Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

RINITIS MEDIKAMENTOSA
Oleh:
Nindya Abelina O. L
Pembimbing
dr. Moelyadhi Sp.THT

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF THT & KL


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2016

BAB I. PENDAHULUAN

Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan


fungsional dibagi atas mukosa pernapasan (mukosa respiratori)
dan mukosa hidung (mukosa olfaktori).

Rhinitis medikamentosa adalah suatu keadaan yang diinduksi


oleh obat-obatan, rhinitis non-alergi yang disebabkan oleh
penggunaan lama vasokonstriktor topikal seperti nasal
dekongestan.

Di Amerika Serikat dalam sebuah survei terhadap 119 pasien


dengan alergi, 6,7% memiliki rhinitis medikamentosa.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Anatomi Hidung

Hidung luar berbentuk


piramid dengan bagianbagiannya dari atas ke
bawah:

1) pangkal hidung (bridge),


2) batang hidung
(dorsumnasi),
3) puncak hidung (hip),
4) ala nasi,
5) hidung luar

Bagian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari a. etmoid


anterior dan posterior

Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang


a. maksilaris interna

Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari cabang-cabang


a. fasialis.

Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan


sensoris dari n. Etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari
n. Nasosiliaris, yang berasal dari n. Oftalmikus (N. V-1).

2.2. FISIOLOGI HIDUNG

Sebagai jalan nafas.

Pengatur kondisi udara (Air Conditioning), perlu untuk mempersiapkan


udara yang akan masuk kedalam alveolus paru.

Sebagai penyaring dan pelindung

Indera pencium

Resonansi suara, penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan


menyanyi.

Proses bicara, hidung membantu proses pembentukan kata-kata.

Refleks nasal.

2.3. RINITIS MEDIKAMENTOSA

DEFINISI
Rhinitis medikamentosa adalah suatu kelainan hidung
berupa gangguan respon normal vasomotor sebagai
akibat pemakaian vasokonstriktor topical (obat tetes
hidung atau obat semprot hidung) dalam waktu lama
dan berlebihan, sehingga menyebabkan sumbatan
hidung yang menetap. Dapat dikatakan hal ini
disebabkan oleh pemakaian obat yang berlebihan
(drug abuse)

ETIOLOGI

Rhinitis medikamentosa juga dikenal sebagai rebound rhinitis atau chemical


rhinitis yang dipicu oleh penggunaan obat topikal vasokonstriksi

Kerusakan yang diakibatkan :

Silia rusak

Sel goblet berubah ukurannya

Membran basal menebal

Pembuluh darah melebar

Stroma tampak edema

Hipersekresi kelenjar mukus

Lapisan submukosa menebal

Lapisan periostium menebal.

ETIOLOGI

... Etiologi

Penggunaan obat vasokonstriktor topikal dari golongan simpatomimetik


akan menyebabkan siklus nasal terganggu

Penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan edema mukosa


seperti asam salisilat, kontrasepsi oral, hydantoin, estrogen, fenotiazin,
dan guanetidin. Sedangkan obat-obatan yang menyebabkan kekeringan
pada mukosa hidung adalah atropin, beladona, kortikosteroid dan
derivat katekolamin

Pemakaian obat sistemis yang bersifat sebagai antagonis adrenoreseptor alfa seperti anti hipertensi dan psikosedatif

EPIDEMIOLOGI
Laki-laki = perempuan
Lebih banyak pada dewasa muda.

Dalam penelitian yang dilakukan selama 10 tahun di


sebuah klinik THT ditemukan kejadian rhinitis
medikamentosa sebanyak 1-7%.
Dalam studi lain seorang praktisi THT mendiagnosis
rinitis medikamentosa pada 52 orang dari 100 pasien
noninfeksi dengan adanya obstruksi hidung.

