SEROSIS HEPATIS
AMRIH WIDIATI
ANATOMI FISIOLOGI
Berat 1,2-1,8kg (25% BB org dewasa)
Fungsi detoksifikasi
Fungsi imunologi
Pembentuka
n faktor
pembekuan
Penyimpanan
vitamin
Metabolisme glukosa,
protein, lemak
ANFIS
ANFIS HATI
HATI
Metabolisme bilirubin
HEPATITIS
KLASIFIKASI HEPATITIS
Hepatitis A adalah penyakit jinak yang dapat
sembuh dengan sendirinya dengan
inkubasi dua hingga enam minggu
masa
KLASIFIKASI HEPATITIS
Hepatitis B (HBV) adalah peradangan
pada sel-sel hati yang disebabkan oleh infeksi
virus hepaititis B (HBV). Hepatitis B dapat
menyebabkan penyakit hati akut dan kronis
KLASIFIKASI HEPATITIS
Hepatitis C (HCV) adalah peradangan pada sel-sel hati
yang disebabkan oleh infeksi virus hepaititis C (HCV). Apabila
respon peradangan ini berlanjut, maka akan menjadi kondisi
hepatitis kronis, yang bisa serius atau bahkan fatal
(Muttaqin dan Sari, 2011).
KLASIFIKASI HEPATITIS
Hepatitis D (HCD) adalah peradangan pada sel-sel hati
yang disebabkan oleh infeksi virus hepaititis D (HDV). Virus
hepatitis D (HDV) adalah virus RNA yang secara struktural
tidak terkait dengan virus hepatitis A, B, dan C. Kondisi klinis
bervariasi dan berkisar dari infeksi akut sampai kegagalan
hati fulminan akut. Infeksi hati kronis dapat mengakibatkan
stadium akhir penyakit hati (Muttaqin dan Sari, 2011).
KLASIFIKASI HEPATITIS
Hepatitis E (HEV) adalah peradangan pada
sel-sel hati yang disebabkan oleh infeksi virus
hepaititis D (HDV). HEV merupakan salah satu dari
beberapa virus yang dapat menyebabkan hepatitis
(Muttaqin dan Sari, 2011).
KLASIFIKASI HEPATITIS
Hepatitis alkoholik terjadi ketika hati
rusak oleh alkohol.
Minuman keras memproduksi bahan
kimia yang sangat beracun seperti
asetaldehida.
Bahan kimia memicu peradangan dan
merusak sel-sel hati (bekas lukaserosis-tahap akhir pyk hati alkoholik)
KLASIFIKASI HEPATITIS
Hepatitis
karena
obat
adalah
peradangan/inflamasi pada hati yang
disebabkan oleh reaksi obat.
Ex
:
Acetaminophen,
Amoxicillin,
Amiodarone,
Chlorpromazine,
Ciprofloxacin, Diclofenac, Erythromycin,
Fluconazole,
Isoniasid,
Methyldopa,
Kontrasepsi
oral,
Statin/HMG-COA
reductase inhibitors, Rifampicin.
Pathway.docx
MANIFESTASI KLINIK
MANIFESTASI KLINIK
KOMPLIKASI
Hepatoseluler
Hepatoseluler
Kolestitis
Kangker hati
Kematian
Serosis hepatis
Kematian
Kematian
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sanityoso, A.(2009) beberapa pemeriksan yang dapat dilakukan pada
pasien dengan hepatitis diantaranya:
Tes fungsi hati : abnormal (4-10 kali dalam normal) catatan :
merupakan batasan nilai untuk membedakan hepatitis virus & non
virus.
AST (SGOT) ALT (SGFT) : awalnya meningkat, dapat meningkat 102
minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan
hidup SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.
Leokopenia : trombositopenia mungkin ada (splenomegah)
Diferensiasi darah lengkap : leukositosis, monositasi, limfosit
atipikel, & sel plasma
Alkali fostosme lengkap : leukositosis, monositosis => agak
meningkat (kecuali ada leukstasis berat).
Feses : Warna tanah liat, steahorea (penurunan fungsi hati).
Albumin serum : menurun.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gula darah, , hiperglikemia transfer /hipoglikemia (gangguan
fungsi hati).
Anti HAV lgM : Positif pada tipe A.
Hbs AG : Dpt Positif (tipe B) atau negative (tipe A) catatan :
merupakan diagnostic sebelum terjadi gejala klinis.
