Anda di halaman 1dari 40

Eleven Social One

3
b
Ba

Oleh :
Ana Kristanti (XI S1/01)

Angel Yuliana (XI S1/03)

Irene Sugiarto (XI S1/18)

Ferdian Sutrisno (XI S1/13)

Prischa Aries.V (XI S1/22)

A. Pengaruh Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi


Sosial
Ada dua pengaruh dari Diferensiasi dan Stratifikasi sosial yaitu,
pengaruh positif dan negatif.
Pengaruh positif : mendorong terjadinya integrasi sosial
Pengaruh negatif : terjadinya disintegrasi sosial.
Deferensiasi sosial dapat menimbulkan :
Primordialisme
Etnosentrisme
Politik aliran
Proses Konsolidasi

Primordialisme : merupakan pandangan atau paham yang

menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak


semula melekat pada diri individu , seperti suku bangsa, ras, dan
agama.

Etnosentrisme : suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain


dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di
masyarakatnya.

Politik Aliran (Sektarian) : merupakan keadaan dimana sebuah


kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah
organisasi massa (ormas) , baik formal maupun informal.

Konsolidasi : usaha untuk menata kembali atau memperkuat

suatu himpunan atau organisasi yang dinilai terancam perpecahan.

B. Konflik Sosial
Kata Konflik berasal dari bahasa Latin configere yang artinya saling
memukul.
Secara sosiologis , konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Selain Konflik, terdapat juga persaingan dan kontravensi.
Persaingan adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang / kelompok
secara kompetitif tanpa melakukan ancaman / benturan fisik.
Kontroversi adalah bentuk persaingan seseorang / kelompok yang berada
antara konflik dan persaingan.

Pengertian Menurut Para Ahli


Soerjono Soekanto
Konflik sebagai suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha
memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan, yang disertai
dengan ancaman dan atau kekerasan.
Lewis A. Coser
Konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau tuntutan atas status,
kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka dengan maksud
menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.
John Lewis Gilin dan John Philip Gilin
Konflik sebagai bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling
berlawanan (oppositional process)

Dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu yang


terlibat dalam suatu interaksi. Perbedaan tersebut meliputi
perbedaan fisik, kepentingan, kebutuhan, pengetahuan, adat
istiadat dan keyakinan.
Soerjono Soekanto mengemukakan empat faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat , yakni :
Perbedaan Antarindividu
Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan Kepentingan
Perubahan Sosial

BENTUK-BENTUK KONFLIK
Lewis A. Coser membedakan konflik atas 2 bentuk, yaitu :
1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu
atau kelompok terhadap sistem dan tuntunan2
yang terdapat dalam huungan sosial.
2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan
berasal dari tujuan2 persaingan yang antagonis
(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak
tertentu untuk meredakan ketegangan.

Berdasarkan kedua bentuk konflik, Lewis A. Coser membedakan adanya


konflik in-group dan konflik out-group . Konflik in-group adalah konflik
yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat sendiri.Konflik out-group
adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat dan
kelompok atau masyarakat lain.

Menurut Daherendorf , ada 4 macam konflik yaitu :


Konflik-konflik di antara peranan-peranan sosial
Konflik-konflik di antara kelompok-kelompok sosial.
Konflik-konflik di antara kelompok-kelompok yang
terorganisasi dan tidak terorganisasi
Konflik-konflik di antara satuan nasional

Menurut Soerjono Soekanto, ada 5 bentuk konflik yaitu


Konflik atau pertentangan pribadi.
Konflik atau pertentangan sosial.
Konflik atau pertentangan antara kelas-kelas sosial.
Konflik atau pertentangan politik.
Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional.

Menurut Ursula Lehr, bentuk-bentuk


konflik yaitu :
Konflik dengan ortu sendiri
Konflik dengan anak-anak sendiri
Konflik dengan keluarga
Konflik dengan orang lain
Konflik dengan suami atau istri sendiri
Konflik di sekolah
Konflik dalam pemilihan pekerjaan
Konflik agama
Konflik pribadi

Dampak Sebuah Konflik

Dari segi negatif :


1.Keretakan hubungan antarindividu
dan persatuan kelompok.
2. Kerusakan harta benda dan
hilangnya nyawa manusia.
3. Berubahnya kepribadian individu.
4. Munculnya dominasi kelompok
pemenang atas kelompok yang kalah.

