IRSAT
20151040036
JENIS-JENIS PAJAK
Pajak dalam negeri terdiri atas pajak penghasilan (PPh), pajak
pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah (PPN &
PPnBM), pajak bumi dan bangunan (PBB).
Ditinjau dari segi pemungutan
Pajak langsung: (yaitu pajak langsung yaitu pajak yang dibayar
langsung oleh subjek pajaknya seperti PPh, PBB, bea meterai, bea
masuk, dan bea keluar.)
Pajak tidak langsung: (adalah pajak yang dibebankan kepada
subjek pajaknya tetapi subjek pajak tersebut membayar pajaknya
tidak langsung kepada negara melainkan melalui pihak ketiga
seperti pengusaha kena pajak (PKP) atau produsen. Pajak yang
termasuk dalam kategori pajak tidak langsung adalah PPN, PPnBM,
dan cukai. )
Penyerahan BKP
Penyerahan JKP
Ekspor BKP berwujud
Ekspor BKP Tidak Berwujud
Ekspor JKP (Disebut juga PPN Keluaran)
Cukai
Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap
barang-barang yang mempunyai sifat atau karakteristik yang
ditetapkan dalam undang-undang cukai (UU Nomor 39 Tahun
2007). Sedangkan sifat atau karakteristik Barang Kena Cukai
(BKC) adalah:
a) Barang yang konsumsinya perlu dikendalikan
b) Peredarannya perlu diawasi
c) Pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi
masyarakat atau lingkungan hidup; atau
d) Pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi
keadilan dan keseimbangan.
Bea Masuk
Bea Masuk adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang
yang diimpor. (Pasal 1 ayat 15 UU Nomor 17 Tahun 2006 tentang
Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.
Pada dasarnya bea masuk berfungsi sebagai:
a) Mencegah kerugian industri dalam negeri yang memproduksi barang
sejenis dengan barang impor tersebut;
b) Melindungi pengembangan industri barang sejenis dengan barang
impor tersebut di dalam negeri.
c) Mencegah terjadinya kerugian serius terhadap industri dalam negeri
yang memproduksi barang sejenis dan/atau barang yang secara
langsung bersaing.
d) Melakukan pembalasan terhadap barang impor yang berasal dari
negara yang memperlakukan barang ekspor Indonesia secara
diskriminatif.
Bea Keluar
Bea keluar berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2006 tentang
perubahan kedua atas UU Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap
barang ekspor. Tujuan pengenaan Bea Keluar terhadap barang
ekspor adalah:
a) Menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri;
b) Melindungi kelestarian sumber daya alam
c) Mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dan komoditi
ekspor tertentu dipasaran internasional; dan
d) Menjaga stabilitas harga komoditi tertentu di dalam negeri.
Sedangkan barang Ekspor yang dikenakan bea keluar adalah
rotan, kulit, kayu, kelapa sawit, serta CPO dan produk turunannya.
PAJAK DI DAERAH
Dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, pemerintah daerah menerima sejumlah
dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi,
dana tersebut disebut dengan dana bagi hasil.
Dana bagi hasil bersumber dari pajak dan sumber daya
alam. Dana bagi hasil yang bersumber dari pajak terdiri
atas pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penghasilan
(PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam negeri dan PPh Pasal 21, serta bea perolehan hak
atas tanah dan bangunan (BPHTB).