Anda di halaman 1dari 85

LOGO

www.themegallery.com

Infeksi Virus Dengue

Sub Bagian Infeksi dan Penyakit Tropis ( IPT)


Bag Anak RS Dr Kariadi FK UNDIP Semarang

Topik

Pendahuluan

Etiologi

Epidemiologi

Patogenesis

Manifestasi Klinis

www.themegallery.com

Topik
6

Pemeriksaan Penunjang

Komplikasi

Pengobatan

Prognosis

10

Pencegahan

11

Kesimpulan
www.themegallery.com

Pendahuluan
DBD sampai sekarang masih sulit
dikendalikan
Fenomena gunung es : jumlah
penderita DBD & DSS & DD masih
sedikit dibandingkan dengan jumlah
yang tanpa gejala
Infeksi arbovirus paling luas
penyebarannya di negara tropik

www.themegallery.com

Spektrum Klinis
Infeksi virus dengue
Tanpa gejala
Gejala

Demam yang tidak


khas
(sindrom virus)

Dengan
perdarahan

DD

Demam Dengue

(DD)

Tanpa
perdarahan

Demam Berdarah
Dengue (DBD)
Perembesan plasma

Tanpa
Syok(dingin)

DBD

Dengan
Syok(dingin)

Etiologi
Penyebabnya :
virus genus Flavivirus
famili Flaviviridae

Mempunyai 4 jenis serotipe yi : Den -1,


Den -2, Den-3, Den-4
Ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Ae albopictus
Ke 4 serotipe ada terdapat di Indonesia
Den-3 : sering dominan dan berat
www.themegallery.com

Dengue serotype by RT-PCR


Indonesia, 2004

Serotype
Den-1
Den-2
Den-3
Den-4
Mixed infection
(Den-3 & 1)
N= 53

Number (%)
3 (5.6)
7 (13,0)
30 (57,0)
11 (20,7)
2 (3,7)
NHIRD, Indonesian MOH, 2005

Epidemiologi
Jumlah kasus di Indonesia masih
tinggi yi : 10-25 per 100.000
penduduk
Angka kematian : menurun < 2 %,
target WHO < 1 %
Umur terbanyak 5-10 tahun, makin
banyak kelompok umur lebih tua

www.themegallery.com

Fakta Epidemi DBD


Dunia : 925.896 kasus /tahun
Indonesia : 160.000 kasus / th
( 15-20 % kasus dunia)
WHO SEARO th 2007,2008,2009
Indonesia kasus tertinggi

Epidemi DBD

Th 2004 : 350 kota/kab


Th 2008 : + 1187 orang
( 100 orang/bln)
= 1 pesawat jatuh semua tewas

www.themegallery.com

Company name

I.R Indonesia 2008


Incidence of DHF cases per Provinces in
Indonesia 2008

<5

5-20

20-50

>50

Case Fatality Rate of DHF in 2008

0-1

1-2

2-4

>4
Source: MOH 2009

Insiden Rate (IR) dan CFR DBD di Indonesia


1968 - 2010

IR
2010:
55,6/
100.00
00
pddk

CFR
2010:
0,84
%

GRAFIK IR KASUS DBD PER PROVINSI TH.2010


350

300

250

200

150

100

50

Target
nasional
55 per
100.000 pddk

900

800

10 BESAR RANKING IR KAB/KOTA TAHUN 2010 DI INDONESIA


833
762

700

600

500

400

300

200

100

373

369
301

297

290

284

262

252

IR/100.000 pddk
Indonesia-Jateng-Semarang

10 BESAR RANKING IR DBD KABUPATEN


/ KOTA TAHUN 2010 DI JAWA TENGAH
400
350

350.9

300
250
200

192.6
160.8

150
100
50
0

135.8

129

111.2

98.1

82.4

76.9

66.4

Patogenesis

www.themegallery.com

PATOGENESIS
Genetik:
Ras
HLA

Imunologi:
Komplemen
Sekunder

- Ig M
- Sitokin

Virologi:
Virulensi
- apoptosis
Perlekatan virus

Hematopatologi:
Angiopati
- thrombopati
Koagulopati

Aktivasi Sistem
Komplemen

Malasit P, 1987, 1990


Aktivasi jalur klasik & alternatif
Penurunan C3,C3-proaktivator,C4,C5
Produksi anafilatoksin
Korelasi positif dengan derajat penyakit
Merangsang produksi sitokin
Penyebab terpenting terjadinya syok

