Anda di halaman 1dari 16

SGD I

Endometriosis
kelompok 4
Putri NurAfiani
11141040000005
Luluk Nafisah
11141040000006
Nidaan Khofiyya
11141040000013
Maya Fitriani
11141040000017
Mufti Akbar
11141040000023
Feby Fitriatus S
11141040000027
Ratna Farhana
11141040000033
Yessica Putriandeta 11141040000037

Pengertian Endometriosis
Endometriosis adalah satu keadaan
di mana jaringan endometrium
yang masih berfungsi terdapat di
luar kavum uteri.

Etiologi Endometriosis
Ada teori penyebab endometriosis yang dinyatakan oleh
para ahli sebagai berikut (Wood, 2008):

1. Metaplasia
Metaplasia yaitu perubahan dari satu tipe jaringan normal
menjadi tipe jaringan normal lainnya. Beberapa jaringan
endometrium memiliki kemampuan dalam beberapa kasus untuk
menggantikan jenis jaringan lain di luar rahim. Beberapa peneliti
percaya hal ini terjadi pada embrio, ketika pembentukan rahim
pertama. Lainnya percaya bahwa beberapa sel dewasa
mempertahankan kemampuan mereka dalam tahap embrionik
untuk berubah menjadi jaringan reproduksi.

2. Menstruasi Mundur
Sampson (1920) mengatakan bahwa aliran menstruasi mundur
mengalir melalui saluran tuba (disebut "aliran mundur") dan
tersimpan pada organ panggul dan tumbuh menjadi kista.
Namun, ada sedikit bukti bahwa sel-sel endometrium dapat
benar-benar melekat dan tumbuh ke organ panggul perempuan.
Bertahun-tahun kemudian, para peneliti menemukan bahwa 90%
wanita memiliki aliran mundur.

3. Predisposisi genetik
Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita dengan riwayat
keluarga menderita endometriosis lebih mungkin untuk terkena
penyakit ini. Dan ketika diturunkan maka penyakit ini cenderung
menjadi lebih buruk pada generasi berikutnya. Studi di seluruh
dunia yang sedang berlangsung yaitu studi Endogene International
mengadakan penelitian berdasarkan sampel darah dari wanita
dengan endometriosis dengan harapan mengisolasi sebuah gen
endometriosis.

4. Pengaruh lingkungan
Beberapa studi telah menunjuk bahwa faktor lingkungan dapat
menjadi kontributor
terhadap
perkembangan
endometriosis,
khususnya senyawa-senyawa yang bersifat racun memiliki efek
pada hormon-hormon reproduksi dan respon sistem kekebalan
tubuh, walaupun teori ini tidak terbukti dan masih kontroversial.
Hipotesis berbeda tersebut telah diajukan sebagai penyebab
endometriosis. Sayangnya, tak satu pun dari teori-teori ini
sepenuhnya terbukti, juga tidak sepenuhnya menjelaskan semua
mekanisme yang berhubungan dengan perkembangan penyakit.
Dengan demikian, penyebab endometriosis masih belum diketahui.
Sebagian besar peneliti, berpendapat bahwa endometriosis ini
diperparah
oleh estrogen.
Selanjutnya,
sebagian
besar
pengobatan untuk endometriosis saat ini hanya berupaya untuk
mengurangi
produksi
estrogen
dalam tubuh
wanita
untuk
meringankan gejala (Smeltzer, 2001).

Klasifikasi Endometriosis
Menurut American Fertility Society,
2007

Menurut American Fertility Society, 2007 Skema klasifikasi


berdasarkan beratnya penyakit endometriosis menurut American
Fertility Society (2007) dapat dilihat pada gambar dibawah.

Faktor Risiko
Wanita
yang beresiko terkena
penyakit
endometriosis, yaitu (Wood, 2008):
Wanita yang ibu atau saudara perempuannya
pernah menderita endometriosis
Memiliki siklus menstruasi kurang atau lebih dari
27 hari
Menarke (menstruasi yang pertama) terjadi
pada usia relatif muda (< 11 thn)
Masa menstruasi berlangsung selama 7 hari atau
lebih
Orgasme saat menstruasi

Patofisiologi Endometriosis

Pemeriksaan fisik
Inspeksi : (bekas OP, lesi mudah
berdarah dinding vagina & porsio)
bimanual : (di parametrium teraba
massa kistik yang nyeri saat ditekan.)
Palpasi rektovagina : (ada atau
tidaknya nodul endometriosis yang
sangat nyeri)
Pada endometriosis ekstrapelvis (nyeri
atau teraba massa diluar pelvis
dengan pola yang bersiklus) (RCOG,
2008

Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi
. Ultrasonografi
panggul
mungkin
menunjukan adanya satu atau lebih
endometrium (Kista ovarium berisi darah)
yang umumnya melekat pada struktur
panggul di dekatnya akibat adanya
kebocoran dan reaksi fibrosis berulang.
Ultrasonografi
pelvis
secara
transabdomnial (USG-TA), transvaginal
(USG-TV) atau secara transrektal (TR),
CT Scan dan pencitraan resonansi
magnetik telah digunakan secara nirinvasif
untuk
mengenali
implan
endometriosis
yang
besar
dan
endometrioma.

