Anda di halaman 1dari 25

BUDGETING (ANGGARAN)

KELOMPOK 4 : BAIQ YENI MULYANI


BQ LANA ALVI SYUKRIA
DEWI INTAN CAHYANING W.
ELISYA GUSTINI

Pengertian Anggaran
Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran

sebagai berikut: "Profit planning and control


may be broadly as de fined as sistematic and
formalized approach for accomplishing the
planning, coordinating and control
responsibility of management".
Menurut Mulyadi (2001, p.488),
anggaran merupakan suatu rencana kerja
yang dinyatakan secara kuantitatif yang
diukur dalam satuan moneter standar dan
satuan ukuran yang lain yang menvakup
jangka waktu satu tahun.

Menurut Hansen Mowen,

Anggaran yaitu rencana


keuangan untuk masa depan,
rencana tersebut
mengidentifikasi tujuan dan
tindakan yang diperlukan
umtuk mencapainya.

B. TUJUAN ANGGARAN

Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih

sumber dan investasi dana


Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan
digunakan,
Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis
investasi dana, sehingga dapat mempermudah
pengawasan,
Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat
mencapai hasil yang maksimal,
Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena
dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat,
Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap
usulan yang berkaitan dengan keuangan

PERAN ANGGARAN
FUNGSI PERENCANAAN
FUNGSI PENGAWASANS
FUNGSI KOORDINASI
FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI PEDOMAN KERJA

MANFAAT ANGGARAN
1. Anggaran merupakan hasil dari proses perencanaan, berarti anggaran

mewakili kesepakatan negosiasi di antara partisipan yang dominan dalam


suatu organisasi mengenai tujuan kegiatan di masa yang akan datang.
2. Anggaran merupakan gambaran tentang prioritas alokasi sumber daya
yang dimiliki karena dapat bertindak sebagai blue print aktivitas
perusahaan.
3. Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan
departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya dalam
organisasi maupun dengan manajemen puncak.
4. Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang
sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
5. Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen untuk
menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah, hal ini akan dapat
mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus
diambil.
6. Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk
bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian
tujuan antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.

TIPE-TIPE ANGGARAN
1. Ceiling Budget
2. A Line-Item Budget
3. Performance and Program Budgets

Anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa

sudut pandang sebagai berikut :


1. Menurut dasar penyusunan anggaran
terdiri dari :
1. Anggaran tetap (fixed budget),
2. Anggaran variable (flexible budget)
. 2. Menurut cara penyusunan, anggaran

terdiri dari :
1. Anggaran periodik
2. Anggaran kontiniu

3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri


dari :
1.Anggaran jangka pendek (anggaran taktis)
2.Anggaran jangka panjang (anggaran
strategis)
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari
1.Anggaran operasional
2.Anggaran keuangan

5. Menurut kemampuan didalam penyusunan


anggaran, terdiri dari :
1.Anggaran Komprehensif
2. Anggaran Parsial
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :
1.Anggaran appropriasi (appropritation budget)
2. Anggaran kinerja (performance budget)

ANGGARAN INDUK
(Master budget)

ANGGARAN
OPERASIONA
L

ANGGARAN
KEUANGAN

Persiapan Penyusunan
Anggaran
Anggaran Induk

Secara umum, komponen dalam Anggaran Induk :


A.Komponen Anggaran Operasional
1.Anggaran Penjualan
2.Anggaran Produksi
3.Anggaran Biaya Produksi

3.1 Anggaran Bahan Baku

3.2 Anggaran Tenaga Kerja Langsung

3.3 Anggaran Biaya Overhead Pabrik


4.Anggaran Persediaan Akhir
5. Anggaran Harga Pokok Penjualan
6. Anggaran Biaya Penjualan Dan Administrasi
7. Anggaran Laba Rugi

B. Anggaran Keuangan
Anggaran kas
Anggaran Neraca
Anggaran untuk Pengeluaran Modal

G.Penggunaan Anggaran
Sebagai Evaluasi Kinerja
Anggaran adalah alat pengendalian yang

berguna. Tetapi, agar dapat digunakan dalam


evaluasi kinerja, dua pertimbangan utama
harus diperhatikan. Pertama adalah
menetapkan bagaimana jumlah yang di
anggrakan seharusnya dibandingkan dengan
hasil aktual. Pertimbangan kedua, melibatkan
dampak anggaran atas perilaku manusia.

Anggaran Statis Vs Anggaran


Fleksibel
Anggaran Statis atau Master Budget dibuat

berdasarkan level output dibaut berdasarkan


level output yang direncanakan pada awal
periode tersebut.
Anggaran Statis adalah anggaran yang
diperuntukkan untuk tingkat aktivitas tertentu
.
Anggaran Fleksibel adalah anggaran yang
memungkinkan suatu perusahaan untuk
menghitung perkiraan biaya dalam suatu
tingkat aktifitas .