Secondary heterologous dengue infection


Virus
replication

Platelet agregation
Platelet
destruction by
RES

Virus-antibody
Virus-antibody complex
complex
Endothelial
disturbances
Hageman factor
activation

Releasing factor III


platelet
Thrombocytopeni
a
Consumptive
coagulopathy

Platelet
function
disturbances

Previously
Previously
antibody
antibody
respons
respons

Decreasing coagulation
function

Complement
activation
Anafilatoxin
Coagulation
activation
Kinin
system
Kinin

Capillary
permeability
increase

FDP
FDP
increasing
increasing

Massive
bleeding

Pathogenesis of bleeding on

SHOC
K

Suvatte, 1978

Peran Sitokin & Mediator


Peran langsung
Merusak endotel
TNF- Meningkatkan permeabilitas kapiler
Meningkat pada fase akut
IL-1

Dampak pada endotel


Merangsang produksi PAF, prostagladin

IL-2

Kadar pada DD dan DBD tidak berbeda

Peran Sitokin & Mediator


Peran Tidak Langsung
INF-
IL-6
IL-8

Meningkatkan jumlah sel terinfeksi


Meningkatkan aktivasi sel T
Kadar pada DD dan DBD tidak berbeda
Meningkat pada fase penyembuhan
Feed back mechanism
Tidak ditemukan pada DD/DBD

Peran Sitokin & Mediator

Peran Faktor Lain


PAF

Merusak endotel
Meningkatkan permeabilitas kapiler
Meningkat pada fase akut

C3a
C5a

Dampak pada endotel


Merangsang produksi
PAF,prostagladin

Histamin

Meningkat dalam urin

Endotoksin

Meningkat pada prolonged shock


Merangsang produksi sitokin

Antibody Dependent
Enhancement (ADE)
Infeksi Virus Dengue
Primer
Antibodi
non-netralisasi

Antibodi
netralisasi

Virus uptake

Sekunder
virus heterolog

Kompleks antigen
antibodi

Reseptor Fc
Monosit

Secondary heterologous infection

Teori Virulensi

Russel, ICMR Seminar 1990.h.81-93

Data klinis
DBD berat pada bayi <1 tahun
DBD berat pada Infeksi primer
Serotipe Den-3
berat & fatal
Serotipe Den-2
syok
Virulensi virus turut berperan

Manifestasi Klinik
Spektrum Klinis bervariasi dari
undifferentiated fever ringan
Dengue Fever
Demam Berdarah Dengue
Dengue Shock Syndrome

Kematian dapat dicegah dengan


diagnosis dini dan penatalaksanaan
adekuat
Pemahaman patogenesis merupakan
kunci untuk diagnosis dini dan
tatalaksana.

www.themegallery.com

Manifestasi Klinik......
Gejala Klasik Demam Dengue :
Demam tinggi mendadak
Nyeri kepala, belakang bola mata
Nyeri otot, sendi, tulang belakang
Mual, muntah, sakit perut
Ruam:
Awal ( 1-2 hari) makulopapular
3-5 hari : hilang
Hari ke 6-7: timbul lagi ( convalescent
rash)
www.themegallery.com

Manifestasi Klinik......
Gejala Demam Berdarah Dengue :
Demam akut 2-7 hari, mendadak,
biasanya bifasik
Nyeri kepala, belakang bola mata
Nyeri otot, sendi, tulang belakang
Mual, muntah, sakit perut
Manifestasi perdarahan :
Test tornukuet ( +), petekie, ekimosis,
purpura
Perdarahan selaput lendir seperti
epistaksis,perdarahan gusi, hematemesis,
melena, tempat suntikan
www.themegallery.com

