SYARIAH
ANNA BASRIYANI,
S.Pd, M.SI
POKOK BAHASAN
UKM
(USAHA KECIL
MENENGAH)
Akuntansi UKM
IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) pada tanggal 17 Juli lalu telah meluncurkan
standar akuntansi ETAP (SAK-ETAP) bertepatan dalam acara Seminar Nasional
Akuntansi Tiga pilar Standar Akuntansi Indonesia yang diberi nama Standar
Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan Menengah), namun mengingat definisi UKM
sendiri sering berubah, maka untuk menghindari kerancuan, standard ini diberi
nama SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik).
PENGERTIAN UKM
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang
mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Dan usaha yang berdiri sendiri.
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998. Pengertian Usaha
Kecil Menengah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan
bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan
perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
Menurut kementrian industri dan perdagangan, usaha yng mempunyai nilai
aset (tidak termasuk tanah dan bangunan ) dengan aset kurang dari 200 juta
rupiah disebut industri kecil, sedangkan suatu usaha yang memiliki aset
antara 200 juta - 5 milyar rupiah tergolong usaha kecil dan menengah.
Menurut Suryana (2001: 85- 86) usaha kecil memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri.
Beberapa kekuatan usaha kecil antara lain:
Memiliki kebebasan untuk bretindak
Bila ada perubahan misalnya perubahan produk baru, teknologi baru
dan perubahan mesin baru usaha kecil bisa bertindak dengan cepat
untuk menyesuaikan dengan kedaan yang berubah tersebut.
Sedangkan pada perusahaan besar tindakan tersebut sudah dilakukan.
Feleksibel
Perusahaan kecil dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat.
Bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran produk usaha kecil pada
umumnya menggunakan sumber - sumber setempat yang bersifat
lokal.
Tidak mudah goncang
Karena bahan baku kebanyakan lokal dan sumber daya lainnya
bersifat lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap fluktuasi
bahan baku impor
ISLAM
Islam berasal dari kata aslama, yuslimu, islaman tunduk dan patuh.
Dalam HR. Muslim menyatakan:
Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada
Tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan
Allah, engkau menegakkankan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan
shaum Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke baitullah-jika engkau
berkemampuan melaksanakannya.
Secara terminologi, islam adalah nama dan satu institusi agama, maka tidak bisa
dikatakan bahwa setiap orang yang tunduk kepada Tuhan- apapun agamanya, dan apa
pun Tuhannya-dapat dikatakan pemeluk agama islam.
Jadi, Islam adalah sebuah pedoman hidup dan berkehidupan yang dikeluarkan
langsung oleh Allah SWT sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Penguasa tunggal alam
semesta , agar manusia tunduk, patuh dan pasrah kepada ketentuam-NYA untuk meraih
derajat kehidupan lebih tinggi yaitu kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan baik di
dunia ,atupun di akhirat.
SISTEM EKONOMI
Sistem ekonomi di dunia ada, 4
yaitu: kapitalis, sosial, campuran,
dan Islam (syariah).
Sistem Ekonomi
Sosialis/Komunis
Sistem Ekonomi
Kapitalis/Liberal
Sistem ini sangat menganut sistem mekanisme pasar. Yang menjadi citacita utamanya adalah adanya pertumbuhan ekonomi.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis:
1. Bebas memiliki alat-alat dan sumber-sumber produksi, baik
perorangan maupun kelompok
2. Hak milik perorangan dijamin sepenuhnya
3. Kegiatan ekonomi sebagian besar dilakukan oleh swasta
4. Campur tangan pemerintah sangat sedikit atau terbatas
5. Modal mempunyai peran yang terpenting dalam kegiatan ekonomi
6. Bebas bersaing dengan cara apa pun
7. Didorong oleh motif memperoleh laba sebesar-besarnya
Sistem ekonomi liberal dianut oleh sebagian besar negara-negara di dunia,
terutama di negara-negara Eropa Barat, Amerika, Kanada, dan Australia.
Sistem Ekonomi
Islam (Syariah)
Sistem ekonomi islam adalah sebuah sistem yang dimana cara cara
pengaplikasiannya tidak lepas dari Al-Quran , al hadist dan itjma ulama.
Sistem ekonomi islam di mulai dari sejak masa Rasulullah sampai akhir
zaman. Sistem ekonomi
Pengertian Riba
Secara literal, riba bermakna tambahan (alziyadah).
Sedangkan menurut istilah; Imam Ibnu al-Arabiy
mendefinisikan riba dengan; semua tambahan
yang tidak disertai dengan adanya pertukaran
kompensasi.
Imam Suyuthiy dalam Tafsir Jalalain menyatakan,
riba adalah tambahan yang dikenakan di dalam
muamalah, uang, maupun makanan, baik dalam
kadar maupun waktunya.
MENGAPA DIBUTUHKAN
AKUNTANSI SYARIAH ?
Suatu tuntutan atas pelaksanaan
syariah
Kebutuhan akibat pesatnya
perkembangan transaksi syariah
Kebutuhan akuntabilitas entitas yang
menerapkan prinsip syariah
regulasi
PENGERTIAN AKUNTANSI
SYARIAH
AKUNTANSI dalam bahasa Arabnya disebut Muhasabah
yang berasal dari kata hasaba, hasiba, muhasabah
artinya
menimbang, memperhitungkan mengkalkulasikan, mendata, atau
menghisab, yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang
harus dicatat dalam pembukuan tertentu.
Secara sederhana pengertian Akuntansi Syariah dapat
dijelaskan melaui akar katanya, yaitu: (1) Akuntansi, dan (2)
Syariah.
secara etimologi, kata akuntansi berasal dari bahasa inggris,
accounting, artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa
indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan.
secara etimologi, Kata Syariah berasal dari bahasa Arab, dari
kata Syaraa yang berarti jalan, sehinga dapat diartikan jalan
dalam agama Islam atau peraturan dalam Islam yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT.
