Anda di halaman 1dari 38

AKUNTANSI UKM

SYARIAH

ANNA BASRIYANI,
S.Pd, M.SI

POKOK BAHASAN

UKM (usaha kecil menengah)


ISLAM, SISTEM EKONOMI
AKUNTANSI SYARIAH
STANDAR AKUNYANSI SYARIAH

UKM
(USAHA KECIL
MENENGAH)

Akuntansi UKM
IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) pada tanggal 17 Juli lalu telah meluncurkan
standar akuntansi ETAP (SAK-ETAP) bertepatan dalam acara Seminar Nasional
Akuntansi Tiga pilar Standar Akuntansi Indonesia yang diberi nama Standar
Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan Menengah), namun mengingat definisi UKM
sendiri sering berubah, maka untuk menghindari kerancuan, standard ini diberi
nama SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik).

PENGERTIAN UKM
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang
mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Dan usaha yang berdiri sendiri.
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998. Pengertian Usaha
Kecil Menengah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan
bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan
perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
Menurut kementrian industri dan perdagangan, usaha yng mempunyai nilai
aset (tidak termasuk tanah dan bangunan ) dengan aset kurang dari 200 juta
rupiah disebut industri kecil, sedangkan suatu usaha yang memiliki aset
antara 200 juta - 5 milyar rupiah tergolong usaha kecil dan menengah.

Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah

Menurut Suryana (2001: 85- 86) usaha kecil memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri.
Beberapa kekuatan usaha kecil antara lain:
Memiliki kebebasan untuk bretindak
Bila ada perubahan misalnya perubahan produk baru, teknologi baru
dan perubahan mesin baru usaha kecil bisa bertindak dengan cepat
untuk menyesuaikan dengan kedaan yang berubah tersebut.
Sedangkan pada perusahaan besar tindakan tersebut sudah dilakukan.
Feleksibel
Perusahaan kecil dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat.
Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produk usaha kecil pada
umumnya menggunakan sumber - sumber setempat yang bersifat
lokal.
Tidak mudah goncang
Karena bahan baku kebanyakan lokal dan sumber daya lainnya
bersifat lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap fluktuasi
bahan baku impor

Sedangkan kelemahan perusahaan kecil dapat dikategorikan kedalam


dua aspek antara lain :
Aspek kelemahan struktural, yaitu kelelmahan dalam strukturnya,
misalnya kelemahan dalam bidang manajemen dan organisasi
kelemahan dalam pengendalian mutu kelemahan dalam mengadopsi
dan penguasaan teknologi, kesulitan mencari permodalan tenaga kerja
masih lokal dan terbatasnya akses pasar.

Kelemahan kultural, mengakibatkan kelemahan struktural, kurangnya


akses informasi dan lemahnya berbagai persyaratan lain guna
memperoleh akses permodalan, pemasaran dan bahan baku seperti
informasi peluang dan cara memasarkan produk informasi untuk
mendapatkan bahan baku murah dan mudah didapat informasi untuk
memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha besar dalam menjalin
hubungan kemitraan untuk memperoleh bantuan permodalan dan
pemasaran informasi tentang tata cara pengembangan produk baik
desain, kualitas maupun kemasannya, serta informasi untuk menambah
sumber permodalan dengan persyaratan yang terjangkau.

ISLAM
Islam berasal dari kata aslama, yuslimu, islaman tunduk dan patuh.
Dalam HR. Muslim menyatakan:
Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada
Tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan
Allah, engkau menegakkankan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan
shaum Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke baitullah-jika engkau
berkemampuan melaksanakannya.
Secara terminologi, islam adalah nama dan satu institusi agama, maka tidak bisa
dikatakan bahwa setiap orang yang tunduk kepada Tuhan- apapun agamanya, dan apa
pun Tuhannya-dapat dikatakan pemeluk agama islam.
Jadi, Islam adalah sebuah pedoman hidup dan berkehidupan yang dikeluarkan
langsung oleh Allah SWT sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Penguasa tunggal alam
semesta , agar manusia tunduk, patuh dan pasrah kepada ketentuam-NYA untuk meraih
derajat kehidupan lebih tinggi yaitu kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan baik di
dunia ,atupun di akhirat.

