Belukar di BKPH Kebasen KPH Banyumas Timur

SISTEM HIDROLOGI KARST

TERMINOLOGI KARST

Istilah karst berasal dari kata kras, dari bahasa


Slovene (Jerman), yang berarti lahan gersang berbatu
batu
Karstifikasi merupakan proses pelarutan batu
gamping dan pembentukan drainase bawah tanah
Batu gamping (limestone) adalah batuan yang
tersusun oleh mineral-mineral kabonat, seperti :

Kalasit, dolomit, aragonit

KARAKTERISTIK LANSKAP
KARST

Dijumpai drainase (sungai) bawah tanah


Permukaan lahannya banyak terdapat bukit dan
lembah
Terdapat banyak goa di dalam tanah
Di jumpai lubang masuknya air ke dalam
batuan
Banyak rekahan dan retakan (diaklas) yang
membesar karena pelarutan
Dijumpai ornamen goa

TAHAPAN PEMBUATAN
RANCANGAN REBOISASI
DAN PENGHIJAUAN
UNTUK PENGENDALIAN
DAUR AIR DAN LONGSOR LAHAN
SECARA TEKNIK BIOLOGIK

Anda mungkin juga menyukai