Masa protombin : mungkin memanjang (disfungsi hati)
Silirobin serum : Diatas 2.5 mg /100 ml bila diatas 200
mg /ml prognosis buruk mungkin berhubungan dengan
peningkatan nekrosis sekunder.
Biopsi hati : menunjukan diagnosis & luasnya nekrosis.
Scan hati, membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan
parenium.
Urinalisa : Peninggian kadar bilirobin dan protein
/Hematurita seperti terjadi.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Tirah baring selama fase akut penting dilakukan, dan diet
rendah lemak dan tinggi karbohidrat. Pemberian makanan
melalui intravena mungkin perlu diberikan selama fase akut
bila pasien terus-menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya
perlu dibatasi hingga gejala mereda dan tes fungsi hati
kembali normal (Price dan Wilson, 2006).
Pasien yang menderita hepatitis harus menghindari minum
alkohol. Alkohol memperburuk stadium dan mempercepat
perburukan HBV dan khusunya HCV. Pemakaian alhohol pada
penderita HCV meningkatkan resiko terjadinya karsinoma
hepatoseluler dan menurunkan respon terhadap pengobatan
(Corwin, 2009)
Penderita hepatitis harus mendapatkan penyuluhan mengenai
cara penularan melalui mitra seksual dan anggota keluarga.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Suntikan interferon alfa (IFN-), suatu sitokin paten, telah disepakati
untuk mengobati HBV dan HBC. Suntikan diberikan 3 kali seminggu
selama 3 bulan.
Analog nukleaotida yang secara selektif bekerja pada enzim reverse
transkiptase virus menjadi obat penting bagi penderita hepatiti kronik
Terapi kombinasi interferon termodifsikasi dengan analog nukleotida
adalah pengobatan yang paling berhasil saat ini. I
Kerabat penderita ditawarkan untuk menerima gamma globulin murni
yang spesifik terhadap HAV atau HBV, yang dapat memberikan
imunitas pasif terhadap infeksi. Imunitas ini bersifat sementara.
Tersedia juga vaksin HBV
Vaksinasi terhadap HBV dihasilkan melalui penyuntikan intramuskular.
Dosis pertama dan kedua diberikan terpisah satu bulan, dan dosis
ketiga diberikan 2 sampai 6 bulan setelah dosis kedua.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Gangguan rasa nyaman; nyeri akut
Gangguan termoregulasi;
hipertermia
Kelelahan
Resiko kerusakan integritas kulit
SEROSIS HEPATIS
Serosis
Hepatis
adalah
suatu penyakit
dimana sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah besar
dan seluruh sistem arsitektur hati mengalami
perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi
penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim
hati yang mengalami regenerasi.
INSIDEN
KLASIFIKASI
Sirosis hepatis diklasifikasikan berdasarkan
atas etiologi, morfologi, dan fungsional:
ETIOLOGI
1.
2.
3.
4.
Manifestasi Klinis
Tidak ada gejala awal yang jelas kelihatan pada sirosis hati.
Sirosis terjadi hanya ketika kerusakan sudah parah.
Tanda-tanda keparahan itu:
1. Kulit dan bagian putih mata berwarna kekuningan serta
pada saat BAK airnya berwarna gelap.
2. Kelelahan.
3. Sakit di perut bagian kanan atas.
4. Nausea, nafsu makan dan berat badan berkurang.
5. Perdarahan karena kemampuan pembekuan berkurang.
6. Kaki atau perut membengkak.
7. Payudara membesar pada laki-laki.
8. Timbul jerawat merah di telapak atau di tangan.
9. Pada keadaan lanjut dapat dijumpai pasien tidak
sadarkan diri (Hepatic Enchephalopathy)
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari Sirosis hati
disebabkan oleh kegagalan Parekim hati,
hipertensi portal, asites, dan ensefalophati
hepatitis.
Seperti telah disebutkan diatas bahwa
pada hati terjadi gangguan arsitektur hati
yang mengakibatkan kegagalan sirkulasi
dan kegagalan perenkym hati yang
masing-masing memperlihatkan gejala
klinis berupa :
Manifestasi Klinis
KOMPLIKASI
Edema
Edema dan ascites
Spontaneous bacterial peritonitis (SBP)
Perdarahan dari Varices-Varices Kerongkongan
(esophageal varices)
Hepatic encephalopathy
Hepatorenal syndrome
Hepatopulmonary syndrome
Hypersplenism
Kanker Hati (hepatocellular carcinoma)
KASUS
Thank You !
L/O/G/O