Dasar-dasar Ajaran Islam


Pedoman hidup dan kehidupan dalam islam yang ditetapkan oleh Allah
mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu:
1. Akidah
Akidah (Aqad : ikatan) adalah perjanjian yang teguh dan kuat terpatri
dalam hati dan tertanam di dalam lubuk hati yang paling dalam.
2. Syariah
Syariah (Syaraa : jalan ) adalah jalan atau peraturan dalam Islam yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT.
3. Akhlak
Akhlak (Hasan : baik), dalam islam akhlak mengatur hubungan dengan
Allah, dengan Rasul dengan sesama manusia dan alam serta dengan
dirinya sendiri.

SISTEM EKONOMI
Sistem ekonomi di dunia ada, 4
yaitu: kapitalis, sosial, campuran,
dan Islam (syariah).

Sistem Ekonomi
Sosialis/Komunis

Paham ini muncul sebagai akibat dari paham kapitalis yang


mengekploitasi manusia, sehingga negara ikut campur cukup dalam
dengan perannya yang sangat dominan.
Adapun ciri-ciri sistem ekonomi sosialis sebagai berikut:
1. Seluruh sumber daya dikuasai oleh negara
2. Produksi dilakukan untuk kebutuhan masyarakat
3. Kegiatan ekonomi direncanakan oleh negara dan diatur oleh
pemerintah secara terpusat
4. Hak milik individu tidak diakui

Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis adalah negara-negara yang


berideologi komunis seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, RRC dan negara
komunis lainnya

Sistem Ekonomi
Kapitalis/Liberal

Sistem ini sangat menganut sistem mekanisme pasar. Yang menjadi citacita utamanya adalah adanya pertumbuhan ekonomi.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis:
1. Bebas memiliki alat-alat dan sumber-sumber produksi, baik
perorangan maupun kelompok
2. Hak milik perorangan dijamin sepenuhnya
3. Kegiatan ekonomi sebagian besar dilakukan oleh swasta
4. Campur tangan pemerintah sangat sedikit atau terbatas
5. Modal mempunyai peran yang terpenting dalam kegiatan ekonomi
6. Bebas bersaing dengan cara apa pun
7. Didorong oleh motif memperoleh laba sebesar-besarnya
Sistem ekonomi liberal dianut oleh sebagian besar negara-negara di dunia,
terutama di negara-negara Eropa Barat, Amerika, Kanada, dan Australia.

Sistem Ekonomi Campuran

Merupakan perpaduan antara sistem kapitalis dan sistem sosialis, yang


mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian, yang berarti juga
garis tengah antara peran mutlak negara/kolektif dan peran menonjol individu.
ciri-ciri dari sistem ekonami campuran.
1. Sumber-sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
2. Pemerintah menyusun peraturan, perencanaan, dan menetapkan
kebijaksanaan -kebijaksanaan di bidang ekonomi.
3. Swasta diberi kebebasan di bidang-bidang ekonomi dalam batas
kebijaksanaan ekonomi yang ditetapkan pemerintah.
4. Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak
merugikan kepentingan umum.
5. Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan
pendapatan.
6. Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.

Sistem ekonomi campuran banyak diterapkan di negaranegara yang sedang


berkembang, seperti Malaysia, India, Filipina, Mesir, dan Maroko.

Sistem Ekonomi
Islam (Syariah)

Sistem ekonomi islam adalah sebuah sistem yang dimana cara cara
pengaplikasiannya tidak lepas dari Al-Quran , al hadist dan itjma ulama.

Sistem ekonomi islam di mulai dari sejak masa Rasulullah sampai akhir
zaman. Sistem ekonomi

Sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi kapitalis, sosialis


maupun komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada di tengah-tengah
ketiga sistem ekonomi itu. Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang
lebih bersifat individual, sosialis yang memberikan hampir semua
tanggungjawab kepada warganya serta komunis yang ekstrim, ekonomi
Islam menetapkan bentuk perdagangan serta perkhidmatan yang boleh dan
tidak boleh ditransaksikan.

Sistem Ekonomi Islam


Menghindari Riba
Dalam tentang larangan riba dalam Alquran :
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya. (Q.S. Al-Baqoroh:275)

Pengertian Riba
Secara literal, riba bermakna tambahan (alziyadah).
Sedangkan menurut istilah; Imam Ibnu al-Arabiy
mendefinisikan riba dengan; semua tambahan
yang tidak disertai dengan adanya pertukaran
kompensasi.
Imam Suyuthiy dalam Tafsir Jalalain menyatakan,
riba adalah tambahan yang dikenakan di dalam
muamalah, uang, maupun makanan, baik dalam
kadar maupun waktunya.