KEKERASAN
Kekerasan didefenisikan sebagai perbuatan
seseorang atau kelompok yang menyebabkan
cidera atau matinya orang lain, atau
menyebabkan kerusakan fisik atau barang
orang lain.
N.J Smelser meneliti kekerasaan yang bersifat massal
atau kerusuhan. Ada 5 tahap dalam kerusuhan masal
menurut Smelser, yaitu :
1. Situasi sosial yang memungkinkan timbulnya kerusuhan yang di
sebabkan oleh struktur sosial tertentu.
2. Tekanan sosial, yaitu suatu kondisi saat sejumlah besar anggota
masyarakat merasa bahwa banyak nilai dan norma yang sudah
dilanggar.
3. Berkembangnya perasaan kebencian yang meluas terhadap
sasaran tertentu.
4. Mobilisasi untuk beraksi, yaitu tindakan nyata berupa
perorganisasi diri untuk bertindak,
5. Kontrol sosial yaitu tindakan pihak ketiga seperti parat
keamanan untuk mengendalikan,menghambat, dan mengakhiri
kekerasaan atau kerusuhan.

TEORI-TEORI TENTANG KEKERASAN


TEORI FAKTOR INDIVIDUAL
Setiap perilaku kelompok, termasuk perilaku kekerasan,
selalu berawal dari perilaku individu. Faktor penyebab dari
perilaku kekerasaan adalah faktor pribadi dan faktor sosial.

TEORI FAKTOR KELOMPOK


Individu cenderung membentuk kelompok dengan mengedepankan
identitas berdasarkan persamaan ras, agama, dan etnik.
Identitas kelompok inilah yang cenderung dibawa
ketika seseorang berinteraksi dengan orang yang lain.
Benturan antara identitas kelompok yang
berbeda sering menjadi penyebab kekerasan.

TEORI DINAMIKA KELOMPOK


Kekerasan timbul karena adanya deprivasi relatif (kehilangan
rasa memiliki) yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat.
Artinya, perubahan-perubahan sosial yang terjadi demikian
cepat dalam sebuah masyarakat tidak mampu ditanggap dengan
seimbang oleh sistem sosial dan nilai masyarakatnya.

CARA PENGENDALIAN KONFLIK DAN KEKERASAN


Ada 3 syarat agar sebuah konflik tidak berakhir
pada kekerasaan, yaitu :
1. Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus
menyadari akan adanya situasi konflik diantara mereka.
2. Pengendalian konflik-konflik tersebut hanya mungkin
bisa dilakukan apabila berbagai kekuatan sosial yang
saling bertentangan itu terorganisasi dengan jelas.
3. Setiap kelompok yang terlibat dalam konflik harus
mematuhi aturan-aturan main tertentu dan yang telah disepakati bersama.
Secara umum ada 3 macam bentuk pengendalian sosial, :
~Konsiliasi
~Mediasi
~Arbitrasi

KONSILIASI
Bentuk pengendalian konflik seperti ini dilakukan
melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan
diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara
pihak-pihak yang bertikai.

Agar berfungsi dengan efektif dalam menyelesaikan konflik,


lembaga-lembaga konsialiasi harus memenuhi 4 hal, yaitu :
1. Lembaga tersebut harus merupakan lembaga yang otonom.
2. Kedudukan lembaga tersebut di dalam masyarakat yang
bersangkutan harus bersifat monopolitis.
3. Lembaga tersebut harus berperan agar kelompok yang bertikai
merasa terikat kepada lembaga tersebut.
4. Lembaga harus bersifat demokratis.

MEDIASI
Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak
yang berkonflik sepakat untuk memnunjuk pihak ketiga sebagai mediator.
Cara mediasi cukup efektif untuk mengurangi irasionalitas yang biasanya
timbul di dalam konflik. Dengan cara mediasi, ada kemungkinan
pihak-pihak yang berkonflik akan menarik diri tanpa harus
kehilangan muka.

ARBITASI
Arbitasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak
yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya
pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk
menyelesaikan konflik. Dalam bentuk perwasitan, kedua belah pihak harus
menerima keputusan-keputusanyang diambil pihak ketiga. Dengan kata lain
pihak ketiga tidak mengarahkan konflik untuk suatu tujuan tertentu yang
memenangkan salah satu pihak.