2. Laparoskopi
Merupakan baku emas yang harus dilakukan untuk
menekan diagnosis endometriosis, dengan
pemeriksaan visualisasi langsung ke rongga
abdomen yang mana pada banyak kasus sering
dijumpai jaringan endometrium tanpa adannya
gejala klinis. Benvasi jaringan endometrium paling
sering dejumpai pada ligamentum sakrouterina,
kavum douglasi, kavum retzi, fossa ovarika, dan
dinding samping pelvik yang berdekatan. Selain itu
juga dapat ditemukan di daerah abdomen atas,
permukaan kandung kemih dan usus.
Penampakan klasik berupa jelaga biru hitam
dengan keragaman derajat pigmentasi dan fibrosis
di sekelilingya. Warna hitam disebabkan timbunan
hemosiderin dari serpih haid yang terperangkap,
kebanyakan invasi ke peritoneum berupa lesi lesi
atipikal berpigmen berwarna merah dan putih.

3. Biopsi
Pada pemeriksaan histopatologis dapat
dijumpai endometriosis yang menyebuk
dalam dan makrofag yang termuati
hemosiderin dapat dikenal pada 77%
bahan biopsi endometriosis. Secara
histopatologis, endometriosis ada
beberapa bentuk (distrofik, glanduler,
stroma, dan diferensaisi progesif). Dan
pemeriksaan histopatologis yang dibuat
hanya dengan laparoskopi dan
pemeriksaan histopatolosgis, yang
menampilkan kelenjar kelenjar
endometrium dan stroma.

Penatalaksanaan
endometriosis
1.Pencegahan :
. kehamilan bisa mencegah endometriosis.
2. Observasi :
. dapat diberi pengobatan paliatif berupa pemberian analgetik
untuk mengurangi rasa nyeri.
3. Pengobatan Hormonal :
. Prinsip pertama pengobatan hormonal ini adalah menciptakan
lingkungan hormone rendah estrogen dan asiklik. Prinsip kedua
yaitu menciptakan lingkungan tinggi androgen atau tinggi
progesterone yang secara langsung dapat menyebabkan atrofi
jaringan endomeetriosis
4. Pembedahan :
. pengangkatan jaringan endometrium.
5. Radiasi :
. Pengobatan ini bertujuan menghentikan fungsi ovarium, tapi
sudah tidak dilakukan lagi, kecuali jika ada kontraindikasi
terhadap pembedahan.

Asuhan Keperawatan Endometriosis


1. Pengkajian
Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat obstetri dan menstruasi
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin
muncul
Nyeri b.d gangguan menstruasi, proses
penjalaran penyakit.
Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d
gangguan menstruasi
Resiko gangguan harga diri b.d
infertilitas

No

Diagnosa

Tujuan

Kriteria evaluasi

1.

Nyeri
b.d
gangguan
menstruasi,
proses penjalaran
penyakit.

Tujuan:
setelah
diberikan
asuhan
keperawatan selama
..x 24 jam nyeri
klien akan berkurang.

Kriteria evaluasi: klien


Pantau/
catat untuk
mengatakan
nyeri karakteristik nyeri mendapatkan
berkurang, klien tidak (respon verbal, non indicator nyeri.
meringis
kesakitan, verbal, dan respon
keringat berkurang.
hemodinamik)
klien.

Intervensi:

Rasional

Rencana ASKEP
lihat dimakalah

2.

Resiko gangguan Tujuan:


setelah
citra tubuh b.d diberikan
asuhan
gangguan
keperawatan ..x 24
menstruasi
citra diri klien akan
meningkat.

Kriteria evaluasi: klien


mengatakan
tidak
malu, merasa berguna,
penampilan klien rapi,
menerima apa yang
sedang terjadi

3.

Resiko gangguan
harga
diri
b.d
infertile
pada
endometriosis

Kaji lokasi nyeri untuk


dengan memantau mendapatkan
lokasi
yang sumber nyeri.
ditunjuk oleh klien.