Perilaku Functional Vs
Disfunctional
Dalam proses pengendalian, anggaran seringkali digunakan sebagai salah

satu alat penilaian terhadap kinerja seorang manajer sehingga besarnya


bonus, kenaikan gaji dan usulan promosi ke jenjang yang lebih tinggi
dipengaruhi oleh kemampuan manajer untuk memenuhi anggaran dan
melampaui target yang telah di tetapkan. Akan lebih lanjut dapat diduga
bahwa anggaran mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap perilaku
manajer yang bersangkutan. Mereka dapat bersifat positif atau negative
terhadap penilaian tersebut tergantung sampai seberapa jauh anggaran
digunakan dalam menilai kinerja dan factor factor lain yang ikut
mempengaruhi penilaian tersebut.

Sikap positif terjadi jika tujuan masing masing individu sejalan dengan
tujuan organisasi dan manajer mengarahkan upayanya dengan sungguh
sungguhuntuk mencapai tujuan bersama tersebut.(Functional Behaviour).
Sebaliknya, jika tujuan masing masing individu berseberangan dengan
tujuan organisasi maka hal ini jelas akan menjauhkan perusahaan dari tujuan
yang telah ditetapkan. Sikap individu yang tidak sejalan dengan tujuan
perusahaan dinamakan Disfunctional Behaviour

Pendekatan Zero Based


Budgeting (ZBB)
Zero Based Budgeting adalah sistem

anggaran yang didasarkan pada perkiraan


kegiatan, bukan pada yang telah dilakukan
dimasa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi
secara terpisah. Ini berarti berbagai program
dikembangkan dalam visi pada tahun yang
bersangkutan. Dasar pemikirannya adalah
anggaran tidak selalu didasarkan pada
kegiatan dimasa yang lalu tetapi anggaran
harus diciptakan dari sesuatu yang sedang
atau akan dilakukan .

Contoh Kasus
Young

Products memproduksi rak mantel. Proyeksi penjualan untuk kuartal


pertama tahun yang akan datang dan persediaan awal serta akhir adalah
sebagai berikut :
Unit penjualan
Rp100.000
Harga per unit
Rp 15
Unit dalam persediaan awal

Rp8.000
Unit dalam persediaan akhir yang ditargetkan
Rp12.000
Rak mantel dicetak dan kemudian dicat. Masing-masing rak membutuhkan
empat pon logam, yang bernilai Rp2,50 per pon. Persediaan awal bahwan baku
adalah 4.000 pon. Young products ingin memiliki 6.000 pon logam dalam
persediaan di akhir kuartal tersebut. Tiap rak yang diproduksi membutuhkan 30
menit jam tenaga kerja langsung, yang dibebankan sebesar Rp9 per jam.

Diminta :
1. Siapkan anggaran penjualan untuk

kuartal pertama
2. Siapkan anggaran produksi untuk
kuartal pertama
3. Siapkan pembelian bahan baku
langsung untuk kuartal pertama
4. Siapkan tenaga kerja langsung untuk
kuartal pertama

. Anggaran penjualan

Young Products
Anggaran Penjualan
Untuk Kuartal Pertama

Unit 100.000
Harga per unit

15
Penjualan
Rp1.500.000

x Rp

Anggaran Produksi

Young Products
Anggaran Produksi
Untuk Kuartal Pertama
Penjualan (dalam unit)
100.000
Persediaan akhir yang diinginkan 12.000
Total yang dibutuhkan 112.000
Persediaan awal
( 8.000)

Unit yang diproduksi


104.000

Anggaran Pembelian Bahan


Baku
Young Products
Anggaran Pembelian Bahan baku Langsung
Untuk Kuartal Pertama

104.000

Unit yang diproduksi


Bahan baku langsung per unit (pons)

Produksi yang dibutuhkan (pons)

416.000

Produksi akhir yang dibutuhkan (pons)

6.000

Total yang dibutuhkan (pons)

422.000

Persediaan awal (pons)

4.000

Bahan baku yang perlu dibeli (pons)


Biaya per pon
Total biaya pembelian

418.000
x

Rp2,50

Rp1.045.000

Young Products
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Untuk Kuartal Pertama

Unit yang diproduksi 104.000


Tenaga kerja : jam per unit x Rp
0,5
Total jam yang dibutuhkan 52.000
Biaya per jam x Rp
9
Total biaya tenaga kerja langsung Rp
468.000

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai