Anda di halaman 1dari 17

Hasil dan Pembahasan

1. TEKNOLOGI PROSES

Teknologi cetak tuang barang jadi berbahan baku lateks untuk sol sepatu belum
dijumpai di industrl. Sehingga pada penelitian ini dllakukan beberapa percobaan
untuk mendapatkan teknologi yang tepat dalam pembuatan sol dari lateks karet
alam, terutama datam proses vulkanisasinya. Kompon sol sepatu lateks dibuat
dengan menambahkan bahan - bahan kimia pembantu ke dalam lateks karet alam.
Selanjutnya kompon di tuang ke dalam cetakan dan di vulkanlsasi. Proses
vulkanisasi dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
vulkanisasl suhu tinggi,
vulkanisasi suhu rendah dan
forming menggunakan waterbath.

Forming (pembentukan) dengan


waterbath

Dari hasil dlatas, maka waktu yang diperlukan dalam tahap pembentukan untuk
membuat stab ketebalan 2 mm adalah 1 jam.
Sedangkan. tahap pembentukan sol sepatu lateks dengan ketebalan 9 dan 13
mm harus dilakukan dalam waktu 4 jam.
Sol sepatu maupun slab yang diperoleh maslh sangat lunak namun tidak rapuh.

Selanjutnya tahap per1akuan mikropori dilakukan dengan memasukkan sol sepatu


hasil dari tahap 1 ke dalam waterbath dingin selama 24 jam. Tujuan dalam tahap ini
adalah menjaga mikropori yang dimiliki oleh lateks karet alam tetap ada dalam barang
jadinya. Karena keberadaan mikropori dalam sol sepatu laleks dapat mengurangi
beban tekanan yang diberikan saat pemakaian.
Tahap ketiga adalah vulkanisasi dalam oven dengan suhu 50c selama 24 jam. Tahapan
lni dikombinasikan dengan tahap kedua, hingga 3 kali siklus. Hasil pengujian dari sol
sepatu dan slab yang diperoleh dart metode Pembentukan - Vulkanlsasl tersaji
dalam tabel 3.

Seluruh kode sampel memilikl formula yang sama. S6 dan S7 berbentuk slab.
sedangkan SA3 dan SA4 berbentuk sol sepatu. Jlka dibandlngkan dengan persyaratan
sol karet cetak, maka sol sepatu dari lateks karet alam kode S6 dan S7 sudah memenuhl
persyaratan mutu 2, sedangkan nilai perpanjangan putusnya sudah memenuhi
persyaratan mutu 1. Sementara nilal kekerasan untuk kode SA3 dan SA4 belum momenuhi
nilai yang dipersyaratkan.

Teknologi Proses;
Formula
Sol sepatu yang dibuat menggunakan bahan baku lateks karet alam, menggunakan
sulfur sebagai bahan pemvulkanisasi, ZnO sebagai aktivator, ZDBC sebagai
akselerator, ionol sebagal antioksidan, lesitin sebagai koloid pellndung dan thickener.
serta NPCC dan CaCO3 sebagal bahan pengisi.
Formula dasar disusun sesuai Tabel 4. berikut:

Formula ini dikembangkan


dari berbagai formula
barang jadl lateks dan sol
sepatu dari karet padat.
S6, S7, SA3 dan SA4
memiliki formula dasar yang
sama dan nanya
menggunakan filler 5 phr
NPCC. Sementara pada
kompon SB ditambahkan
filler 10 phr CaC03

Teknologi Proses;
Waktu Optimum Pemeraman
Kompon lateks memerlukan pemeraman untuk memberikan
waktu bagi bahan - bahan pembantu bercampur dan bereaksl
sempuma sehingga kompon lebih matang. Waktu pemeraman ini
divariasikan yaitu 1, 2, 3, dan 4 hari. Matriks pra-penelitian yang
dilakukan sebagai berikut:

2. Hasil Uji Sifat Fisik Sol Lateks


a. Kekerasan Sol
Dari label 8 tampak bahwa jenis dan jumlah filler yang ditambahkan dalam kompon
lateks berpengaruh terhadap kekerasan. Kekerasan sol merupakan faktor penting yang
menentukan kualitas sepatu. Sol yang keras dan kaku menyebabkan sepatu tidak
nyaman dipakai. Sebaliknya sol yang ter1alu lunak (kekerasannya rendah) kurang
berfungsl sebagai pellndung telapak kaki. Persyaratan SNI untuk kekerasan sol yang
terbuat dari lateks karet alam belum ada. Kekerasan untuk sol yang terbuat dari
karet padat berdasar SNI adalah 56 shore Adapun sol lateks yang pernah dibuat di
industry sepatu Bunut Kab. Asahan Sumut adalah 51-52 shore A