Kaji intensitas
nyeri
nyeri
dengan merupakan
menggunakan skala pengalaman
0-10.
subyektif klien
dan
metode
skala
merupakan
metode yang

mudah
serta
terpercaya
untuk
menentukan
intensitas
nyeri.
Tunjukan sikap
penerimaan respon ketidakpercaya
nyeri klien dan akui an orang lain
nyeri yang klien membuat klien
rasakan
tidak toleransi
terhadap nyeri
sehingga klien
merasakan
nyeri semakin

meningkat.
Jelaskan
dengan
penyebab
nyeri mengetahui
klien.
penyebab
nyeri
klien
dapat
bertoleransi
terhadap nyeri.

Bantu
untuk
memodifikasi
melakukan
reaksi fisik dan
tindakan relaksasi, psikis terhadap
distraksi, massage. nyeri.

Berikan pujian meningkatkan


untuk
kesabaran motivasi klien
klien.
dalam
mengatasi
nyeri.
Kolaborasi
pemberian
analgetik
analgetik
(
ibuprofen, tersebut
naproksen,
bekerja
ponstan) dan Midol. menghambat
sintesa
prostaglandin
dan
midol
sebagai

relaksan
uterus.
Intervensi:
klien dengan
mudah
mengungkapka
n masalahnya
hanya kepada
Bina hubungan
orang
yang
saling
percaya
dipercayainya.
dengan klien.

Dorong
klien
untuk
mengekspresikan
perasaan, pikiran,
dan
pandangan
meningkatkan
tentang dirinya.
kewaspadaan
diri klien dan
membantu
perawat dalam

membuat
penyelesaian.
Diskusikan
penyampaian
dengan
system arti dan nilai
pendukung
klien klien
dari
tentang
perlunya system
menyampaikan
pendukung
nilai dan arti klien membuat klien
bagi mereka.
merasa
diterima.
Gali kekuatan dan
sumber-sumber
mengidentifika
yang ada pada klien si
kekuatan
dan
dukung klien
dapat
kekuatan tersebut membantu
sebagai
aspek klien berfokus
positif.
pada
karakteristik
positif
yang
mendukung
keseluruhan

konsep diri.
Libatkan klien
pada
setiap Memungkinka
kegiatan
di n
menerima
kelompok
stimulus social
dan intelektual
yang
dapat
meningkatkan
konsep
diri
klien.
Informasikan dan
J ujur
dan
diskusikan dengan terbuka dapat
jujur dan terbuka mengontrol
tentang
pilihan perasaan klien
penanganan
dan informasi
gangguan
yang diberikan
menstruasi seperti dapat
ke
klinik membuat klien
kewanitaan, dokter mencari
ahli kebidanan.
penanganan
terhadap
masalah yang
dihadapinya.

Berikan motivasi : mningkatkan


kepada pasien
harga diri klien
dan merasa di
perhatikan.

Bina hubungan R /: hubungan


saling percaya
saling percaya
memungkinka
n klien terbuka
pada perawat
dan
sebagai

dasar
untuk
intervensi
selanjutnya.
Diskusikan R
/:
kemampuan
dan mengidentifika
aspek positif yang si hal hal
dimiliki
positif
yang
masih dimiliki
klien

Referensi

Rusdi, G. 2009. Tesis Sebaran Kadar Sel T Regulator


Jakarta.

(http://www.scribd.com/doc/ 22327442/sebaran

Cairan Peritoneum Pasien Endometriosis. FK UI.


kadar

sel

regulator

cairan

peritoneum

pasien

endometriosis, diakses pada tanggal 11 November 2016). 51 hal.

Wood, R. 2008. Endometriosis. (http://www.endometriosis.org /endometriosis. html, diakses pada tanggal 11


November 2016).

American Fertility Society. 2007. Booklet Endometriosis A Guide for Patients. American Society For
Reproductive Medicine. Alabama. (http://www.asrm.org/Patients /Booklet/Endometriosis.pdf diakses pada tanggal
11 November 2016). 16 hal.

American Fertility Society. 2007. Booklet Laparoscopy And Hysteroscopy A Guide for Patients. American
Society For Reproductive Medicine. Alabama. (http://www.asrm.org/Patients/Booklet/Laparoscopy.pdf diakses
pada tanggal 11 November 2016). 12 hal.

Oepomo,Tedjo Danudjo. 2007. Dampak endometriosis Pada kualitas hidup perempuan. Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Baraero, Mary, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Reproduksi & Seksualitas. Jakarta: EGC

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai