Case - CHF HT Emergensi
Case - CHF HT Emergensi
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. M
Usia
: 85 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Alamat : LK Kedung
Pekerjaan : IRT
Agama
: Islam
No. RM
: 58.57.14
Masuk RS : 20 Juli 2016
ANAMNESIS
Anamnesis diperoleh melalui alloanamnesis terhadap anak pasien tanggal 20 Juli
2016, di bagian IGD RSUD Cilegon.
KELUHAN UTAMA
Sesak sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
KELUHAN TAMBAHAN
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG KIT
UM
L
E
B
SE
K
U
S
A
M
SMRS
SMRS
SMRS
30 th
SMRS
2 mg
4 bln
1 th
2 th
A
S
H
A
M
U
R
SMRS
1 hr
20 Juli 2016
SMRS
Sesak nafas, tidak berkaitan dgn
perubahan posisi atau aktivitas
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : komposmentis
Tanda Vital :
TD 130/90 mmHg HR 130x/menit, reguler
RR 30x/mnt Suhu 37.8C (ketiak)
Status Antropometri :
BB 40 kg, TB 145 cm, IMT 19.02 kg/cm2
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normocephal
Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
THT : Nafas cuping hidung (-/-), sianosis (-/-), Tonsil T1/T1, massa (-)
Leher : Kelenjar tiroid membesar, noduler, multiple, warna sama dengan
kulit sekitarnya, terfiksir, tidak nyeri tekan, batas tegas.
Thoraks : simetris, retraksi (+), pelebaran sela iga (-)
Pulmo : vesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)
Cor : apeks berada di ICS 5 linea aksilaris anterior sinistra, S1-S2 reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen : supel, bising usus (+) meningkat, turgor kembali cepat
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2, edema pada kedua kaki
Hasil
9 g/dL
28.000/L
28.1%
574.000/ L
O rhesus (+)
102 mg/dL
19 U/L
8 U/L
3.1 g/dL
40 mg/dL
0.9 mg/dL
131.6 mmol/L
4.23 mmol/L
91.3 mmol/L
Nilai Normal
12-16 g/dL
5.000 10.000/L
37 43 %
150.000 450.000/L
< 200 mg/dL
< 31 U/L
< 31 U/L
3.4-4.8 g/dL
17-43 mg/dL
0.6-1.2 mg/dL
135-155 mmol/L
3.6-5.5 mmol/L
95-107 mmol/L
Kesan :
Anemia,
Leukositosis,
Trombositosis,
hipoalbuminemia,
Hiponatremia,
hipokloremia.
DIAGNOSIS
1.) Penyakit Jantung Tiroid
2.) Anemia
3.) TB kasus putus obat
TATALAKSANA
NON-FARMAKOTERAPI
Oksigen 3 LPM via nasal canule
IVFD NaCl 0.9% 500cc/24 jam
RENCANA LANJUTAN
Monitoring : Keadaan umum pasien, TTV,
balance cairan tiap 8 jam
FARMAKOTERAPI
Hemafort 3x1
PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: dubia ad bonam
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
TERATURE
ITERATUREREVIEW
REVIEWAND
AND
DISCUSSION
DISCUSSION
THYROIDHEART
HEARTDISEASE
DISEASE
THYROID
Segala penyakit jantung yang disebabkan oleh
pengaruh peningkatan kadar hormon tiroksin bebas
dalam sirkulasi darah.
EPIDEMIOLOGI
Dapat mengenai segala usia, biasanya usia 20 40 tahun
Penyebab terbanyak ialah struma difus toksik (penyakit
Graves)
Rasio wanita banding pria = 6:1
Faktor risiko berupa faktor kehamilan, infeksi, genetik
(15%) dan syok emosional.
Sekitar 50% keluarga pasien graves disease menurunkan
autoantibodi tiroid yang beredar di darah
ETIOLOGI
Penyebab yang paling sering adalah :
Graves Disease,
Struma multinoduler,
Struma nodosa soliter,
Tumor trofoblastik akibat produksi HCG yang berlebihan,
Metastase karsinoma tiroid folikular.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI
MANIFESTASI
KLINIS
KLINIS
Fibrilasi
atrium
MANIFESTASI KLINIS
Superimposed
Hyperthyroid Terjadi peningkatan fraksi ejeksi ventrikel kiri saat
cardiomyopathy istirahat (LVEF), tapi akan jauh menurun saat latihan.
Gagal
jantung
PRINSIP TATALAKSANA
Meliputi 3 hal berikut :
NON-MEDIKAMENTOSA
MEDIKAMENTOSA
PEMBEDAHAN
NON-MEDIKAMENTOSA
1). Pemberian nutrisi yang adekuat
Jika pasien ternyata juga mengalami gejala diare
maka hindari makanan berserat tinggi.
2). Kurangi aktivitas berat
MEDIKAMENTOSA
1. Propiltiourasil (PTU)
Mekanisme kerja menghambat sintesis hormon tiroid dengan
menghambat oksidasi iodin dan sintesis tiroksin serta tri-iodotironin
Sediaan : Tablet 50 mg dan 100 mg
Dosis : anak 5-7 mg/kg/hari, dosis terbagi tiap 8 jam. Dewasa 600-900
mg/hari, dosis terbagi tiap 8 jam, hipertiroidisme berat 450 mg/hari, dosis
pemeliharaan 100-150 mg/hari dosis terbagi tiap 8-12 jam. Lansia 150300 mg/hari
Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit
kepala, risiko pendarahan, mual muntah, hepatitis.