Manifestasi Klinik......
Sindrom Syok Dengue :
Gejala DBD disertai gangguan
sirkulasi :
Nadi kecil, cepat, tidak teraba
Tekanan Nadi ( < 20 mmHg )
Hipotensi
Akral dingin
Anak gelisah atau letargi, mengantuk
Waktu Pengisian Kapiler > 2 detik
Diuresis berkurang ( < 1 cc/kg BB/
jam )
www.themegallery.com

Diagnosis Pasien dengan


demam
Infeksi Dengue / bukan

Tahap untuk
mendiagnosis
pasien

Demam Dengue / DBD

DBD disertai Warning sign / - ???


Tingkat berat ringannya

C
D

SSD + / - komplikasi (Severe Dengue )

www.themegallery.com

Kriteria DBD WHO 1997


Klinis :
Demam 2 7 hari ( riwayat
demam )
Perdarahan : uji RL
(+)/spontan
Pembesaran hati
Syok
2 klinis +lab
Laboratorium :
Trombositopenia (<100.000
/ul)
Hemokonsentrasi (.>20%)
Atau Tanda kebocoran
plasma (efusi
pleura,ascites,
hipoproteinemia)
Penurunan hematokrit
setelah resusitasi.

Derajat I
Demam dengan uji
bendung positif
Derajat II
Demam dengan
perdarahan spontan
Derajat III
Anak gelisah,biru sekitar
mulut, kaki tangan
dingin,tekanan darah
turun,nadi lemah
Derajat IV
Anak syok berat, diam
saja,tekanan darah tidak
terukur,nadi tak teraba

TANDA DAN GEJALA

KLMNOPR
Kepala nyeri
Lemah
Mual,muntah

Demam/panas
tinggi
mendadak
Terus menerus
selama 2-7 hari.

Nyeri Otot &


sendi
Perdarahan
spontan
Ruam

demam

Ig M

Ig G

40
39
38
37

6 8 hari

1 3 hari
4 6 hari

300

40

150

39

100

38

50
Trombosit

37
Hematokrit

Klasifikasi Dengue ( 2009 )


DENGUE Tanda2 Peringatan
Tanpa

Diagnosis Presumptive
Demam
Anoreksia and nausea
Ruam
Sakit dan nyeri
tanda-tanda bahaya
Leukopenia
tourniquet test (+)

Riwayat tetangga DBD


/ perjalanan ke daerah
endemik

Tanda2
peringatan

Tanda2 peringatan *
Sakit perut atau nyeri
tekan
Muntah terus menerus
Penumpukan cairan
(klinis)
Perdarahan mukosa
Lethargy; lemah
Pembesaran hati >2cm
Laboratory: peningkatan
HCT dengan penurunan
jumlah trombosit yang
cepat

DENGUE BERAT
1.
2.
3.

Kebocoran plasma
berat
Perdarahan berat
Disfungi organ berat

1.Kebocoran plasma berat


mengarah ke
Shock (DSS)
Akumulasi cairan dengan
sesak nafas
2. Perdarahan berat dievaluasi
(klinisi)
3. Disfungsi organ berat
Liver: SGOT atau SGPT >=1000
SSP : penurunan kesadaran
Jantung & organ lain

Infeksi Virus Dengue


Tidak Bergejala

Demam Tidak
khas

Bergejala

Demam Dengue

Syok ( - )

DBD

Expanded
Dengue Sindrom
(Unusual Dengue)

Syok ( + )

Clinical manifestation and Physical examination DF/DHF


During outbreak 2004
Clinical Manifestation

Day of fever before admission (meanSD,


day)

DD
n=241

DBD
Without shock
n=1051

With Shock
n=202

Total
n=1494

3,01,4

3,51,6

3,91,3

3,51,5

<2 days

37 (15,4)

103 (9,8)

4 (2,0)

144 (9,6)

2-7 days

204 (84,6)

941 (89,5)

195 (96,5)

1340(89,7)

0 (0)