Mekanisme Kerja Nasal Dekongestan

mina simpatomimetik meniru kerja sistem saraf simpatik melalui pelepasan Golongan
norepinefrin
presina
imidazolin

PATOFISIOLOGI
pemakaian topikal
vasokonstriktor yang
berulang dan dalam
jangka waktu yang lama

menyebabkan pasien
lebih sering dan lebih
banyak lagi memakai
obat tersebut

fase dilatasi berulang


(rebound dilatation)
setelah vasokonstriksi

timbul gejala
obstruksi

RINITIS MEDIKAMENTOSA

1)

silia rusak,

2)

sel goblet berubah ukurannya

3)

membran basal menebal,

4)

Pembuluh darah melebar

5)

stroma tampak edema,

6)

hipersekresi kelenjar mucus dan perubahan pH sekret hidung,

7)

lapisan submucosa menebal

8)

laposan periostium menebal.

MANIFESTASI KLINIS
Keluhan utama pasien adalah hidung tersumbat secara terus
menerus dan berair.

Gejala tidak berubah berdasarkan musim atau saat pasien di


dalam ruangan atau di luar ruangan.
Dalam upaya untuk mengontrol gejala, pasien sering mencoba
untuk meningkatkan baik dosis dan frekuensi dekongestan
topikal, yang menyebabkan ketergantungan.
Gejala timbul akibat penggunaan semprot hidung atau nasal
dekongestan.
Mencari tahu frekuensi dan durasi penggunaan semprot hidung.

... Manifestasi Klinis

Penghentian dekongestan yang diikuti oleh hidung tersumbat beberapa


jam kemudian menggunakan lebih banyak dekongestan.

Tidak ada alergen tertentu yang teridentifikasi.

Pasien dengan rhinitis medikamentosa sering mendengkur, sleep apnea,

Sering bernapas dengan mulut sehingga mengakibatkan sakit


tenggorokan dan mulut kering.

DIAGNOSIS
Kriteria bagi diagnosis Rhinitis Medikamentosa adalah : .

Riwayat pemakaian vasokontriktor topikal seperti obat tetes hidung atau


obat semprot hidung dalam waktu lama dan berlebihan.

Obstruksi hidung yang berterusan ( kronik ) tanpa pengeluaran sekret


atau bersin.

Ditemukan mukosa hidung yang menebal pada pemeriksaan fisis.

...Diagnosis
Anamnesis
Riwayat pemakaian vasokontriktor topikal seperti obat
tetes hidung atau obat semprot hidung dalam waktu
lama dan berlebihan.
Obstruksi hidung yang berterusan ( kronik ) tanpa
pengeluaran sekret atau bersin.

...Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Rhinoskopi anterior : konka
edema (hipertrofi), sekret
hidung yang berlebihan,
membran mukosa hidung
dapat bengkak dan
memerah (beefy-red).
Tes adrenalin : negatif
(edema konka tidak
berkurang)

...Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium seperti IgE total, CBC, laju endap darah


(LED), tes kulit alergi, dan CT scan sinus.

Pemeriksaan radiologi untuk mengidentifikasi komplikasi seperti sinusitis


kronis, infeksi, polip hidung, dan sinus fluid level.

Rhinomanometri digunakan untuk mengukur aliran udara di hidung, tes


provokasi hidung dengan histamin dan melihat secara mikroskopik
spesimen mukus hidung.

Diagnosis Banding
Rhinitis alergi

...Diagnosis Banding
Rinitis

Penatalaksanaan
Edukasi
Hentikan penggunaan dekongestan topikal
Edukasi ke pasien

...Penatalaksanaan
Medikamentosa
Kortikosteroid
Kortikosteroid hidung membantu mengurangi peradangan lokal tanpa efek sistemik.
Prednison 20-40 mg/ hari
(Digunakan selama 7-10 hari). Sumbatan berulang (rebound congestion), dapat
diberikan kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek dan dosis diturunkan secara
bertahap (tapering of) dengan menurunkan dosis sebanyak 5 mg setiap hari.
Glukokortikosteroid intranasal dengan pemberian 2 kali semprotan deksametason
sodium fosfat di setiap hidung 3 kali sehari (diberikan selama 5 hari).
Budesonide inhalasi (Rhinocort, Rhinocort AQ). Dapat dipakai untuk mengobati rhinitis
medikamentosa pada anak-anak.
Dekongestan sistemik
Pseudoephedrine (Sudafed) adalah satu dari banyak dekongestan sistemik yang dapat
digunakan.
Larutan saline
Irigasi hidung larutan garam. Sebagai dekongestan non-adiksi.

...Penatalaksanaan

Terapi Pembedahan
(Pada keadaan tertentu)
Dalam kasus refrakter terhadap pemberhentian pengobatan, pasien
rawat jalan dapat diberikan laser dioda konka inferior reduksi
hiperplastik.

KOMPLIKASI
Dengan penggunaan yang berkelanjutan, rhinitis
medikamentosa dapat menyebabkan sinusitis kronis,
rinitis atropi, dan permanen hiperplasia turbinate.
Pasien mengembangkan ketergantungan psikologis dan
sindrom pantang atas penarikan obat, yang terdiri dari
sakit kepala, gangguan tidur, gelisah, lekas marah dan
kecemasan.

PROGNOSIS
Studi menunjukkan bahwa hampir semua pasien mampu
akhirnya berhenti menggunakan obat. Apabila mereka
yang menggunakan preparat topikal lagi, bahkan 1 tahun
kemudian, dapat memunculkan rebound congestion yang
cepat dalam beberapa hari.

KESIMPULAN
Rinitis Medikamentosa merupakan kelainan hidung
berupa gangguan respon normal vasomotor akibat
penggunaan vasokonstriktor topikal dalam waktu lama
dan berlebihan.
Gejala yang timbul, pasien mengeluh hidungnya
tersumbat terus menerus & berair. Pada pemeriksaan
fisik, akan tampak edema/ hipertrofi konka dengan secret
hidung yang berlebihan.
Penatalaksanaan adalah dengan menghentikan
penggunaan vasokonstriktor topikal. Prognosis baik, jika
dilakukan penatalaksanaan yang sesuai.

SARAN
Tenaga kesehatan: menginformasikan dengan jelas kepada
pasien tentang efek samping dari penggunaan obat
vasokonstriktor topikal yang berlebihan dan dalam waktu yang
lama.
Pasien: patuh dengan dosis dan aturan menggunaan obat
vasokonstriktor topikal guna menghindari terjadinya rinitis
medikamentosa.
Segera menghentikan dekongestan topikal bila terjadi
sumbatan berulang.

DAFTAR PUSTAKA

Snell RS.Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed 6. Jakarta: EGC; 2006.

Irawati N, Poerbonegoro NL, Kasakeyan E. Mangunkusumo E. Rhinitis vasomotor dalam :


Soepardi EA. Iskandar N, Bashirudin J. Restuti RD Editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga,
hidung, tenggorok, kepala dan leher. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007. P. 137-138.

Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC. 2007

Chang Christopher. Rhinitis Medicamentosa (Nasal Decongestant Spray Addiction):[online]


[2014 Jan 25]. Available from: URL : http://www.fauquierent.net/afrin.htm

Soetjipto D, Waryani RS. Mangunkusumo E. Hidung dalam : Soepardi EA. Iskandar N,


Bashirudin J. Restuti RD Editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok, kepala
dan leher. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007. P. 118-22

Kushnir NM dkk. Rhinitis Medicamentosa[online];[cited 2014 July 15]. Available from: URL :
http://www.medscape.com

Schalch Paul. Rhinitis Medicamentosa: management with buffered saline irrigation.


[online]2013 Sep 11[cited 2016 october 6];available from:
http://www.neilmed.com/neilmedblog/2013/09/rhinitis-medicamentosa-management-with-buffere
d-saline-irrigation
/

Knott Laurence. Non allergic rhinitis.[online]2011Apr20[cited 2016 october 6] available from:


http://www.patient.co.uk/doctor/Non-allergic-Rhinitis.htm

Hilger P A. Penyakit hidung. Dalam : Adams G L, Boeis L R, Higler P A. Buku Ajar Penyakit THT.
Edisi VI, Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1997. p 210-2

Anda mungkin juga menyukai