Kontraindikasi : alergi PTU, kehamilan dan menyusui, hati-hati pada
pasien > 40 th karena risiko hipoprotrombinemia, pendarahan, penyakit
hati.
2. Metimazole
Sediaan : tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg
Dosis : anak 0,4 mg/kg/hari (3x/hari); dosis pelihara 0,2 mg/kg/hari
(3x/hari), max 30 mg/hari. Dewasa: hipertiroid ringan 15 mg/hari; sedang
30-40 mg/hari; berat 60 mg/ hari; dosis pelihara 5-15 mg/hari.
Efek samping : sakit kepala, vertigo, mual muntah, konstipasi, nyeri
lambung, edema, hati-hati pada kehamilan dan usia > 40 th karena risiko
myelosupresi
3. Karbimazole
Sediaan : tablet 5 mg
Dosis : 30-60 mg/hari sampai dicapai eutiroid, lalu diturunkan menjadi 520 mg/hari; biasanya terapi berlangsung 18 bulan. Sebagai blocking
replacement regimen, karbimazole 2060 mg dikombinasikan dgn
tiroksin 50-150 mg.
Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, sakit kepala, risiko
pendarahan, mual muntah, leukopenia.
4. Tiamazole
Sediaan : tablet 5 mg, 10 mg
Dosis : untuk pemblokiran total produksi hormon tiroid 25-40
mg/hari; kasus ringan 10 mg (2 x sehari); kasus berat 20 mg (2
x sehari); setelah fungsi tiroid normal (3-8 minggu) dosis
perlahan-lahan diturunkanhingga dosis pemelihara 5 10
mg/hari.
Efek samping : alergi kulit, perubahan pada sel darah,
pembengkakan pada kelenjar ludah.
Resiko khusus : jangan diberikan pada saat kehamilan dan
menyusui, hepatitis.
Golongan Beta-Bloker
Jenis : Propanolol, Atenolol
Indikasi : aritmia akibat hipertiroid, misalnya atrial fibrilasi
Mekanisme kerja : memblokade terhadap reseptor katekolamin
dan menurunkan aktivasi saraf adrenergik beta
Dosis : Propanolol 120-160 mg/hari atau atenolol 50 mg/hari
Propanolol mempunyai kelebihan yaitu dapat mengurangi
konversi T4 menjadi T3 di jaringan perifer
Krisis tiroid : Beta blocker diberikan secara intravena
Efek samping : kehamilan dapat berisiko plasenta kecil,
pertumbuhan janin terhambat, tidak respon terhadap anoksia
DIGITALIS
Mengontrol respon ventrikel
pada hipertiroid : dosis perlu ditinggikan karena peningkatan klirens
dan sensitivitas digitalis karena tingginya kadar NaK ATPase dalam
sel serta penurunan tonus saraf parasimpatis
INDIKASI :
Hipersensitif terhadap obat anti tiroid
Pasien sama sekali tidak efektif dengan obat anti tiroid
Pasien dengan gejala mekanik akibat penekanan dari
struma
KOMPLIKASI
KRISIS TIROID ATAU BADAI TIROID
Merupakan suatu kumpulan gejala akut tirotoksikosis yang berat
Terkadang bisa berbentuk ringan ---- nampak sbg reaksi febris.
Manifestasi klinis krisis tiroid :
Hipermetabolisme dan respons adrenergik berlebihan.
Febris dari 38-41C, muka kemerahan dan keringat banyak.
Takikardia berat (fibrilasi atrium, hipertensi, gagal jantung)
Gejala susunan saraf pusat termasuk gelisah, delirium, dan koma.
Gejala gastrointestinal termasuk nausea, muntah, diare.
Fatal : gagal jantung dan syok kardiogenik
PROGNOSIS
Hipertiroid ditandai oleh remisi dan eksaserbasi untuk
jangka waktu lama
Bila dilakukan terapi bedah atau iodin radioaktif, beberapa
pasien bisa tetap eutiroid untuk jangka waktu lama
Namun
kebanyakan
pasien
akhirnya
menjadi
hipotiroidisme.
Sehingga follow-up seumur hidup merupakan indikasi untuk
semua pasien dengan penyakit hipertiroid.
ANALISA
ANALISAKASUS
KASUS
ANAMNESIS
PEM. FISIK
PENUNJANG
ANAMNESIS
PEM. FISIK
PENUNJANG
ANEMIA
ANAMNESIS Pasien lemas dan cepat lelah
PEM. FISIK
Konjungtiva pucat
DAFTAR PUSTAKA
Ganong. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC; 2005.
Guyton dan Hall. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC; 2007.
Nelson Piercey. Thyroid disease in : Handbook of Obstetric Medicine. 2nd edition.
London: Martin Dunitz; 2001.
Price AS, Wilson ML. Patofisiologi proses-proses penyakit. Edisi 4. Alih Bahasa;
Anugerah P. Jakarta: EGC; 2005. h. 1049-80.
Sherwood. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 21. Jakarta: EGC; 2001.
Ingbar SH, Woeber KA. Disease of the thyroid in : Harrison's Principles of Internal
Medicine.9th edition. Tokyo: McGraw Hill Hogakusha Ltd; 2008. p. 1694
Mansjoer A. Kapita selekta kedokteran jilid 1. Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran
UI; 1999. hal 594-600.
Noer HMS. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran UI; 2006. h. 725.
Harrison. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam volume 1. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Terima kasih