7 (0,7)

3 (1,5)

10 (0,7)

4,21,5

4,81,7

5,01,7

4,71,7

101 (41,9)

473 (45,0)

130 (64,7)

704 (47,1)

81 (33,6)

404 (38,4)

85 (42,3)

570 (38,2)

19 (7,9)

83 (7,9)

18 (9,0)

120 (8,0)

cough*

129 (53,5)

391 (37,2)

55 (27,4)

575 (38,5)

Sneeze*

98 (40,7)

264 (25,1)

30 (14,9)

392 (26,2)

6 (2,5)

24 (2,3)

16 (8,0)

46 (3,1)

Unconciousness*

0 (0)

6 (0,6)

27 (13,4)

33 (2,2)

Abdominal pain*

61 (25,3)

461 (43,8)

116 (57,7)

638 (42,7)

Hepatomegaly n (%)]*

28 (11,6)

263 (25,0)

103 (51,2)

394 (26,4)

Day of fever before admission [n (%)]

>7 days
Length of fever (meanSD, days)
Other manifestation [n (%)]
Vomiting*
Nausea
Diarrhoea

Convulsion*

DHF Clinical Manifestations


Child Health Department, Dr Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta,
Indonesia
Sign & Symptoms

1975-1978
n=358*

1985-1986
n=754**

2006-2008
n= 463***

Fever
Petechiae
Hematemesis
Melena
Shock
Hepatomegaly
Positive tourniquite

100
79.1
18.7
17.9
64.3
37.4
54.5

100
69.4
8.1
6.8
27.7
51.7
69.4

100
44.3
4.5
3.7
33
28.1
70.7

* Sumarmo PS, 1983

** Indra Roemadja, 1987

***Karyanti MR, 2009

Pemeriksaan
Penunjang

www.themegallery.com

Tourniquet test

Manset 2/3 upper arm


Fixed between systolic & diastolic
Wait for 5 minutes
Do by your self!

Positive :
10 petechiae / inch or 2,5 cm2

Pemeriksaan Penunjang
di RSUP Dr Kariadi Semarang

Title

Deteksi Virus :
NS 1 Dengue Ag

Title

Deteksi Antibodi :
Dengue blot

www.themegallery.com

Laboratory finding of DF/DHF


During outbreak 2004
Hematology and
Thorax X-ray

DD
n=241

DBD
Without shock
n=1051

DBD with
shock
n=202

Total
n=1494

Hematokrit (meanSD, vol%)


When admission*

36,84,4

37,84,9

42,16,8

38,35,3

Highest**

40,74,9

41,45,37

45,66,1

41,95,6

11,112,7

15,314,4

36,624,8

17,417,7

50 (20,7)

316 (30,0)

141 (70,1)

501 (33,9)

When admission*

151.558
53.257

126.705
58.447

88.797
79.149

125.614
63.1810

Lowest*

106.200
43.724

69.830
45.592

27.712
23.860

70.068
47.940

103 (42,7)

793 (75,4)

197 (98,0)

1093 (73,2)

0 (0)

57 (67,0)

55 (88,7)

112 (74,1)

Hemokonsentrasi
mean (meanSD, vol%)*
Proportion [n (%)]*
Thrombocyte (meanSD, sel/L)

Thrombocytopenia [n(%)]*
Pleural effusion [n (%)],
n=151

Dengue IgM and IgG


responses

Serology and Diagnosis

Pediatric Ward Cipto Mangunkusumo Hospital

Dengue
Fever

Primary
infection
Secondary
infection

Dengue Hem Primary


infection
Fever
Secondary
infection

2007

2008

2009

2 (16.67%)

5
(14.71%)

9
(56.25%)

10
(83.33%)

29
(85.29%)

7
(43.75%)

12
(14.46%)

9
(7.38%)

7
(20%)

71
(85.54%)

113
(92.62%)

28
(80%)

Komplikasi

www.themegallery.com

Founded in less than 5% as


- - Encephalopathy /
encephalitis
- - Hepatic Failure
- - Renal Failure
- - Dual Infections
- - Underlying conditions