SEJARAH PERKEMBANGAN
AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA
Terhitung Sejak 1992-2002 atau 10 tahun lembaga keuangan baik bank syariah
maupun entitas syariah yang lain tidak memiliki PSAK khusus yang mengatur
transaksi dan kegiatan berbasis syariah. PSAK 59 sebagai produk pertama
DSAK IAI untuk entitas syariah perlu diajungkan jempol dan merupakan
awal dari pengakuan dan eksistensi keberadaan akuntansi syariah di Indonesia.
PSAK ini disahkan tanggal 1 Mei 2002, berlaku mulai 1 Januari 2003 atau
pembukuan yang berakhir tahun 2003 . hanya berlaku hanya dalam tempo 5
tahun.
PSAK 59 dikhususkan untuk kegiatan transaksi syariah hanya di sektor
perbankan syariah, ini sangat ironis karena ketika itu sudah mulai menjamur
entitas syariah selain dari perbankan syariah, seperti asuransi syariah,
pegadaian syariah, koperasi syariah. Maka seiring tuntutan akan kebutuhan
akuntansi untuk entitas syariah yang lain maka komite akuntansi syariah dewan
standar akuntasi keuangan (KAS DSAK) menerbitkan enam pernyataan standar
akuntansi keuangan (PSAK) bagi seluruh lembaga keuangan syariah (LKS)
yang disahkan tanggal 27 Juni 2007 dan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2008
atau pembukuan tahun yang berakhir tahun 2008.
Keenam PSAK itu adalah PSAK No 101 tentang penyajian laporan keuangan
syariah, PSAK No 102 tentang akuntansi Murabahah (Jual beli), PSAK No 103
tentang Akuntansi Salam, PSAK No 104 tentang Akuntansi Isthisna, PSAK No 105
tentang Akuntansi Mudarabah (Bagi hasil), dan PSAK No 106 tentang Akuntansi
Musyarakah (Kemitraan).
Prinsip Transaksi
Syariah
1. Persaudaraan (Ukhuwah)
Prinsip Persaudaraan (Ukhuwah) memiliki ciri-ciri berikut:
Saling mengenal (taaruf),
Saling memahami (tafahum),
Saling menolong (taawun),
Saling menjamin (takaful),
Saling bersinergi dan beraliansi (tahaluf).
2. Keadilan (Adalah),
Prinsip Keadilan (Adalah) harus terhindar dari unsur:
Riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik riba nasiah maupun
fadhl);
Kezaliman (unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan);
Maysir (unsur judi dan sifat spekulatif);
Gharar (unsur ketidakjelasan); dan
Haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas operasional
yang terkait).
3.
Kemaslahatan (Maslahah),
Prinsip Kemaslahatan (Maslahah) yaitu berupa pemeliharaan terhadap :
. Akidah, keimanan dan ketakwaan (dien);
. Intelek (aql);
. Keturunan (nasl);
. Jiwa dan keselamatan (nafs); dan
. Harta benda (mal).
4.
Keseimbangan (Tawazun),
Prinsip Keseimbangan (Tawazun) meliputi keseimbangan terhadap:
. Aspek material dan spiritual,
. Aspek privat dan publik,
. Sektor keuangan dan sektor riil,
. Bisnis dan sosial, dan
. Keseimbangan aspek pemanfaatan dan pelestarian.
5.
Universalisme (Syumuliah).
Prinsip Universalisme (Syumuliah) :
untuk semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku,
agama, ras dan golongan, sesuai dengan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil
alamin).
Mudharabah
Akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (malik, shahib
al mal, Lembaga keuangan Syariah) menyediakan seluruh modal, sedang pihak
kedua (amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola dan keuntungan usaha
dibagi di antara mereka sesuai kesepakatanyang dituangkan dalam kontrak.
Dasar Hukum Mudharabah : Fatwa DSN No.07/DSN-MUI/IV/2000.
Murabahah
Menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan
pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
Dasar hukum Murabahah : Fatwa DSN No.04/DSN-MUI/I/2000.
Musyarakah
Pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.
Dasar hukum Musyarakah : Fatwa DSN No.08/DSN-MUI/IV/2000.
PERBEDAAN AKUNTANSI
SYARIAH DENGAN AKUNTANSI
KONVENSIONAL
KRITERIA
Dasar Hukum
Dasar Tindakan
Keberasaan hukum
allah-keagamaan
Rasionalisme ekonomisekunder
Tujuan
Orientaso
Keuntungan yang
wajar
Kemasyarakatan
Tahapan
Operasional
Maksimalisasi
keuntungan
Individu atau kepada
pemilik
Tidak dibatasi kecuali
pertimbangan
ekonomis
KESAMAAN AKUNTANSI
SYARIAH DENGAN AKUNTANSI
KOVENSIONAL
Persamaan kaidah Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional
terdapat pada hal-hal sebagai berikut:
STANDAR AKUNTANSI
SYARIAH
Metodologi Pengembangan Standar Akuntansi Keuangan Syariah :
Pendekatan Ideologis
Tujuan dan berbagai kaidah syariah dibangun atas dasar Prinsip dan Ajaran
Islam lalu membandingkan dengan Konsep-konsep Akuntansi
Konvensional.
Kelompok Pragmatis
Mulai dari tujuan dan berbagai kaidah akuntansi kovensional kemudian
disesuaikan dengan proiip-prinsip syariah
PSAK SYARIAH
PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan
transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun
lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini pengembangan
dilakukan dengan model PSAK umum namun psak ini berbasis
syariah dengan acuan fatwa MUI.