Terlihat pada tabel bahwa makln banyak penambahan filler CaC03 yaknl
sampal sebesar 20 phr dan filler NPCC 5 phr sehingga total filler 25 phr
memberikan nilal kekerasan sebesar 52,317 shore A. Dalam upaya untuk
menlngkatkan kekerasan sol tateks maka dicoba untuk mengkomblnaslkan
filler NPCC Aktifort 700 yang berukuran partikel leblh kecil (50nm) dan
dicoating dengan y-merkaptosilan. Ternyata diperoleh penlngkatan nilal
kekerasan menjadi 52,639 shore A. lni menunjukkan bahwa peningkatan nilai
kekerasan dapat terjadl karena silan coupling agent mempunyal dua sisl
yang bersifat hidrofil dan hldrofob, sehlngga dapat berikatan dengan karet
pada satu slsl dan sisl yang lain berikatan dengan filler. Terbentuknya ikatanlkatan kimia akan meningkatkan viskositas kompon sehingga vulkanisat
menjadi kaku dan keras. Selain itu filler juga bersifat lebih keras dan padat
dibanding karet sehlngga juga menambah kekerasan

b. Tegangan Putus
Pada tabel 9 nampak bahwa tegangan putus dipengaruhl oleh jumlah dan jenis filler yang
ditambahkan pada kompon lateks karet atam. Makin besar jumlah filler CaC03 yang
ditambahkan, tegangan putus turun.

c. Perpanjangan Putus
Pada table ini nampak bahwa jenis dan jumlah filler yang ditambahkan dalam kompon
lateks berpengaruh terhadap perpanjangan putus.

4. Ketahanan Retak Lentur


Pada tabel ini nampak bahwa penambehan filler NPCC sebesar 5 phr, CaC03 sampai dengan
20 phr, Aktifort 700 sampai 15 phr dan PCC local Wonosari sampal 15 phr masih
memberikan ketahanan retak lentur yang baik. Berdasar persyaratan SNI sepatu kanvas
untuk umum, maka semua formula memenuhi persyaratan SNI. Ketahanan retak lentur
merupakan salah satu persyaratan penting dan menentukan kualitas sepatu. Hal ini
disebabkan karena dalam pemakaiannya sepatu selalu mengalami pembengkukan yang
berulang-ulang.

Sol sepatu Bunut yang biasa digunakan


untuk membuat sepatu yang kelenturannya
tinggl maka ketahanan retak lentur
sangatlah diperlukan. penggunaan karet
alam dalam pembuatan sol lateks adatah
sangat tepat karena karet alam mempunyai
elastisitas tinggl. Adapun penambahan filler
pada jumlah dan jenis yang tepat
diharapkan dapat memberikan kekerasan
yang tepat, namun sol lateks haruslah letap
bersifat lentur.

5. Bobot Jenis
Pada tabel ini tampak bahwa bobot jenis sangat dipengaruhi oteh jumlah dan jenis
filler yang ditambahkan datam kompon lateks.

6. Ketahanan Sobek
Pada table ini nampak bahwa jenis ketahanan sobek dipengaruhi oleh jumlah dan jenis filler
yang ditambahkan ke dalam kompon lateks. Ketahanan sobek merupakan salah satu factor
yang menunjukkan kekuatan barang karet yang dihasilkan

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa telah diperoleh teknologi proses
pembuatan sol sepatu dari lateks karet alam yang meliputi tahapan; pembuatan
dispersi bahan-bahan kimia karet, mixing bahan kimia karet dengan lateks pekat
selama 30 menit, pemeraman kompon lateks selama 4 hari, kompon terperam dicetak
tuang dalam cetakan, themorfoming selama 4 jam dan suhu 90C, mikropore
treatment dalam suhu kamar selama 24 jam, vulkanisasi pada suhu 50C selama 24
jam berulang selama 3x siklus sampai dihasilkan sol sepatu dari lateks.
Berdasarkan sifat tegangan putus sebesar 48,39 kg/cm^2, perpanjangan putus
sebesar 444,6%, kekesaran sebesar 52,317 shore A, ketahanan retak lentur yang baik
dan tidak retak, bobot jenis sebesar 1,06 g/cm^3 dan ketahanan retak sobek sebesar
35,284 kg/cm^2, maka formula terbaik sol lateks terdiri atas lateks (KKK 60%) 100
phr, sulfur 3 phr, ZnO 3 phr, ZDBC 0,8 phr, lonol 2phr, lesitin 0,5 phr, NPCC 5 phr dan
CaCO3 20 phr.

Saran

Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk kesempurnaan teknologi proses dalam


pembuatan sol lateks karet alam.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai