TERHADAP
INFEKSI HIV-AIDS
Blok:Tropical Medicine 2016
FAKTA :
CDC (Centers for Disease Control and Prevention)
hingga Desember 2006 terdapat 39,5 juta
penderita HIV/AIDS , Sebanyak 37,2 juta adalah
remaja, 2,3 juta usia kurang dari 15 tahun.
Di Indonesia, berdasarkan catatan Ditjen P2PLDepkes RI, hingga akhir September 2006,
tercatat 11.604 kasus HIV/AIDS. Sebagaimana
fenomena gunung es, diperkirakan kasus
sebenarnya 90-120 ribu, 53% mengenai usia 2029 tahun.
PERJALANAN INFEKSI
Perjalanan px HIV/AIDS diawali dg adanya infeksi primer, Fase
ini tidak menunjukkan gejala yg khas, shg pengobatan dan
antisipasi penularan tidak bisa dilakukan segera. Biasanya
penderita merasa lelah, terlihat adanya ruam kulit dan ulkus di
mulut serta genital. Gejala tidak khas ini muncul setelah 2-3
minggu terinfeksi dan akan hilang 2-3 minggu kemudian.
Respon imun terlihat baik diawal infeksi, tetapi kemudian
menurun sejak bulan pertama hingga 3 bulan kemudian.
Akibatnya, uji serologi tidak mampu mendeteksi adanya
infeksi, kondisi ini disebut window periode. Ini adalah fase
kritis, karena tidak terlihat gejala dan uji serologi juga negatif.
Sementara HIV terus bereplikasi, darah dan cairan tubuh
penderita berpotensi menularkan HIV.3,17,18 Pada fase inilah
umumnya terjadi infeksi HIV melalui transfusi darah.
PERJALANAN INFEKSI
Pada stadium asimtomatik, penderita terlihat sehat-sehat saja,
shgODHA kurang kewaspadaan untuk tidak menularkan dan
demikian juga orang-orang disekitarnya. HIV bereplikasi secara
aktif di jaringan limfoid & darah, serta cairan tubuh penderita
berpotensi menularkan HIV. Fase ini berlangsung sangat lama (3
-10 th) Inilah yang menjadi alasan mengapa fase ini dianggap
kritis.
Setelah melampaui masa tanpa gejala, px memasuki stadium
AIDS, ditandai dg penurunan kerja sistem imun yg signifikan,
perkembangan neoplasma yg tidak lazim, serta berbagai infeksi
oportunistik. Pada keadaan AIDS lanjut terjadi penurunan sistem
kekebalan yg tajam, shg tubuh tak mampu membuat antibodi
dan pemeriksaan serologi negatif. derajat virulensi HIV terus
meningkat seiring dengan peningkatan stadium, ini berarti pd
fase AIDS, risiko terinfeksi akibat terpapar darah dan cairan tubuh
ODHA semakin tinggi
Bagi
masyarakat,
kesadaran
pemahaman ini masih sangat kurang.
Darah dan cairan tubuh ODHA
berisiko menularkan HIV karena
mengandung virus yang dapat
bertahan hidup 7 hari pada suhu
kamar
seperti
pada
jarum
suntik .
PROGRAM PEMERINTAH
Program KPAN (Komisi Penanggulangan AIDS
Nasional) : kondomisasi, substitusi metadon,
pembagian jarum suntik steril dan hidup sehat
dengan ODHA Namun, sampai saat ini tidak ada
satu negarapun yang mampu memberi jaminan
berhasil menghilangkan penyebaran HIV AIDS.
Program KPAN tidak secara serius menghilangkan
penyebab
sehingga HIV/AIDS tidak akan pernah
hilang.
Mayoritas
penularan
melalui
heteroseksual
(48.8%); karena sering berganti-ganti pasangan
(pergaulan
bebas/perselingkuhan),
pengguna
narkoba (41.5%) dan homoseksual(3.3%)
a. Kondomisasi
sejak tahun 1994 hingga sekarang : kampanye ABCD. yaitu A:
Abstinensia, B; be faithful, C condom dan D no drug.
kenyataannya kondomisasi ini tidak terbukti mampu mencegah
penyebaran HIV AIDS. Disaat budaya kebebasan seks tumbuh
subur, ketakwaan kian menipis, kultur kian individualistik, kontrol
masyarakat semakin lemah, kemiskinan yang kian menghimpit
dan maraknya industri prostitusi, kondomisasi justru membuat
masyarakat semakin berani melakukan perzinaan apalagi dengan
adanya rasa aman semu yang ditanamkan dengan penggunaan
kondom.
Kondom terbuat dari latex (karet) yang berarti mempunyai serat
dan berpori, ukurannya jauh lebih besar dari virus HIV yang hanya
berdiameter 0,1 mikron. Hal ini terbukti adanya peningkatan laju
infeksi 13-27% sehubungan dg penggunaan kondom, sehingga
layak dibuat peringatan bahwa kondom hanya bagi pasangan
suami istri dan tidak mencegah penularan penyakit seksual.
PERKEMBANGAN TERKINI
HIV semakin mudah membunuh adanya resiko
koinfeksi TB (Tuberkulosis), HIV dan malaria.
Penderita HIV beresiko lebih tinggi terinfeksi TB
dan sebaliknya. terdapat 9,2 juta penderita TBC di
Indonesia (WHO, 2008).
Kampanye Hidup Sehat Bersama ODHA, semakin
menghilangkan sikap kehati-hatian berbagai pihak
terhadap penyakit yang membahayakan ini.
Dr. James Blogg, dari AUSAIDS, pada Simposium
Nas, 30Nov-1 Des, mengatakan AS masih menolak
program kondomisasi & subsitusi metadon untuk
mengatasi epidemi HIV/AIDS
Segala
cela
bagi
hadirnya
perilaku
homoseks
dan
lesbianwajib
ditutup.
Karena
Allah
swt
mengutuk
kedua
perbuatan ini, firman Allah SWT dalam QS
Al Araaf:80-81
b. Upaya Kuratif
1.Mengikuti prinsip-prinsip pengobatan yang sesuai
dengan
syariat
Islam.
antara
lain
tidak
membahayakan, tidak menggunakan bahan-bahan
yang diharamkan, mendorong dan menfasilitasi
penderita untuk semakin taqwa kepada Allah swt.
2.Memberikan pengobatan gratis bagi para penderita
HIV yang memiliki hak hidup. Juga mudah dijangkau
semua kalangan dan dalam jumlah memadai.
Karena kesehatan termasuk kebutuhan pokok publik
yang wajib dijamin pemenuhannya oleh Negara.
sabda Nabi saw, Imam (Khalifah) laksana
penggembala dan ia bertanggung jawab atas
rakyatnya. (HR Al-Bukhari).