MENGAPA DIBUTUHKAN
AKUNTANSI SYARIAH ?
Suatu tuntutan atas pelaksanaan
syariah
Kebutuhan akibat pesatnya
perkembangan transaksi syariah
Kebutuhan akuntabilitas entitas yang
menerapkan prinsip syariah
regulasi

PENGERTIAN AKUNTANSI
SYARIAH
AKUNTANSI dalam bahasa Arabnya disebut Muhasabah
yang berasal dari kata hasaba, hasiba, muhasabah
artinya
menimbang, memperhitungkan mengkalkulasikan, mendata, atau
menghisab, yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang
harus dicatat dalam pembukuan tertentu.
Secara sederhana pengertian Akuntansi Syariah dapat
dijelaskan melaui akar katanya, yaitu: (1) Akuntansi, dan (2)
Syariah.
secara etimologi, kata akuntansi berasal dari bahasa inggris,
accounting, artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa
indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan.
secara etimologi, Kata Syariah berasal dari bahasa Arab, dari
kata Syaraa yang berarti jalan, sehinga dapat diartikan jalan
dalam agama Islam atau peraturan dalam Islam yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT.

Secara sederhana Akuntansi Syariah merupakan


Akuntansi yang sesuai dengan peraturan yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Menurut Sofyan S. Harahap dalam ( Akuntansi
Social ekonomi dan Akuntansi Islam hal 56 )
mendefinisikan
:
Akuntansi
Islam
atau
Akuntansi syariah pada hakekatnya adalah
penggunaan akuntansi dalam menjalankan
syariah Islam.
Akuntansi syariah adalah proses akuntansi atas
transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan Allah SWT.
Akuntansi Konvensional:
Defenisi Akuntansi menurut American Intitute
of Certified Public Accounting (AICPA)
dalam Harahap (2003), akuntansi adalah seni
pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran
dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, dan
kejadian-kejadian
yang
umumnya
bersifat

KONSEP AKUNTANSI DALAM


ALQURAN

Islam melalui Al Quran telah menggariskan bahwa konsep


akuntansi yang harus diikuti oleh para pelaku transaksi atau
pembuat laporan akuntansi adalah menekankan pada konsep
pertanggungjawaban atau accountability, sebagai ditegaskan
dalam surat Al Baqaroh ayat 282.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menulisnya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menulisnya dengan adil. Dan janganlah penulis enggan
menulisnya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya
atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika bukan dua oang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
supaya jika seorang lupa maka yang seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksisaksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah
kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar, sampai batas waktu
membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan
persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguan kamu. Tetapi jika
ia merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak
ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu

SEJARAH PERKEMBANGAN
AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA

Terhitung Sejak 1992-2002 atau 10 tahun lembaga keuangan baik bank syariah
maupun entitas syariah yang lain tidak memiliki PSAK khusus yang mengatur
transaksi dan kegiatan berbasis syariah. PSAK 59 sebagai produk pertama
DSAK IAI untuk entitas syariah perlu diajungkan jempol dan merupakan
awal dari pengakuan dan eksistensi keberadaan akuntansi syariah di Indonesia.
PSAK ini disahkan tanggal 1 Mei 2002, berlaku mulai 1 Januari 2003 atau
pembukuan yang berakhir tahun 2003 . hanya berlaku hanya dalam tempo 5
tahun.
PSAK 59 dikhususkan untuk kegiatan transaksi syariah hanya di sektor
perbankan syariah, ini sangat ironis karena ketika itu sudah mulai menjamur
entitas syariah selain dari perbankan syariah, seperti asuransi syariah,
pegadaian syariah, koperasi syariah. Maka seiring tuntutan akan kebutuhan
akuntansi untuk entitas syariah yang lain maka komite akuntansi syariah dewan
standar akuntasi keuangan (KAS DSAK) menerbitkan enam pernyataan standar
akuntansi keuangan (PSAK) bagi seluruh lembaga keuangan syariah (LKS)
yang disahkan tanggal 27 Juni 2007 dan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2008
atau pembukuan tahun yang berakhir tahun 2008.

Keenam PSAK itu adalah PSAK No 101 tentang penyajian laporan keuangan
syariah, PSAK No 102 tentang akuntansi Murabahah (Jual beli), PSAK No 103
tentang Akuntansi Salam, PSAK No 104 tentang Akuntansi Isthisna, PSAK No 105
tentang Akuntansi Mudarabah (Bagi hasil), dan PSAK No 106 tentang Akuntansi
Musyarakah (Kemitraan).

Keenam PSAK merupakan standar akuntansi yang mengatur seluruh transaksi


keuangan syariah dari berbagai LKS. Dalam penyusunaan keenam PSAK, KAS
DSAK mendasarkan pada pernyataan akuntansi perbankan syariah indonesia
(PAPSI) Bank Indonesia. Selain itu, penyusunan keenam PSAK juga mendasarkan
pada sejumlah fatwa akad keuangan syariah yang diterbitkan oleh dewan syariah
nasional majelis ulama indonesia (DSN MUI).

Prinsip Transaksi
Syariah
1. Persaudaraan (Ukhuwah)
Prinsip Persaudaraan (Ukhuwah) memiliki ciri-ciri berikut:
Saling mengenal (taaruf),
Saling memahami (tafahum),
Saling menolong (taawun),
Saling menjamin (takaful),
Saling bersinergi dan beraliansi (tahaluf).
2. Keadilan (Adalah),
Prinsip Keadilan (Adalah) harus terhindar dari unsur:
Riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik riba nasiah maupun
fadhl);
Kezaliman (unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan);
Maysir (unsur judi dan sifat spekulatif);
Gharar (unsur ketidakjelasan); dan
Haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas operasional
yang terkait).

3.

Kemaslahatan (Maslahah),
Prinsip Kemaslahatan (Maslahah) yaitu berupa pemeliharaan terhadap :
. Akidah, keimanan dan ketakwaan (dien);
. Intelek (aql);
. Keturunan (nasl);
. Jiwa dan keselamatan (nafs); dan
. Harta benda (mal).

4.

Keseimbangan (Tawazun),
Prinsip Keseimbangan (Tawazun) meliputi keseimbangan terhadap:
. Aspek material dan spiritual,
. Aspek privat dan publik,
. Sektor keuangan dan sektor riil,
. Bisnis dan sosial, dan
. Keseimbangan aspek pemanfaatan dan pelestarian.

5.

Universalisme (Syumuliah).
Prinsip Universalisme (Syumuliah) :
untuk semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku,
agama, ras dan golongan, sesuai dengan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil
alamin).

Istilah Dalam Transaksi


Syariah

Mudharabah
Akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (malik, shahib
al mal, Lembaga keuangan Syariah) menyediakan seluruh modal, sedang pihak
kedua (amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola dan keuntungan usaha
dibagi di antara mereka sesuai kesepakatanyang dituangkan dalam kontrak.
Dasar Hukum Mudharabah : Fatwa DSN No.07/DSN-MUI/IV/2000.

Murabahah
Menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan
pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
Dasar hukum Murabahah : Fatwa DSN No.04/DSN-MUI/I/2000.

Musyarakah
Pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.
Dasar hukum Musyarakah : Fatwa DSN No.08/DSN-MUI/IV/2000.

PERBEDAAN AKUNTANSI
SYARIAH DENGAN AKUNTANSI
KONVENSIONAL
KRITERIA
Dasar Hukum

AKUNTANSI SYARIAH AKUNTANSI


KONENSIONAL
Hukum Etika yang
Hukum bisnis modern
bersumber dari
Alquran & Sunnah

Dasar Tindakan

Keberasaan hukum
allah-keagamaan

Rasionalisme ekonomisekunder

Tujuan
Orientaso

Keuntungan yang
wajar
Kemasyarakatan

Tahapan
Operasional

Dibatasi dan tunduk


ketentuan syariah

Maksimalisasi
keuntungan
Individu atau kepada
pemilik
Tidak dibatasi kecuali
pertimbangan
ekonomis

KESAMAAN AKUNTANSI
SYARIAH DENGAN AKUNTANSI
KOVENSIONAL
Persamaan kaidah Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional
terdapat pada hal-hal sebagai berikut:

1. Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi;


2. Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun
pembukuan keuangan;
3. Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;
4. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang;
5. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan
income dengan cost (biaya);
6. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan;
7. Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.

STANDAR AKUNTANSI
SYARIAH
Metodologi Pengembangan Standar Akuntansi Keuangan Syariah :
Pendekatan Ideologis
Tujuan dan berbagai kaidah syariah dibangun atas dasar Prinsip dan Ajaran
Islam lalu membandingkan dengan Konsep-konsep Akuntansi
Konvensional.

Kelompok Pragmatis
Mulai dari tujuan dan berbagai kaidah akuntansi kovensional kemudian
disesuaikan dengan proiip-prinsip syariah

PSAK SYARIAH
PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan
transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun
lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini pengembangan
dilakukan dengan model PSAK umum namun psak ini berbasis
syariah dengan acuan fatwa MUI.

