Anda di halaman 1dari 24

PANDANGAN ISLAM

TERHADAP
INFEKSI HIV-AIDS
Blok:Tropical Medicine 2016

FAKTA :
CDC (Centers for Disease Control and Prevention)
hingga Desember 2006 terdapat 39,5 juta
penderita HIV/AIDS , Sebanyak 37,2 juta adalah
remaja, 2,3 juta usia kurang dari 15 tahun.
Di Indonesia, berdasarkan catatan Ditjen P2PLDepkes RI, hingga akhir September 2006,
tercatat 11.604 kasus HIV/AIDS. Sebagaimana
fenomena gunung es, diperkirakan kasus
sebenarnya 90-120 ribu, 53% mengenai usia 2029 tahun.

jumlah HIV/AIDS di Indonesia sampai maret 2011


sudah sebanyak 24.282 orang dg angka perkiraan
bisamencapai 250 ribu orang. data bln juni 2011
(Kemenkes) ada 742 bayi lahir terinfeksi HIV/AIDS.
kenaikan lebih dua kali lipat dalam tiga tahun
terakhir (tiga tahun lalu 354 bayi). Bayi tersebut
lahir dari70-80% ibu yang tidak berprilaku berisiko
namun para suami menderita HIV/AIDS.
di RSCM 1-2 bayi lahir dengan positif HIV/AIDS
(Republika, 20/02/12), bahkan negeri ini memiliki
peningkatan luar biasa dalam epideminya (tercepat
di Asia). dalam 10 tahun terakhir terjadi tiga kali
peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS dengan
25% tidak menyadari dirinya terinfeksi.

PERJALANAN INFEKSI
Perjalanan px HIV/AIDS diawali dg adanya infeksi primer, Fase
ini tidak menunjukkan gejala yg khas, shg pengobatan dan
antisipasi penularan tidak bisa dilakukan segera. Biasanya
penderita merasa lelah, terlihat adanya ruam kulit dan ulkus di
mulut serta genital. Gejala tidak khas ini muncul setelah 2-3
minggu terinfeksi dan akan hilang 2-3 minggu kemudian.
Respon imun terlihat baik diawal infeksi, tetapi kemudian
menurun sejak bulan pertama hingga 3 bulan kemudian.
Akibatnya, uji serologi tidak mampu mendeteksi adanya
infeksi, kondisi ini disebut window periode. Ini adalah fase
kritis, karena tidak terlihat gejala dan uji serologi juga negatif.
Sementara HIV terus bereplikasi, darah dan cairan tubuh
penderita berpotensi menularkan HIV.3,17,18 Pada fase inilah
umumnya terjadi infeksi HIV melalui transfusi darah.

PERJALANAN INFEKSI
Pada stadium asimtomatik, penderita terlihat sehat-sehat saja,
shgODHA kurang kewaspadaan untuk tidak menularkan dan
demikian juga orang-orang disekitarnya. HIV bereplikasi secara
aktif di jaringan limfoid & darah, serta cairan tubuh penderita
berpotensi menularkan HIV. Fase ini berlangsung sangat lama (3
-10 th) Inilah yang menjadi alasan mengapa fase ini dianggap
kritis.
Setelah melampaui masa tanpa gejala, px memasuki stadium
AIDS, ditandai dg penurunan kerja sistem imun yg signifikan,
perkembangan neoplasma yg tidak lazim, serta berbagai infeksi
oportunistik. Pada keadaan AIDS lanjut terjadi penurunan sistem
kekebalan yg tajam, shg tubuh tak mampu membuat antibodi
dan pemeriksaan serologi negatif. derajat virulensi HIV terus
meningkat seiring dengan peningkatan stadium, ini berarti pd
fase AIDS, risiko terinfeksi akibat terpapar darah dan cairan tubuh
ODHA semakin tinggi

Darah dan cairan tubuh ODHA berisiko menularkan HIV karena


mengandung virus yg dapat bertahan hidup 7 hari pada suhu
kamar.7 Kadarnya : 18.000 partikel/mL darah; 11.000
partikel/mL semen; 7.000 partikel/mL cairan vagina; 4.000
partikel/mL cairan amnion; dan 1 partikel/mL saliva.
Risiko penularan tinggi adalah darah, serum, semen, sputum
dan sekresi vagina.
Cairan-cairan amnion, serebrospinal, pleura, peritoneal,
perikardial, sinovial, tergolong sulit ditentukan risikonya.
Mukosa seviks, muntahan, feses, saliva, keringat, air mata dan
urin tergolong risiko rendah selama tidak terkontaminasi
darah. Penelitian pada binatang menunjukkan peningkatan
risiko jika paparan terjadi dengan darah yang volumenya
banyak dan luka yang dalam. Risiko juga meningkat jika orang
yang menjadi sumber penularan dalam keadaan AIDS lanjut,
atau viral load tinggi.

SEBAIKNYA HINDARI untuk bersalaman, berciuman,


penggunaan bersama alat makan, toilet, sikat gigi, alat
pencukur, dan alat-alat lain yg dapat terkontaminasi
darah (termasuk darah haid).
Orang yang terinfeksi agar tidak mendonorkan darah,
plasma, jaringan tubuh atau sperma. Wanita seropositif
atau wanita dengan pasangan seksual seropositif , jika
hamil bayi berisiko tinggi terinfeksi HIV.
Setelah kecelakaan yg menimbulkan perdarahan,
permukaan yg terkontaminasi harus dibersihkan
pencuci rumah tangga yg diencerkan 1:10 dalam air.
Alat yg menusuk kulit, misal jarum hipodemik, atau
jarum akupuntur harus disterilisasi uap. Alat
kedokteran gigi harus disterilisasi panas sebelum
penggunaan ulang.

Bagi
masyarakat,
kesadaran
pemahaman ini masih sangat kurang.
Darah dan cairan tubuh ODHA
berisiko menularkan HIV karena
mengandung virus yang dapat
bertahan hidup 7 hari pada suhu
kamar
seperti
pada
jarum
suntik .

free sex dan penyalagunaan narkoba merup


penyimpangan perilaku yg harus diluruskan.
Pembenaran terhadap penyimpangan perilaku/kesalahan
meniscayakan munculnya kerusakan. Hal
sekuler : paradigma ini menjauhkan pengaturan
kehidupan dunia dari agama atau sebaliknya. standard
untuk menilai apapun (termasuk perbuatan manusia)
berdasarkan
kemanfaatan
(yang
lebih
bersifat
fisik/materi
liberal : paradigma ini menjadikan kebebasan individu
(termasuk kebebasan seksual) sebagai hal yang diagungagungkan, dan harus dijamin oleh negara atas nama hak
asasi manusia.. Dan tugas negara adalah menjadi
penjamin atas terpenuhinya semua kebebasan individu
tadi. Kebijakan yang bersifat permissive/serba boleh
atas nama HAM .

PROGRAM PEMERINTAH
Program KPAN (Komisi Penanggulangan AIDS
Nasional) : kondomisasi, substitusi metadon,
pembagian jarum suntik steril dan hidup sehat
dengan ODHA Namun, sampai saat ini tidak ada
satu negarapun yang mampu memberi jaminan
berhasil menghilangkan penyebaran HIV AIDS.
Program KPAN tidak secara serius menghilangkan
penyebab
sehingga HIV/AIDS tidak akan pernah
hilang.
Mayoritas
penularan
melalui
heteroseksual
(48.8%); karena sering berganti-ganti pasangan
(pergaulan
bebas/perselingkuhan),
pengguna
narkoba (41.5%) dan homoseksual(3.3%)

a. Kondomisasi
sejak tahun 1994 hingga sekarang : kampanye ABCD. yaitu A:
Abstinensia, B; be faithful, C condom dan D no drug.
kenyataannya kondomisasi ini tidak terbukti mampu mencegah
penyebaran HIV AIDS. Disaat budaya kebebasan seks tumbuh
subur, ketakwaan kian menipis, kultur kian individualistik, kontrol
masyarakat semakin lemah, kemiskinan yang kian menghimpit
dan maraknya industri prostitusi, kondomisasi justru membuat
masyarakat semakin berani melakukan perzinaan apalagi dengan
adanya rasa aman semu yang ditanamkan dengan penggunaan
kondom.
Kondom terbuat dari latex (karet) yang berarti mempunyai serat
dan berpori, ukurannya jauh lebih besar dari virus HIV yang hanya
berdiameter 0,1 mikron. Hal ini terbukti adanya peningkatan laju
infeksi 13-27% sehubungan dg penggunaan kondom, sehingga
layak dibuat peringatan bahwa kondom hanya bagi pasangan
suami istri dan tidak mencegah penularan penyakit seksual.

PERKEMBANGAN TERKINI
HIV semakin mudah membunuh adanya resiko
koinfeksi TB (Tuberkulosis), HIV dan malaria.
Penderita HIV beresiko lebih tinggi terinfeksi TB
dan sebaliknya. terdapat 9,2 juta penderita TBC di
Indonesia (WHO, 2008).
Kampanye Hidup Sehat Bersama ODHA, semakin
menghilangkan sikap kehati-hatian berbagai pihak
terhadap penyakit yang membahayakan ini.
Dr. James Blogg, dari AUSAIDS, pada Simposium
Nas, 30Nov-1 Des, mengatakan AS masih menolak
program kondomisasi & subsitusi metadon untuk
mengatasi epidemi HIV/AIDS

PANDANGAN ISLAM DALAM


PENANGANAN HIV AIDS
a. Upaya Preventif
1.yang dimaksud adalah perubahan perilaku liberal menjadi perilaku
yang Islami. Upaya ini penting karena transmisi HIV/AIDS berkaitan
erat dengan perilaku seks bebas dan penyalahgunaan narkoba.
Oleh karena itu pencegahannya dengan menghilangkan praktek
seks bebas dan segala hal yang menfasilitasinya, yang meliputi
pornografi-pornoaksi, tempat-tempat prostitusi, club-club malam,
tempat maksiat dan pelaku maksiat.
Negara melalui Departemen Luar Negeri
wajib membatalkan
segala konvensi internasional yang membentuk mindset permissive
di tengah masyarakat. Negara juga harus melepaskan diri dari
kebijakan lembaga-lembaga internasional dalam hal ini WHO,
UINAIDS, NODOC, karena terbukti semakin menguatkan ancaman
bahaya HIV dan seks bebas.
2.

Mengembangkan sistem pendidikan Islam


utntuk
membentuk
individu
yang
berkepribadian islam; sistem ekonomi
Islam yang mensejahterakan semua orang
serta menjauhkan dari segala perbuatan
maksiat termasuk bisnis/mafia prostitusi dan
narkoba;
Menerapkan sistem pergaulan Islam yang
membersihkan masyarakat dari perilaku seks
bebas dan akhlak yang rendah; menerapkan
sistem sangsi yang sesuai syariat yang
membuat masyarakat takut dan berhati-hati
melanggar aturan Allah swt.

Negara harus melarang perzinaan dan


segala hal yang dapat mengarah pada
zina,
dan
dijatuhkan
sangsi
bagi
pelanggarnya.
Rasulullah saw bersabdaJangan sekali-kali
seorang lelaki dengan perempuan menyepi
(bukan muhrim) karena sesungguhnya
syaithan ada sebagai pihak ketiga. (HR
Baihaqi). Adapun larangan perbuatan zina,
Allah SWT sampaikan pada QS Al Isra:32,

Segala
cela
bagi
hadirnya
perilaku
homoseks
dan
lesbianwajib
ditutup.
Karena
Allah
swt
mengutuk
kedua
perbuatan ini, firman Allah SWT dalam QS
Al Araaf:80-81

b. Upaya Kuratif
1.Mengikuti prinsip-prinsip pengobatan yang sesuai
dengan
syariat
Islam.
antara
lain
tidak
membahayakan, tidak menggunakan bahan-bahan
yang diharamkan, mendorong dan menfasilitasi
penderita untuk semakin taqwa kepada Allah swt.
2.Memberikan pengobatan gratis bagi para penderita
HIV yang memiliki hak hidup. Juga mudah dijangkau
semua kalangan dan dalam jumlah memadai.
Karena kesehatan termasuk kebutuhan pokok publik
yang wajib dijamin pemenuhannya oleh Negara.
sabda Nabi saw, Imam (Khalifah) laksana
penggembala dan ia bertanggung jawab atas
rakyatnya. (HR Al-Bukhari).

Perlu dilakukan screening masal untuk mengetahui


pengidap yang tidak terlihat sebagai pengidap HIV,
tetapi ia bisa menularkan kuman HIV dan kuman
HIV sudah tersebar di tengah masyarakat.
Mendorong Industri farmasi memproduksi sarana
dan prasaran yang dibutuhkan untuk rapid test
(pemeriksaan cepat).
Memfasilitasi para ahli di bidang biomedik, para
dokter, ahli farmasi untuk menemukan obat HIV
yang efektif, karena sesungguhnya setiap penyakit
pasti ada obatnya. Rasulullah saw bersabda,
Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat yang tepat
diberikan, dengan izin Allah, penyakit itu akan
sembuh.(HR Ahmad dan Hakim).

3. Negara wajib menyediakan rumah sakit atau


tempat perawatan khusus bagi pasien penderita
HIV yang memiliki hak hidup
Rasulullah saw bersabda, yang artinya: Sekalikali
janganlah
orang
yang
berpenyakit
menularkan kepada yang sehat (HR Bukhari).
Demikian pula sabda beliau, yang artinya
Apabila kamu mendengar ada wabah di suatu
negeri, maka janganlah kamu memasukinya dan
apabila wabah itu berjangkit sedangkan kamu
berada dalam negeri itu , janganlah kamu keluar
melarikan diri (HR. Ahmad, Bukhori, Muslim dan
Nasai dari Abdurrahman bin Auf).

PENANGANAN ODHA DALAM


KOMPLEK KARANTINA
- DASAR KARANTINA
Islam menganjurkan untuk memperhatikan dan
memperlakukan dengan baik kepada orang-orang
yang sakit, termasuk penderita HIV/AIDS. Namun,
para ulama mengingatkan agar jangan sampai
perlakukan
yang
baik
itu
justru
akan
mengorbankan orang lain yang tak terkena
menjadi tertular. Hal itu dibenarkan dalam kaidah
Islam. ''Bahaya itu tidak boleh dihilangkan
dengan mendatangkan bahaya yang lain.'

Para perawat hendaknya selalu dijamin secara


medis sehingga dapat merawat dan menghindarkan
diri dari penularan. Dalam sebuah hadis Rasulullah
SAW bersabda, ''sayangilah orang-orang yang ada
di atas bumi, maka Yang Ada di langit akan sayang
dan mengasihimu.''
Islam pun menghormati janin yang di kandung oleh
seorang ibu penderita HIV/AIDS. Seorang ibu hamil
yang menderita HIV/AIDS, tak boleh menggugurkan
kandungannya. Dalam proses kelahiran bayinya,
para ulama menganjurkan agar ditangani tim
medis/paramedis yang terlatih untuk menghindari
kemungkinan penularan. Hal itu didasarkan pada
hadis Nabi SAW. ''Allah membantu hambanya-Nya,
selama hamba-Nya membantu saudaranya.''

- anak yang menderita HIV/AIDS tetap wajib di khitan.


Tentunya, sepanjang tidak membahayakan dirinya. Proses
khitan juga dianjurkan untuk dilakukan oleh tim
medis/paramedis yang terlatih untuk menghindari
penularan.
- menolong penderita HIV/AIDS yang mengalami kecelakaan,
misalnya, kecalakaan lalu lintas, tetap wajib ditolong dengan
tetap mewaspadai kemungkinan adanya penularan dengan
menggunakan alat pencegahnya
- Memberikan konseling perilaku, psikiatri dan psikofarmaka
bagi pasien HIV AIDS .
- ketika menginggal dunia, penderita HIV/AIDS wajib diurus
sebagaimana layaknya jenazah, seperti dimandikan, dikafani,
dishalatkan dan dikuburkan. Cara memandikannya
dianjurkan mengikuti petunjuk Departemen Kesehatan
tentang pengurusan jenazah KHUSUS PASIEN AIDS .

Anda mungkin juga menyukai