Pendahuluan
Kehamilan
menyebabkan
terjadinya
sejumlah perubahan fisiologis dari sistem
kardiovaskuler yang akan dapat ditolerir
dengan baik oleh wanita yang sehat, namun
akan menjadi ancaman yang berbahaya
bagi ibu hamil yang mempunyai kelainan
jantung sebelumnya
penyakit jantung terjadi pada 1-4% dari
kehamilan
pada
perempuan-perempuan
yang tanpa kelainan jantung sebelumnya
pendahuluan
Dengan semakin baiknya
penanganan penyakit jantung
kongenital pada masa anak-anak
atau remaja maka kebanyakan jenis
penyakit jantung pada kehamilan
telah jarang terjadi
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
menjadi gagal jantung karena adanya kondisi coroner, diabetes mellitus, riwayat
yang berhubungan tidak teridentifikasi
jantun
miokard sebelumnya
stadium gagal jantung menurut ACC/AHA
jantung sebelumnya
Klasifikasi berdasarkan
etiologi
Penyakit jantung kongenital
Penyakit jantung kongenital asianotik
Penyakit jantung kongenital sianotik
Penilaian Risiko
Penilaian risiko maternal dilakukan
menurut klasifikasi risiko yang
dimodifikasi menurut WHO.
Abnormal
Sinkop
Dispneu paroksismal norkturnal
Takikardia > 120x / menit
Aritmia yang terus menerus
Nafas memendek saat istirahat
Distensi vena leher
Summation gallop
Murmur sistolik (4-4/6)
Murmur diastolic
Nyeri dada
Hemoptysis
sianosis
Penanganan ASD
Dipertimbangkan untuk dilakukan
penutupan dari defek
Pencegahan stasis vena sangatlah
penting. Hal ini dapat dilakukan dengan
penggunaan stoking kompresi elastis
dan mencegah posisi telentang
Persalinan pervaginam spontan dipilih
pada sebagian besar kasus
Penanganan VSD
Penderita VSD yang mencapai usia reproduksi
umumnya memiliki defek yang kecil sebab defek
yang besar memerlukan koreksi pada masa kanakkanak.
Umumnya kehamilan dapat ditolerir oleh penderita
VSD karena kehamilan mengurangi terjadinya shunt
kiri kanan
Pada penderita VSD persalinan pervaginam spontan
dapat dilakukan pada sebagian besar kasus.
Apabila terdapat indikasi obstetric seksio sesarea
dapat dilakukan
Penanganan
Umumnya penderita dapat mentolerir
perubahan pada kehamilan
Persalinan pervaginam spontan dapat
menjadi pilihan pada kasus ini.
Jika lesi shunt kiri kanan didapatkan maka
harus dilakukan penanganan yang baik
untuk mencegah terjadinya shunt balik
karena hipotensi dan kehilangan darah
postpartum
Regurgitasi Mitral
Mempunyai banyak penyebab, namun pada
wanita muda penyebab tersering adalah PJR
Temuan khas berupa bising holosistolik pada
apeks jantung yang menjalar ke aksila
EKG tampak tanda pembesaran atrium kiri
Umumnya kehamilan dapat ditolerir dengan
baik sebab pada kehamilan normal terjadi
penurunan resistensi vaskuler yang tidak
membebani ventrikel
Insufisiensi Aorta
insufisiensi aorta jarang ditemukan pada wanita
usia reproduksi dan biasanya disebabkan oleh
rematik
hampir selalu berhubungan dengan penyakit
katup mitral
Tanda khas nya adalah bising diastolik pada tepi
atas sternum yang paling kuat terdengar pada
posisi duduk dan saat akhir ekspirasi
Pada insufisiensi yang lama akan tampak
gambaran pembesaran ventrikel kiri pada
pemeriksaan EKG dan foto toraks
Penanganan
Regurgitasi trikuspidal dengan kehamilan
umumnya dapat ditolerir bahkan pada stenosis
pulmonal yang tidak dikoreksi
Pemasangan balon vulvoplasty perkutaneus
merupakan pengobatan terpilih
Bila terjadi kegagalan jantung yang refrakter
selama kehamilan maka operasi merupakan
tindakan yang lebih baik
Pada kasus wanita hamil dengan stenosis
pulmonal simptomatik berat yang tidak berespon
terhadap terapi medis dan tirah baring,
valvuloplasti perkutaneus dapat dilakukan
Penanganan
Penanganan antepartum pada penderita stenosis
mitral bertujuan untuk mencapai keseimbangan
antara upaya untuk meningkatkan curah jantung dan
keterbatasan aliran darah yang melewati katup
stenosis
Kebanyakan ibu hamil memerlukan diuresis berupa
pemberian furosemid
Pemberian -blocker akan menurunkan denyut
jantung, meningkatkan aliran darah yang melewati
katup dan menghilangkan kongesti paru
Terdapat prevalensi tinggi untuk infeksi streptococcus
dan harus mendapat profilaksis penicilllin G peros
setiap hari atau benzathine penicillin setiap bulan
Stenosis Aorta
Jarang ditemukan pada kehamilan karena kelainan
ini sering ditemukan pada usia lanjut,
Stenosis aorta menandakan adanya obstruksi aliran
darah yang keluar dari ventrikel kiri
Pada pemeriksaan fisik ditemukan bising sistolik
kresendo dan dekresendo pada tepi atas sternum
Pada kasus yang berat mortalitas ibu dilaporkan
sekitar 17%, risiko untuk mendapat bayi dengan
kelainan jantung kongenital berkisar 17% - 26%
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
ekokardiografi terhadap janin pada trimester kedua
Penanganan
Penanganan pada pasien terutama adalah
tirah baring dan mempertahankan volume
darah yang adekuat
Pada saat persalinan dilakukan pemantauan
sentral dengan kateter Swan-Ganz dan
cegah terjadinya hipotensi
Anestesi spinal dan epidural harus dilakukan
dengan hati-hati pada pasien stenosis berat
karena bahaya hipotensi.
