3
b
Ba
Oleh :
Ana Kristanti (XI S1/01)
B. Konflik Sosial
Kata Konflik berasal dari bahasa Latin configere yang artinya saling
memukul.
Secara sosiologis , konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Selain Konflik, terdapat juga persaingan dan kontravensi.
Persaingan adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang / kelompok
secara kompetitif tanpa melakukan ancaman / benturan fisik.
Kontroversi adalah bentuk persaingan seseorang / kelompok yang berada
antara konflik dan persaingan.
BENTUK-BENTUK KONFLIK
Lewis A. Coser membedakan konflik atas 2 bentuk, yaitu :
1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu
atau kelompok terhadap sistem dan tuntunan2
yang terdapat dalam huungan sosial.
2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan
berasal dari tujuan2 persaingan yang antagonis
(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak
tertentu untuk meredakan ketegangan.
KEKERASAN
Kekerasan didefenisikan sebagai perbuatan
seseorang atau kelompok yang menyebabkan
cidera atau matinya orang lain, atau
menyebabkan kerusakan fisik atau barang
orang lain.
N.J Smelser meneliti kekerasaan yang bersifat massal
atau kerusuhan. Ada 5 tahap dalam kerusuhan masal
menurut Smelser, yaitu :
1. Situasi sosial yang memungkinkan timbulnya kerusuhan yang di
sebabkan oleh struktur sosial tertentu.
2. Tekanan sosial, yaitu suatu kondisi saat sejumlah besar anggota
masyarakat merasa bahwa banyak nilai dan norma yang sudah
dilanggar.
3. Berkembangnya perasaan kebencian yang meluas terhadap
sasaran tertentu.
4. Mobilisasi untuk beraksi, yaitu tindakan nyata berupa
perorganisasi diri untuk bertindak,
5. Kontrol sosial yaitu tindakan pihak ketiga seperti parat
keamanan untuk mengendalikan,menghambat, dan mengakhiri
kekerasaan atau kerusuhan.
KONSILIASI
Bentuk pengendalian konflik seperti ini dilakukan
melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan
diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara
pihak-pihak yang bertikai.
MEDIASI
Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak
yang berkonflik sepakat untuk memnunjuk pihak ketiga sebagai mediator.
Cara mediasi cukup efektif untuk mengurangi irasionalitas yang biasanya
timbul di dalam konflik. Dengan cara mediasi, ada kemungkinan
pihak-pihak yang berkonflik akan menarik diri tanpa harus
kehilangan muka.
ARBITASI
Arbitasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak
yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya
pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk
menyelesaikan konflik. Dalam bentuk perwasitan, kedua belah pihak harus
menerima keputusan-keputusanyang diambil pihak ketiga. Dengan kata lain
pihak ketiga tidak mengarahkan konflik untuk suatu tujuan tertentu yang
memenangkan salah satu pihak.
CARA PENGENDALIAN
Menurut George Simmel, terdapat beberapa cara lain untuk menghentikan konflik yaitu :
1. Kemenangan salah satu pihak atas piha yang lainnya.
2. Kompromi atau perundingan di antar pihak-pihak yang bertikai
sehingga tidak ada pihak yang sepenuhnya menang dan tidak
ada pihak yang merasa kalah..
3. Rekonsiliasi anatara pihak-pihak yang bertikai.
4. Saling memaafkan atau salah satu pihak memaafkan
pihak yang lainnya.
5. Kesepakatan untuk tidak berkonflik.
Dan ada juga cara pengendalian konflik yang lain :
1.Memberikan perhatian pada salah satu pihak yang berkonflik dengan
cara menyuap atau menyogok.
2. Menggunakan orang ketiga di luar pihak-pihak
yang sedang berkonflik.
3. Menggunakan aturan ketat. Cara ini digunakan apabila pihak-pihak
yang sedang berkonflik mau berlindung pada peraturan-peraturan
birokrasi atau hukum formal.
C. Integrasi
Sosial
Ras
Etnis
Agama
Bahasa
Kebiasaan , sistem n
dan norma.
Homogenitas kelompok.
Besar kecilnya kelompok.
Mobolitas geografis
Efektivitas komunikasi.
Proses Integrasi
Sosial
1. Asimilasi ( assimilation )
Asimilasi merupakan suatu proses yang ditandai
dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan
yang ada di antara individu atau kelompok dalam
masyarakat.
2. Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi
bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda.
ON
=D
3.
.
4.
^,^
GA
M
vE
:P
.
1
.
2.
.
5 6 7 8 9 10
A.
B.
C.
D.
E.
Terjadinya
Terjadinya
Terjadinya
Terjadinya
Terjadinya
integrasi sosial
disintegrasi sosial
kontroversi
pertentangan
pemberontakan
JAWABAN
Jawaban
:A
2.
A.
B.
C.
D.
E.
Etnosentrisme
Politik Aliran
Primordialisme
Proses Konsolidasi
Proses Intersected
JAWABAN
Jawaban
:C
3.
A.
B.
C.
D.
E.
Max Weber
Lewis A.Coser
Soerjono Soekanto
John Lewis Gilin
John Philip Gilin
JAWABAN
Jawaban
:B
JAWABAN
Jawaban
:C
A.
B.
C.
D.
E.
Teori
Teori
Teori
Teori
Teori
Faktor Individual
Faktor Kelompok
Dinamika Kelompok
Individual-kelompok
Campuran
JAWABAN
Jawaban
:A
JAWABAN
Jawaban
:E
JAWABAN
Jawaban
: D
JAWABAN
Jawaban
:E
SELAMAT!!!!!!!!!
ANDA BENARRRR !!!!!!!!
:D
SELAMAT!!!!!!!!!
ANDA SALAAHHHH !!!!!!!!
:D
YEL-YEL
Kami ini kelompok 3
Cerdas kreatif dan sosial tinggi
Dengan kemampuan kami
Dengan sosial kami
Masa depan Indonesia cerah
Kelompok 3 ??!!
Okee!!!
P
=
:D
Refleksi
Dalam pengerjaan materi bab 3 ini , kami bisa
mengerti dan memahami bahwa diferensiasi
memiliki dampak positif dan negatif. Dan dalam
diferensiasi dan stratifikasi sosial menyebabkan
konflik dan integrasi sosial. Dimana integrasi itu
adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang
berbeda dalam masyarakat .
Dan juga dalam pengerjaan materi ini, kami dapat
mengambil makna bahwa kekompakkan dalam
suatu kelompok sangatlah penting agar dalam
mengerjakan sesuatu di dalam kelompok itu,bisa
bekerja sama dengan baik agar memperoleh hasil
yang baik. Dan salah satu faktor keberhasilannya
adalah saling berkomunikasi satu sama lain.
Fro
Ke m :
lom
po
k3