INDONESIA
5.1.
Indonesia
Gambaran
Umum
Utara
: Negara Malaysia dengan
batas
sepanjang 1.782 km,
Singapura, Filipina, dan Laut Cina
Selatan.
Barat
Timur
: Samudera Hindia.
5.2.
Adanya perbedaan karakter DAS dan sistem jaringan sungainya baik pulau- pulau besar
dengan luas lebih besar dari 100.000 km2
(seperti Pulau-Pulau Sumatra, jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua), pulau-pulau dengan luas dan pulau-pulau dengan luas
lebih kecil dari 100.000 km2 namun lebih besar dari 2.000 km2 (seperti Pulau-Pulau
Halmahera, Seram, Flores) maupun pulau-pulau kecil dengan luas lebih kecil dari 2.000
km2 (seperti Pulau-Pulau Batam, Ambon, Tarakan) seperti uraian dalam Sub-Bab 5.5.
5.3.
CAT
Total 131 WS
3 Kalimantan
4 Sulawesi
Rangking
terbanyak
5
1.262
257
1.514
9
1
5 Bali
392
6 NTB
771
7 NTT
8 Kep. Maluku
9 Papua
Jumlah
DAS
1.053
1.272
1.163
299
Total
7.983
Berdasarkan Keputusan Presiden No. 26 Tahun 2011 Tentang Penetapan Cekungan Air Tanah
(CAT), Ruang Darat Indonesia dibagi menjadi Cekungan Air Tanah (CAT) berjumlah 421 dan
Bukan/Non CAT atau CAT tidak potensial dengan perincian sebagai berikut (KepPres No. 26
Tahun 2011):
Luas CAT :
907,615 km2
(atau 47,2% luas daratan)
Luas Non-CAT : 1,014,985 km2 (atau 52,8% luas daratan)
Luas daratan : 1,922,600 km2 (100%)
Perincian CAT ditunjukkan dalam Tabel 5-4.
Tabel 5-4. Jenis, jumlah dan luas CAT
No. CAT
Jumlah Luas km2
1 Lintas Negara
4
147.405
2 Lintas Provinsi
36
324.302
3 Lintas Kab/Kota
176
349.673
4 Dalam Kab/Kota
205
86.235
5 Total
421
907.615
Daerah CAT mempunyai akuifer bebas dan akuifer tertekan serta ada aliran air tanah
(groundwater flow) yang menjadi base flow bila mencapai sungai. Sebaliknya daerah Non-CAT
karena tidak ada groundwater flow maka tidak ada base flow. Oleh karena itu daerah CAT dan
Non-CAT mempunyai pengaruh signifikan kepada fluvial system (DAS dan sistem sungainya).
Dari Tabel 5-5 dapat diketahui bahwa dari total pulau sebesar 17508 buah
dapat disimpulkan bahwa:
Pulau dengan luas > 100.000 km2 berjumlah 5, yaitu: Kalimantan,
Sumatra,
Papua, Sulawesi dan Jawa atau (5/17508 = 0,03 % terhadap total pulau)
Pulau dengan luas > 10.000 km2 tapi < 100.000 km2 ada 8 buah atau
(0,05%)
Pulau dengan luas > 2.000 km2 sampai < 10.000 km2 ada 18 buah atau
(0,1%)
Pulau dengan luas > 2.000 km2 ada 31 buah (dari 5 + 8 + 18) atau
(0,18%)
Pulau dengan luas pulau < 2.000km2 sebanyak 17477 atau 99,82%
dari
seluruh pulau di Indonesia (dengan asumsi bahwa jumlah total pulau
di
Indonesia 17508).
Pulau-pulau tersebut yang merupakan bagian dari ruang darat Indonesia.
Siklus Hidrologi
Dalam siklus hidrologi
secara global diketahui
bahwa curah hujan yang
turun selama setahun di
ruang darat mempunyai
keseimbangan global
tertutup. Salah satu
referensi menyebutkan
bahwa (Chow et al., 1988):
Curah hujan
100% = total evaporasi
daratan 61%
(evapotranspirasi ditambah
evaporasi lainnya) + total
aliran permukaan 38% + 1
% aliran air tanah
(groundwater flow). Secara
global siklus hidrologi
Tabel 5-6 dapat dilihat keseimbangan siklus hidrologi dalam bentuk angka seperti
berikut:
Hujan di darat (100) = total evaporasi darat (61) + surface outflow (38)
+groundwater outflow (1) atau 100 = 61 + 38 + 1.
Hujan di darat (100) = total evaporasi dari darat (61) + uap di darat dari laut
(39) atau = 100 = 61 +39.
Uap air ke darat dari laut (39) = surface outflow (38) + groundwater outflow (1)
atau 39 = 38 + 1.
