Anda di halaman 1dari 13

PENATALAKSANAAN STROKE

PERDARAHAN
INTRASEREBRAL

Tujuan terapi antara lain mencakup :


1. Mencegah akibat buruk dari meningkatnya
tekanan intrakranial
2. Mencegah komplikasi sekunder sebagai
akibat menurunnya kesadaran, misalnya
gangguan pernafasan, aspirasi, hipoventilasi
3. Identifikasi sumber perdarahan yang mungkin
dapat diperbaiki dengan tindakan bedah.

Pripsipnya : Mencegah perdarahan ulang


sehingga perlu dikendalikan faktor-faktor
yang menjadi penyebab perdarahan
(faktor resiko). Sedangkan obat untuk
mengobati stroke karena PIS tidak ada.

TERAPI UMUM
Tirah baring total dengan posisi kepala
ditinggikan 15 - 30 paling sedikit 2
minggu
Fisio terapi pasif beberapa kali sehari, fisio
terapi aktif tidak dianjurkan dalam 2 minggu
pertama
Diet makanan sesuai faktor resiko
Monitoring tanda-tanda vital

TERAPI KHUSUS

Pemberian sedasi misalnya diazepam 5 mg


tiap 6 jam atau phenobarbital 30-60 mg po/IV
tiap 6 jam untuk pasien gelisah dan
analegetika untuk nyeri kepala
Nyeri kepala hebat narkotika. Misalnya
Demetol 100-150 mg im tiap 4 jam. Dapat
digunakan kodein 30-60 mg po tiap 2-3 jam
bila perlu, atau meperidine.
Pemakaian obat yang mempengaruhi fungsi
platelet sebaiknya dihindari karena dapat
memperpanjang perdarahan.

Penurunan tekanan darah apabila tekanan darah


>180/100 mmHg/MABP > 120, MABP dipertahankan
100-120 dengan tujuan agar tidak timbul infark karena
ada gangguan otoregulasi sekitar pendarahan dan
penghambatan proses fisiologis
Jika tekanan darah > 200/120, maka segera turunkan
20%. Tapi jika <200/120 jangan segera diturunkan
karena CBF harus tetap dipertahankan. Di khawatirkan
ada Hipertensi Reaktif kecuali pada SAB harus
diturunkan. Jika diturunkan maka bisa terjadi syok
karena darah tidak bisa mencapai otak sehingga bisa
menjadi koma. Penurunan 20% dilakukan pelan-pelan
dan dalam waktu sehari.

pemberian Manitol 20% 1 gr/kg BB diberikan


dalam 20 menit dikuti 0.25 gr/KgBB tiap 4 jam
(250-150-150 tiap 8 jam) untuk oedem serebri
Pada fase akut tekanan darah tidak boleh
diturunkan lebih dari 20%-25% dari tekanan
darah arteri rerata.
Bila tekanan sistolik <180 mmHg dan tekanan
diastolik <105 mmHg, tangguhkan pemberian
obat anti-hipertensi

Bila terdapat fasilitas pemantauan tekanan


intrakranial, tekanan perfusi otak harus
dipertahankan > 70 mmHg
Pada penderita dengan riwayat hipertensi,
penurunan tekanan darah harus dipertahankan
dibawah tekanan arterial rata-rata 130 mmHg
Untuk kelainan jantung akibat PSA dapat
diberikan B-bloker seperti Propanolol yang
dilaporkan dapat menurunkan efek samping ke
jantung.

Untuk perdarahan saluran cerna dapat


dilakukan lavage lambung dengan NaCl,
tranfusi, pemberian cairan yang adekuat, dan
antasida.
H2-bloker misalnya ranitidin untuk mengurangi
resiko terjadinya stress ulcer
Untuk mual dan muntah dapat diberikan
antiemetik
Bila kejang dapat diberikan anti konvulsan :
Phenytoin 10-15 mg/kg IV (loading dose),
kemudian diturunkan menjadi 100 mg/8 jam
atau Phenobarbital 30-60 mg tiap 6-8 jam.

Tindakan bedah, dengan peritmbangan usia dan skala koma Glasgow


(>4), hanya dilakukan pada pasien dengan :

-Perdarahan serebelum dengan diameter


> 3 cm (kraniotomi dekompresi)
-Hidrosefalus akut akibat perdarahan
intraventrikel atau serebelum (VP
shunting)
-Perdarahan lobar diatas 60 cc dengan
tanda-tanda peninggian tekanan
intracranial akut dan ancaman herniasi

PENCEGAHAN STROKE
Mengatur Pola Makan Yang Sehat
1. Makan yang membantu menurunkan
kadar kolesterol
2. Makanan Lain Yang Berpengaruh
Terhadap Prevensi Stroke
3. Rekomendasi Tentang Makanan :

Menghentikan Rokok. Bisa menyebabkan


peninggian koagubilitas, viskositas darah,
meninggikan tekan darah, menaikkan hematokrit
dan menurunkan HDL.
Menhindari Minum Alkohol dan Penyalahgunaan
Obat.
Penyalahgunaan obat seperti kokain, heroin
penilpropanolamin dan mengkonsumsi alcohol dalam
dosis berlebihan dan jangka panjang (abuse alcohol)
akan memudahkan terjadinya stroke.

Melakukan Olahraga Yang Teratur


Menghindari Stres dan Beristirahat Yang
Cukup

Anda mungkin juga menyukai