TETANUS
TETANUS
SARASWATI DEWI
RS Dr SOEBANDI
TETANUS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Penyebab kematian 50% perinatal,
20% bayi
Angka kejadian 6-7/100 kelahiran hidup
di kota, 11-23/100 di desa
Anak: 7-40 kasus/tahun, 50% 5-9 thn,
30% 1-4 thn, 18% > 10 thn, sisa < 1
tahun
Angka kematian 6,7-50%
Penyakit tetanus biasanya timbul di
daerah yang mudah terkontaminasi
ETIOLOGI
Clostridium tetani
Batang gram +, ujung spora , btk spt pukulan genderang
Obligat anaerob , bergerak dgn flagela
Membentuk spora tahan antiseptik, pemanasan 100-120
derajat selama 10-15 menit dan kekeringan
Eksotoksin yang kuat: tetanolisin (hemolisis darah),
tetanospasmin (spamus)
Hidup di usus binatang,tersebar di tanah (tahan lama)tu
tanah pertanian/peternakan, debu,
Patogenesis
Kuman tidak invasif, masuk lewat jejas (berbagai luka)
Lingkunan anaerob , mis: nanah, nekrosis jaringan, benda
asing : bambu,pecahan kaca penurunan potensial
oksidasi-reduksi jaringan & penurunan tekanan oksigen
jaringan vegetatif : bentuk spora
Spora mengeluarkan eksotoksin: tetanolisin dan
tetanospasmin
Tetanospamin: protein toksik terhadap sel syaraf, terabsorbsi
oleh end organ saraf motorik (motor endplate) dan aksis
silinder syaraf tepi kemudian ke kornu anterior sumsum
tulang belakang dan akhirnya menyebar ke susunan saraf
pusat, toksin tidak bisa dinetralkan
.patogenesis
Port d entri :
Umbilikus (bayi), pemotongan tdk steril, pembubuhan
puntung dgn kotoran , bubuk kopi, ramuan, daun2an
Luka tusuk, patah tulang, gigitan
binatang, luka bakar luas
Luka operasi, luka yg tak dibersihkan dgn
baik
Luka kronis
Uterus post partum
Abortus provokatus
Otitis media
Caries dentis
Manifestasi klinik
A. Tetanus lokal
Manifestasi: kekakuan sekelompok
otot yang dekat dengan tempat
inokulasi kuman, nyeri yang terus
menerus.
Tetanus ringan
Mortalitas 1%
B. Tetanus sefalik
Port d entri: kepala, leher, mata,
telinga, pasca tonsilektomi (jarang)
Waktu inkubasi pendek, biasanya
tidak lebih dari 1 atau 2 hari
Prognosa buruk
Kelumpuhan N III, IV, VII, IX, X, XII
(sendiri/kombinasi)ad vitam jelek
3. Tetanus Generalisata
- Port dentre: luka tusuk dlm, furunkulosis,
cabut gigi, dekubitus, tusukan jarum tak steril,
fraktura komplikata (supuratif)
- Seluruh otot kaku, iritabel, trismus, risus
sardonikus, disfagia, kaku kuduk, opistotonus,
perut papan, fotofobia, kejang akibat
rangsangan (suara, angin, cahaya, dsb)
- Spasme otot laring dan pernafasan: obstruksi
- Sadar: sensorik dan fungsi korteks baik
Derajat penyakit
Derajat I (tetanus ringan)
Trismus ringan sampai sedang
Kaku umum: kuduk, opistotonus, perut
papan
Disfagia ringan atau tidak ada
Tidak ada kejang
Gangguan respirasi tidak ada
Trismus sedang
Kekakuan jelas
Kejang rangsang
Kejang spontan tidak ada
Takipneu
Disfagia ringan
Trismus berat
Spastik otot, kejang spontan
Takipneu, takikardia
Apneic spell
Disfagia berat
Aktifitas sistem otonom meningkat
Derajat IV (stadium
terminal),/derajat III b
DIAGNOSTIK DIFERENSIAL
Abses gigi, parafaring, retrofaring,
peritonsiler
Infeksi susunan saraf pusat : meningitis,
ensepalitis.
Keracunan striknin, fenotiasin
Tetani.
Epilepsi.
Rabies.
Mastoiditis, pneumonia lobaris atas,
miositis leher, spondilitis leher.