Evaporasi dari laut (424) = hujan di laut (385) + uap di darat dari laut (39) atau
424 = 385 + 39.
Total evaporasi = semua evaporasi darat (dari waduk, sungai, situ-situ) + total
evapotranspirasi dari tanaman atau vegetasi.
Evaporasi dari laut yang besarnya adalah 505 ribu km3 per tahun, hanya 9%
yang kembali ke darat berupa uap di darat dari laut. Dengan kata lain 91 %
evaporasi dari laut kembali ke laut melalui hujan di laut.
Pengkontribusi terbesar banyaknya hujan di darat adalah total evaporasi di
darat (sebesar 61 %) yaitu jumlah dari semua evaporasi ditambah dengan
evapotranspirasi. Dengan kata lain keberadaan vegetasi di darat khususnya dalam
bentuk hutan adalah sangat penting.
Kontribusi aliran permukaan (surface outflow) ke laut untuk daerah CAT
Seperti telah disebutkan bahwa keseimbangan siklus hidrologi global itu relatif.
Pengertian relatif ini adalah karena dari beberapa referensi angka- angka dalam
Gambar 5-27 danTabel 5-6 berbeda. Namun kisaran besarannya mempunyai orde
yang sama
Tabel 5-7. Keseimbangan tahunan global dari berbagai sumber dengan satuan hujan di
darat = 100
Kalimantan sampai Papua dapat dilihat bahwa curah hujan Kalimantan tinggi,
Sulawesi turun dan Kep. Maluku naik dan yang paling tinggi adalah Papua. .
Membandingkan Pulau Sulawesi dan Kep. Maluku dapat dilihat bahwa
walau secara keseluruhan luas Kep. Maluku lebih kecil daripada luas Pulau
Sulawesi, curah hujan tahunannya lebih tinggi dibandingkan dengan curah
hujan Pulau Sulawesi. Hal ini karena Kep. Maluku diapit oleh Pulau Papua di
bagian Timur dan Pulau Sulawesi di bagian Barat. Di samping itu dalam siklus
hidrologi tertutup waktu tinggal (residence time) air di udara (atmosfir) adalah
8,16 hari (Chow dkk., 1988; Maidment, 1993). Sehingga tatkala ada hujan di
Papua atau di Sulawesi ada kesempatan untuk hujan tersebut bergerak ke arah
Maluku dengan waktu tempuh sesuai waktu tinggal air yaitu 8,16 hari.
Demikian pula untuk Pulau Bali, walau luasnya lebih kecil daripada PulauPulau Timor dan Sumba (NTT) dan Sumbawa (NTB) namun curah hujannya lebih
tinggi. Hal ini karena di bagian Barat Pulau Bali ada Pulau Jawa dengan jarak
yang relatif dekat. Dengan demikian secara hipotesis dapat dikatakan bahwa ada
kontribusi penting besaran luas ruang darat (atau luas pulau) terhadap besaran
curah hujan.
Lima pulau besar dengan luas > 100.000 km2 memiliki sungai
dengan luas DAS bervariasi mulai dari yang kecil sampai yang besar.
Contoh sungai dengan luas DASnya yang besar di pulau-pulau besar
tersebut adalah sebagai berikut:
Sumatra: S. Singkil, S. Asahan, S. Aek Barumun, S. Rokan, S. Siak,
S. Kampar, S. Inderagiri, S. Batanghari, S. Musi, S. Tulang Bawang,
S. Banyuasin, S. Seputih, S. Mesuji
Kalimantan: S. Kapuas, S. Kahayan, S. Barito, S. Mahakam,
S.Kayan, S. Sesayap, S. Katingan, S. Berau, S. Mentaya, S.
Kotawaringin, S. Seruyan, S. Pawan, S. Sambas, S. Jelai, S. Sebangan
Jawa: S. Ciujung, S. Cisadane, S. Citarum, S. Cimanuk, S. Pemali,
S. Serayu, S. S. Progo, S. Serang, S. Bengawan Solo, S. Brantas.
Sulawesi: S. Bila Walanae, S. Sadang, S. Karama, S. Lariang, S.
Larona, S. Lasolo, S. Bongka, S. Randangan, S. Paguyaman, S.
Bolango Bone, S. Lombagin.
Papua: Kamundan, S. Sebyar, S. Omba, S. Wapoga Mimika, S.
Mamberamo, S. Tami, S. Apauvar, S. Noordwest, S. Einlanden, S.
Sungai Indragiri
Total DAS Indragiri sampai muara adalah 16.268 km2 dengan perincian
7.459 km2 berada di Provinsi Sumatra Barat dan 8.809 km2 di Provinsi
Riau (Surapada, 2004; CTI Eng. & Nippon Koei, 1995). Gambaran
DAS indragiri ditunjukkan berikut ini.