Anda di halaman 1dari 9

Penggunaan APD (Alat

Pelindung Diri)
Rizki Afriliana

142110101018

Pengertian APD
Definisi APD dalam HSE regulasi adalah semua peralatan yang melindungi pekerja
selama bekerja termasuk pakaian yang harus di pakai pada saat bekerja, pelindung
kepala (helmet), sarung tangan (gloves), pelindung mata (eye protection), pakaian
yang bersifat reflektive, sepatu, pelindung pendegaran (hearing protection) dan
pelindung pernapasan (masker). [HSE, 1992]
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila
usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.
Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun
sebagai usaha akhir.

Syarat Pemilihan APD

Memberi perlindungan yang adekwat


Ringan, nyaman dan fleksibel
Awet, tidak mudah rusak
Tidak menimbulkan bahaya tambahan
Memenuhi standart, suku cadang mudah diperoleh
Tidak membatasi gerak dan persepsi sensoris

Jenis Bahaya dan APD yang Diperlukan


No.

Tubuh yang
Dilindungi

Jenis Bahaya

APD

Mata

Percikan bahan kimia, debu,


proyektil, gas, uap, radiasi

safety spectacles,
goggles,
faceshields, visors.

Kepala

Kejatuhan benda, benturan,


rambut tertarik mesin

Helmet

Telinga

Suara dengan tingkat


kebisingan lebih dari 85 dB.

ear plug, ear muff,


canal caps

Sistem pernapasan

Debu, gas, uap, fume,


kekurangan oksigen

Respirator, alat
bantu pernapasan

Melindungi badan

Panas berlebihan, tumpahan


atau percikan bahan kimia

Cover all, pakaian


anti panas/api

Tangan

Panas, terpotong, bahan kimia, Sarung tangan


sengatan listrik

Kaki

Tumpahan bahan kimia,


tertimpa benda, sengatan
listrik

Sepatu safety

Contoh

Alasan rendahnya kesadaran para


pekerja akan penggunaan APD:
Ketidak nyamanan dalam penggunaan APD selama bekerja. Ini merupakan alasan yang
paling banyak dikemukakan oleh para pekerja. Ketidak nyamanan disini diantaranya
adalah panas, berat, berkeringat atau lembab, sakit, pusing, sesak dan sebagainya.

Merasa bahwa pekerjaan tersebut tidak berbahaya atau berdampak pada kesehatannya.
Terutama bagi para pekerja yang sudah bertahun-tahun melakukan pekerjaan tersebut.

Kesalah pahaman terhadap fungsi APD akibat kurangnya pengetahuan akan fungsi dan
kegunaan APD.

APD menggangu kelancaran dan kecepatan pekerjaan.

Susah menggunakan dan merawat APD.

Pengendalian Resiko
Bahaya K3

Resiko/bahaya yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian memerlukan langkah pengendalian untuk menurunkan tingkat
resiko/bahaya-nya

menuju

ke

titik

yang

aman.

Pengendalian resiko merupakan suatu hierarki (dilakukan berurutan sampai dengan tingkat resiko/bahaya berkurang menuju
titik yang aman). Hierarki pengendalian tersebut antara lain ialah eliminasi, substitusi, perancangan, administrasi dan alat
pelindung diri (APD) yang terdapat pada tabel di bawah :
HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO/BAHAYA K3
ELIMINASI

Eliminasi Sumber Bahaya

SUBSTITUSI

Substitusi Alat/Mesin/Bahan
Modifikasi/Perancangan

PERANCANGAN

Tempat Kerja/Pekerjaan Aman


MengurangiBahaya

Alat/Mesin/Tempat Kerja yang


Lebih Aman
Prosedur,

ADMINISTRASI

Durasi

Aturan,

Pelatihan,

Kerja,

Tanda

Bahaya,Rambu, Poster,Label
APD

Alat Perlindungan Diri Tenaga


Kerja

TenagaKerjaAman Mengurangi
Paparan

Pengendalian Resiko/Bahaya dengan cara eliminasi memiliki tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi tertinggi di antara
pengendalian lainnya. Dan pada urutan hierarki setelahnya, tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi menurun seperti
diilustrasikan pada gambar di bawah :

Daftar Pustaka

Sujoso, Anita Dewi Prahastuti. 2012. Dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. UPT
Penerbit UNEJ. Jember

Anda mungkin juga menyukai