Transgender sebagai
budaya
Sebutan Male to Female (TransMan) di
berbagai negara:
Indonesia = Waria
Thailand = Kathoey
Maroko
= Hassas
Turki
= Kocek
Filipina
= Bayot
Kongo
= Kitesha
(Altman, 2007,p. 207).
Transgender dari
penerimaan Diri
Pemahaman diri
Harapan yang realistis
Tidak adanya hambatan lingkungan
Sikap sosial yang menyenangkan
Tidak adanya Stress Emosional
Jumlah keberhasilan
Identifikasi dengan orang yang
memiliki penyesuaian diri yang baik
Perspektif diri
Pola Asuh Masa Kecil Yang Baik
Lanjutan.
Transgender menurut Carroll (2005) merupakan
individu dengan gangguan identitas gender
yang umumnya dimulai sejak kecil dimana ia
merasa dan meyakini bahwa dirinya adalah
jenis kelamin yang berkebalikan dengan
keadaannya yang sebenarnya, dimana mereka
mulai menelusuri mengenai identitas diri
mereka sendiri dan perasaan ini terus berlanjut
hingga masa dewasa. Transeksual itu sendiri
terbagi menjadi dua, yaitu male-to-female
transsexual dan female-to-male transsexual
Daftar Pustaka
Littlejohn, S. W, dan K. A. Foss (eds). 2009.
Encyclopedia of Communication Theories
Volume 1. California: Sage Publications.
Carroll, J. L. 2005. Sexuality Now: Embracing
Diversity. Belmont, CA: Wadsworth.
Germer, Cristopher. K. 2009. The Mindful
Path To Self-Compassion. United State of
America: The Guilford Press.
Hurlock, E. B. 1974. Personality
Development. New Delhi: Mc Graw-Hill.