PSAK Syariah berada dalam PSAK 100-106 yang terdiri


dari :
1. Kerangka Konseptual
2. Penyajian Laporan Keuangan Syariah
3. Akuntansi Murabahah
4. Musyarakah
5. Mudharabah
6. Salam
7. Istishna

PSAK 101 (Penyajian Laporan


Keuangan Syariah)
Laporan Keuangan Syariah adalah suatu laporan keuangan yang dibuat oleh
entitas syariah untuk digunakan sebagai pembanding baik dengan laporan
keuangan sebelumnya atau laporan keuangan lainnya. Laporan keuangan yang
lengkap terdiri dari :
a. Neraca
b. Laporan Laba Rugi
c. Lapaoran Arus Kas
d. Laporan Perubahan Equitas
e.Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
f. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
g. Catatan Atas Laporan Keuangan

Prinsip universalisme dalam PSAK 101 terdapat pada ruang


lingkupnya dimana laporan keuangan dapat digunakan
untuk kebutuhan bersama bagi semua pihak yang
berkepentingan yang melakukan transaksi syariah. Hal ini
sesuai dengan PSAK 101 Prgf.4 : Laporan keuangan bagi
tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditunjukan
untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna laporan.
Prinsip universalisme juga terlihat pada Laporan Sumber
Dan Penggunaan Dana Zakat. PSAK 101 Prgf. 71
menyatakan bahwa Zakat adalah sebagian harta yang
wajib dikeluarkan oleh wajib zakat dan diserahkan kepada
penerima zakat . Pembayaran zakat dilakukan apabila nisab
dari harta yang memenuhi kriteria wajib zakat.
Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Kebajikan seperti
pada PSAK 101 Prgf.75 juga menyatakan bahwa adanya

PSAK 102 (Akuntansi


Murabahah)

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga


jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang
disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya
perolehan barang tersebut kepada pembeli (PSAK 102 Prgf
5).

PSAK 103 (Akuntansi Salam

PSAK 103 Prgf. 1 : Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur


pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan
transaksi salam.
PSAK 103 Prgf.2 : Pernyataan ini diterapkan untuk entitas
yangmelakukan transaksi salam, baik sebagai penjual
ataupembeli.
PSAK 103 Prgf. 4 : Salam adalah akad jual beli barang
pesanan (muslam fiih) dengan pengiriman di kemudian hari
oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan
oleh pembelipada saat akad disepakati sesuai dengan
syarat-syarattertentu. Hal ini menjelaskan bahwa semua
pihak yang berkepentingan tanpa terkecuali dapat
melakukan akad salam sesuai dengan PSAK 103.
PSAK 103 Prgf. 14 : Denda yang diterima oleh pembeli di
akui sebagai bagian dana kebajikan.

PSAK 104 (Akuntansi


Istishna)

PSAK 104 Prgf. 5 : Istishna adalah akad jual beli dalam


bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan dan penjual. Hal ini menunjukan bahwa istishna
dapat dilakukan oleh dan untuk semua pihak yang
berkepentingan tanpa membedakan apapun.
PSAK 104 Prgf 6 : Berdasarkan akad istishna, pembeli
menugaskan penjual untuk menyediakan barang pesanan
(mashnu) sesuai spesifikasi yang disyaratkan untuk
diserahkan kepada pembeli, dengan cara pembayaran
dimuka atau tangguh. Semua penjual dalam transaksi
istishna diharuskan untuk menyediakan barang sesuai
dengan karakteristik pesanan pembeli jika pembeli tersebut
telah membayar uang muka atau uang tangguh.
Akad istishna akan selesai apabila proses pembuatan
barangnya telah selesai dan telah diserahkan kepada

PSAK 105 (Akuntansi


Mudharabah)
PSAK 105 Prgf. 4 : Mudharabah adalah akad
kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama/ pemilik dana menyediakan seluruh
dana sedangkan pihak kedua/ pengelola dana
bertindak sebagai pengelola dan keuntungan
dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan
sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung
oleh pemilik dana.

PSAK 106 (Akuntansi


Musyarakah)
PSAK 106 Prgf. 4 : Musyarakah adalah akad kerjasama
antara 2 pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu
dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan kontribusi
dana.

Pengertian Laporan Keuangan Syariah


Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas syariah
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan Umum laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja da arus kas entitas syariah yang bermanfaat
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan-keputan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban
manajemen (Stewardship) atas penggunaan sumber data yang
dipercayakan kepada mereka.

Anda mungkin juga menyukai