Sindroma Marfan
Merupakan kelainan autosom dominan dengan
defek sintesis kolagen yang mengenai mata,
skelet, dan kardiovaskuler dengan derajat yang
bervariasi
Gen yang terkena berlokasi di kromosom 15
Manifestasi kardiovaskuler berupa prolaps katup
mitral dengan regurgitasi mitral, dilatasi
aneurisma aorta yang berhubungan dengan
regurgitasi aorta
Kehamilan akan meningkatkan risiko ruptur aorta
pada penderita sindroma Marfan.
Penanganan
Kehamilan akan meningkatkan risiko ruptur
aorta pada penderita sindroma Marfan
Pemeriksaan ekokardiogram serial dilakukan
selama kehamilan untuk menilai keadaan
jantung
Obat beta-blocker secara selektif dapat
menurunkan risiko dilatasi aorta yang
progressif dengan menurunkan tekanan
pulsatil pada dinding aorta
Penanganan
Wanita hamil dengan riwayat operasi koreksi
total ToF pada saat bayi, dapat di toleransi
dengan baik
Dianjurkan untuk dilakukan penilaian jantung
secara teratur selama hamil pada ToF yang
telah dikoreksi maupun tidak
Prognosis semakin buruk bila hematokrit ibu
lebih dari 60, saturasi oksigen kurang dari 80%
dan hipertensi ventrikel kanan dengan tekanan
lebih dari 120 mmHg
Sindroma Eisenmenger
Pada sindroma ini terjadi hipertensi
pulmonal yang mendekati tekanan
sistemik menyebabkan aliran balik
dari shunt kiri kanan menjadi shunt
kanan kiri menyebabkan hipoksemia
dan kematian
Pasien akan mengalami sianosis
perifer, kegagalan jantung kongestif
dan hemoptisis
Penanganan
Pasien harus memlilih terminasi kehamilan atau
melanjutkan kehamilannya
Bila penderita memilih untuk melanjutkan
kehamilan maka penanganannya meliputi tirah
baring secara ketat
pemberian oksigen kontinu, digoksin,
pemantauan hemodinamik infasif pada periode
peripartum
percepat kala II dengan persalinan forsep rendah
Penderita harus diawasi di rumah sakit selama
seminggu sesudah persalinan sebab risiko
kematian ibu meningkat pada periode ini
Hipertensi Pulmonal
Primer
Hipertensi pulmonal primer merupakan
keadaan dimana terjadi penebalan abnormal
dan konstriksi tunika media arteri pulmonalis
yang menyebabkan fibrosis tunika intima dan
pembentukan trombus
Penyebabnya tidak diketahui, ditemukan pada
wanita muda dan menyebabkan peningkatan
tekanan arteri pulmonalis yang progresif
Gejalanya berupa sesak, fatique, palpitasi dan
kadangkala sinkop
Penanganan
Penderita sering datang pada trimester kedua
saat perubahan hemodinamik yang maksimal
dan sering dengan gejala kegagalan jantung
kanan.
Karena tingginya angka kematian maternal
maka penderita dianjurkan untuk tidak hamil.
Volume sirkulasi harus dipertahankan, hindari
hipotensi sistemik, hipoksia dan asidosis yang
dapat menimbulkan jantung refrakter.
Kardiomiopati
Peripartum
Kardiomiopati peripartum menyebabkan
kegagalan jantung pada bulan terakhir
kehamilan atau pada 6 bulan pertama
postpartum tanpa penyebab yang jelas.
Walaupun penyebabnya belum diketahui
namun diduga karena hipertensi, infeksi virus,
reaksi imunologik dan defisiensi vitamin.
Gejala klinis yang timbul berupa orthopnea,
dyspnea, kelemahan, palpitasi, edem perifer
dan kadang hemoptisis.
Penanganan
Tirah baring
pengobatan kegagalan jantung kongestif dengan
digoksin dan diuretik.
Karena meningkatnya risiko tromboembolik pada
pasien ini maka perlu dipertimbangkan
pemberian heparin.
Persalinan segera, tanpa memperhatikan usia
kehamilan harus dipertimbangkan pada wanita
dengan gagal jantung stadium lanjut dan ketidak
stabilan hemodinamik.
Persalinan pervaginan selalu baik disbanding
dengan seksio sesarea jika hemodinamik pasien
stabil dan tidak ada indikasi obstetric.
Kesimpulan
Kehamilan pada wanita dengan kelainan
jantung kongenital jumlahnya semakin
meningkat.
Kehamilan yang berisiko tinggi harus mendapat
monitoring ketat selama hamil begitu pula
kehamilan berisiko rendah tidak berarti bebas
dari risiko.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi
ibu dan bayi , manajemen harus dilakukan oleh
tim yang terdiri dari ahli kardiologi, obstetri dan
anestesi.
TERIMAKASIH