KOMPLIKASI
Gangguan ventilasi paru
Aspirasi, pneumonia
Emfisema medistinal,
pneumothoraks
Atelektasis
Sepsis
Fraktura kompresi : fraktura vertebra
Terapi Dasar
Antibiotik (salah satu)
Lini I: Metronidasol awal 15
mg/kgBB/jam lanjut 30 mg/kgBB hari
interval 6 jam, selama 7-10 hr
Lini II : Penisilin prokain 50.000-100.000
IU/kgBB/hari , diberikan 2x, selama 7-10
hr
Ampisilin 150 mg/kgBB/hari : 4 dosis
Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari : 4 dosis
Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari: 4 dosis
Netralisasi toksin
1.a. Imunoglobulin tetanus (TIG) : dosis
tunggal 3000-6000 unit (sebagian IM,
sebagian infiltrasi lokal di sekeliling luka)
b. Antitoksin tetanus (ATS) : dosis 50000100000 unit (setengah IV + IM) uji kulit
dahulu. ATS digunakan jika TIG tidak
tersedia.
2. Eksplorasi secara sirurgis terhadap luka,
eksisi jaringan nekrotik, pencucian dan
drainase.
.
Tindakan umum
1. Saluran napas bebas, kasus berat
trakeostomi
2. O2
3. Hindari aspirasi dengan hisap lendir
4. Perawatan dengan stimulasi mkinimal
5. Cairan dan nutrisi nadekuat
6. Monitor kejang
Tetanus sedang
Terapi dasar
Perhatian khusus jalan nafas
K/P nutrisi parenteral
Tetanus berat
Terapi seperti diatas, perawatan ICU, cairan
ketat, perlu intubasi dan ventilator
Spasme berat: Pankuronium bromida 0.02-0,05
mg/kgBB/x tiap 2-3 jam
Simpatis berlebihan: Propanolol dan beta
bloker Labetolol
PENCEGAHAN
a. Imunisasi aktif
Suntikan tetanus toxoid/ DPT 3 kali sejak
usia 2 bulan dengan interval 4-6 minggu,
ulangan 18 bulan dan 5 tahun (eksotoksin
yang sudah dilemahkan) untuk
merangsang antibodi tubuh terhadap
eksotoksin tetanus
b. Imunisasi pasif
1. Heterolog
2. Homolog (hipertet)
PROGNOSIS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Buruk bila:
Masa tunas yang pendek (<7 hari)
Usia yang sangat muda
Usia lanjut
Frekuensi kejang yang tinggi
Kenaikan suhu tubuh yang tinggi
Pengobatan terlambat
Periode onset pendek
Komplikasi, terutama spasme otot
pernapasan dan obstruksi saluran
pernapasan
.prognosis
Angka mortalitas pada bayi
mencapai 70%. Pada kelompok usia
lain 10-60%
Gejala sisa
TETANUS NEONATORUM
PATOGENESIS
Port d entri : tali pusat
Perjalanan penyakit = tetanus anak,
namun lebih cepat dan lebih berat
DIAGNOSIS
Anamnesis:
1. Persalinan kurang higienis & tenaga medis tidak
terlatih
2. Perawatan tali pusat tidak higienis & penambahan
zat pada tali pusat
3. sangat spesifik, tiba-tiba bayi demam, tidak mau
atau tidak dapat menetek yang biasanya bisa
menetek (trismus)
4. Bayi sadar, sering mengalami kekauan (spasme),
tu
bila terangsang atau tersentuh
Mulut mencucu
TERAPI
1. Pasang jalur iv dan beri cairan rumatan
2. Diasepam:
10 mg/kgBB/hari scr iv dl 24 jam IV atau
bolus IV setiap 3- 6 jam dosis 0,1-0,2
mg/kgBB/x< maksimum 40 mg/kg/hari
Bila jalur iv tidak terpasang sonde
lambung beri diazepam via sonde
Bila perlu tamnbahan dosis 10 mg/kgBB
tiap 6 jam
Bila RR < 30x/mnt , tdk ada ventilator
obat dihentikan
PENCEGAHAN
Tetanus toxoid 3 kali berturut-turut
pada trimester ketiga kehamilan.
Perhatikan sterilitas pada waktu
pemotongan tali pusat dan
perawatannya
Luka kemungkinan tidak kemasukan
kuman:
KOMPLIKASI
Bronkopneumoni
Asfiksia
Sianosis
Sepsis neonatorum