CARA PENGENDALIAN
Menurut George Simmel, terdapat beberapa cara lain untuk menghentikan konflik yaitu :
1. Kemenangan salah satu pihak atas piha yang lainnya.
2. Kompromi atau perundingan di antar pihak-pihak yang bertikai
sehingga tidak ada pihak yang sepenuhnya menang dan tidak
ada pihak yang merasa kalah..
3. Rekonsiliasi anatara pihak-pihak yang bertikai.
4. Saling memaafkan atau salah satu pihak memaafkan
pihak yang lainnya.
5. Kesepakatan untuk tidak berkonflik.
Dan ada juga cara pengendalian konflik yang lain :
1.Memberikan perhatian pada salah satu pihak yang berkonflik dengan
cara menyuap atau menyogok.
2. Menggunakan orang ketiga di luar pihak-pihak
yang sedang berkonflik.
3. Menggunakan aturan ketat. Cara ini digunakan apabila pihak-pihak
yang sedang berkonflik mau berlindung pada peraturan-peraturan
birokrasi atau hukum formal.

C. Integrasi
Sosial

Integrasi sosial adalah proses Unsur-unsur yang


penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dapat melipu
1. Perbedaan keduduka
berbeda dalam masyarakat
sosial.
sehingga menjadi satu kesatuan.
2.
3.
4.
5.
6.

Ras
Etnis
Agama
Bahasa
Kebiasaan , sistem n
dan norma.

Konsensus merupakan pengembangan sikap solidaritas


dan perasaan manusiawi.
Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff
syarat terjadinya suatu integrasi sosial:
Anggota-angota masyarakat merasa bahwa mereka
berhasil saling mengisi kebutuhan.
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan
( consensus ) bersama mengenai norma dan nilai-nilai
sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam
Berinteraksi antara satu dan lainnya
Norma norma dan nilai sosial itu berlaku cukup
lama, tidak mudah berubah dan dijalankan
secara konsisten oleh seluruh masyarakat.

Faktor-Faktor Integrasi Sosial yang


Berlangsung Cepat atau Lambat.

Homogenitas kelompok.
Besar kecilnya kelompok.
Mobolitas geografis
Efektivitas komunikasi.

Bentuk-bentuk Integrasi Sosial


1. Integrasi Normatif
dapat diartikan sebagai bentuk integrasi yang terjadi
akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat.
2. Integrasi fungsional
terbentuk karena ada fungsi-fungsi tertentu dalam
masyarakat.
3. Integrasi koersif.
terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa.

Tahapan integrasi sosial :


Akomodasi kerja sama- koordinasi-asimilasi

Proses Integrasi
Sosial
1. Asimilasi ( assimilation )
Asimilasi merupakan suatu proses yang ditandai
dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan
yang ada di antara individu atau kelompok dalam
masyarakat.

2. Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi
bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda.

Faktor Faktor Pendorong Integrasi Sosial :

Toleransi terhadap kelompok-kelompok


manusia dengan kebudayaan berbeda.
Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi
berbagai golongan masyarakat dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda.
Sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaan.
Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam
masyarakat .
Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
Perkawinan campuran
Adanya musuh dari bersama dari luar.

ON

=D

3.
.
4.

^,^
GA
M
vE
:P

.
1
.
2.
.

5 6 7 8 9 10

1. Pengaruh positif dari diferensiasi dan


stratifikasi sosial adalah

A.
B.
C.
D.
E.

Terjadinya
Terjadinya
Terjadinya
Terjadinya
Terjadinya

integrasi sosial
disintegrasi sosial
kontroversi
pertentangan
pemberontakan
JAWABAN
Jawaban
:A

2.

Pandangan atau paham yang menunjukkan sikap


berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula
melekat pada diri individu , seperti suku bangsa, ras,
dan agama disebut

A.
B.
C.
D.
E.

Etnosentrisme
Politik Aliran
Primordialisme
Proses Konsolidasi
Proses Intersected
JAWABAN
Jawaban
:C

3.

Konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai


atau tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber
daya yang bersifat langka dengan maksud
menetralkan, mencederai, atau melenyapkan
lawan.
Pengertian Konflik di atas adalah pendapat dari

A.
B.
C.
D.
E.

Max Weber
Lewis A.Coser
Soerjono Soekanto
John Lewis Gilin
John Philip Gilin

JAWABAN
Jawaban
:B

4. Faktor-faktor Penyebab konflik ialah

A. Perbedaan antarindividu, perbedaan


kebudayaan, perbedaan status, perbedaan
ras.
B. Perbedaan antargolongan, perubahan sosial
, perbedaan golongan, perbedaan ras.
C. Perbedaan kepentinga, perubahan sosial,
perbedaan antarindividu, perbedaan
antargolongan.
D. Perbedaan ras, perbedaan kepentingan,
perbedaan antarindividu, perbedaan status.
E. Perbedaan antarindividu, perbedaan
kebudayaan, perbedaan kepentingan,
perubahan sosial.
JAWABAN
Jawaban
:
E

5. Lewis A.Coser membagi bentuk konflik


menjadi 2, yaitu
A. Konflik realistis dan konflik nonrealistis
B. Konflik atau pertentangan pribadi dan konflik
pertentangan sosial
C. Konflik agama dan konflik pribadi
D. Konflik di sekolah dan konflik dengan orang
lain
E. Konflik keluarga dan konflik dengan ortu
sendiri
JAWABAN: A
Jawaban

6. Secara umum ada 3 macam bentuk


pengendalian sosial, yaitu :
A. Integrasi , disintegrasi, konsolidasi
B. Mediasi, Arbitasi, Konsolidasi
C. Konsiliasi, Mediasi, Arbitasi
D. Konsiliasi, Mediasi, Integrasi
E. Mediasi, Konsolidasi, Arbitasi

JAWABAN
Jawaban
:C

7. Setiap perilaku kelompok,


termasuk perilaku kekerasan,
selalu berawal dari perilaku
individu. Faktor penyebab dari
perilaku kekerasaan adalah
faktor pribadi dan faktor
sosial
Adalah pengertian dari teori

A.
B.
C.
D.
E.

Teori
Teori
Teori
Teori
Teori

Faktor Individual
Faktor Kelompok
Dinamika Kelompok
Individual-kelompok
Campuran

JAWABAN
Jawaban
:A

8. Unsur-unsur yang berbeda dalam


masyarakat sehingga menjadi satu
kesatuan meliputi
A. Ras, etnis, status
B. Agama , bahasa, harta
C. Kebiasaan, sistem nilai norma, adat
D. Perbedaan kedudukan sosial, adat
, agama
E. Agama, ras, perbedaan kedudukan sosial

JAWABAN
Jawaban
:E

9. Tahapan integrasi sosial yaitu


A. Akomodasi - coorporation - konsolidasiasimilasi
B. Akomodasi kerjasama intersectedakulturasi
C. Akomodasi akulturasi- kerjasama-intersected
D. Akomodasi kerja sama - koordinasi-asimilasi
E. Akomodasi - kerjasama- asimilasi- akulturasi

JAWABAN
Jawaban
: D

10. Proses sosial yang terjadi bila kelompok


sosial dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan pada kebudayaan asing
yang berbeda disebut.
A. Asimilasi
B. Konsiliasi
C. Integrasi Sosial
D. Konflik
E. Akulturasi

JAWABAN
Jawaban
:E

SELAMAT!!!!!!!!!
ANDA BENARRRR !!!!!!!!
:D

SELAMAT!!!!!!!!!
ANDA SALAAHHHH !!!!!!!!
:D

YEL-YEL
Kami ini kelompok 3
Cerdas kreatif dan sosial tinggi
Dengan kemampuan kami
Dengan sosial kami
Masa depan Indonesia cerah
Kelompok 3 ??!!
Okee!!!

Lagu Naik Delman versi materi bab 3

P
=

Diferensiasi dan stratifikasi sosial


Menyebabkan konflik dan integrasi sosial
Integrasi sosial melalui asi-mi-la-si
dan akulturasi, konflik terjadi karena
Perbedaan antarindividu, kebudayaan
Perbedaan kepentingan, perubahan sosial
Pengulangan nada awal :

:D

Integrasi sosial dibagi tiga bentuk


Integrasi normatif, fungsional, koersif
Tahapan integrasi sosial ako-mo-dasi,
Kerja sama , koordinasi, a-si-mi-la-si
Bentuk konflik realistis konflik nonre-a-lis-tis
Adalah pendapat dari Lewis A.Coser

Refleksi
Dalam pengerjaan materi bab 3 ini , kami bisa
mengerti dan memahami bahwa diferensiasi
memiliki dampak positif dan negatif. Dan dalam
diferensiasi dan stratifikasi sosial menyebabkan
konflik dan integrasi sosial. Dimana integrasi itu
adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang
berbeda dalam masyarakat .
Dan juga dalam pengerjaan materi ini, kami dapat
mengambil makna bahwa kekompakkan dalam
suatu kelompok sangatlah penting agar dalam
mengerjakan sesuatu di dalam kelompok itu,bisa
bekerja sama dengan baik agar memperoleh hasil
yang baik. Dan salah satu faktor keberhasilannya
adalah saling berkomunikasi satu sama lain.

Fro
Ke m :
lom
po
k3

Anda mungkin juga menyukai