Contributed to high mortality

1. Encephalopathy/ encephalitis
- Usually with
1. Encephalopathy/
encephalitis
Convulsion

Change of consciousness
coma

- Associated
Prolonged with
shock
Metabolic
acidosis
DIC
Intracranial
bleeding
Electrolyte
imbalance
Hyponatremia
Hypocalcemia

Metabolic
disturbance
hypoglikemia
Reye Syndrome
Intracranial
bleeding,
thrombosis,
ischemia

Dengue Encephalopathy
Found in 3% cases, 50% death
DHF with decrease concioussness
- with / without shock
- with / without convultion
Frequently in child < 2 years
Can associated with diarrhea
DD. Encephalitis / JE

Management
DHF/DSS

DENGUE
ENCEPHALOPATHY

Fluid must increased


Acidosis
Hyponatremia
Without corticosteroid

Fluid must restricted


Alkalosis
Reduced Sodium
Give corticosteroid

2. Hepatic failure

Hepatocyte damage by dengue virus


liver enzymes + icterus
Overuses of medicine
Underlying genetic factors ( Reye syndrome )
Prolonged shock

3. Renal failure
Caused by:
- Prolonged shock
- Acute hemolysis with
hemoglobulinuria
- G6PD Deficiency
- Hemoglobulinopathy
- Associated with late stage DHF
- Nephrotoxic drugs

4. Dual infection

Dual infections are in endemic area


Together with others infections
Diagnosis rather difficult
Common with pneumonia , diarrhea
The other : Measles

Chicken pox
Typhoid
UTI
Mycoplasma pneumoniae
Leptospirosis
Melleoiosis
Malaria, etc

5. Gastrointestinal bleeding in
recovery phase

Can found in DHF without shock


Bleeding occur in recovery phase(> 7
days)
Fever 7 or more days
Caused by:
Thrombocytopenia + coagulopathy
+ vasculopathy without DIC

Need transfusion FWB

DSS: Complications
Child Health Department, RSCM,
Jakarta, Indonesia, 1998
Complications

Survived

Death

Mechanical
ventilator

Total
cases

GI bleeding

15

13

28

Encephalopathy

10

14

Respiratory distress

GI bleeding +
encephalopathy

Resp distress +
encephalopathy

Sepsis syndrome
( n = 118 )

Pengelolaan

www.themegallery.com

tatalaksana normatif (1)

Admitted early : cegah jangan sampai syok

volume replacement to prevent shock


maintain the oxygenation
early diagnosis to prevent massive loss
prompt treatment of shock to prevents massive bleeding

bila sedang syok akibat kekurangan cairan


Syok terapi yang tepat
Atasi penyulit, jangan sampai syok memanjang atau berulang

Bila sedang syok kelebihan cairan


Deteksi dan terapi decompensasi/udema paru
Keluarkan kelebihan cairan

tatalaksana normatif (2)


Pada saat datang
Tentukan jumlah cairan yang kurang, apakah lebih 5 %

Mencegah shock
early detection to plasma leakage
periodically monitor
Intravascular volume replacement tdd
Cairan kebutuhan sehari-hari (Haliday-Segar, EBW)
Cairan yang keluar dari pembuluh darah (5% ? tergantung
severity)
Cairan yg kurang saat datang (20%?)

Plasma leakage
occurred in a short period, 24-48 hours
monitor of vital signs, Ht, urine volume

Whats the problems in case


management?
Patients come late looking for treatment
Misdiagnosis by physicians
Misinterpretation of laboratory findings
Missed to monitor time of fever disappeared
Missed to detect the emergency state

Tatalaksana Kasus
Tersangka Infeksi Virus Dengue
Protokol A
Tersangka Infeksi Virus
Dengue

Demam tinggi,
Mendadak terus-menerus < 7
hari
Tanpa sebab yang jelas

Ada kegawatan
Tanda syok
Muntah terus
menerus
Kejang
Kesadaran menurun
Muntah darah
melena

Rawat Inap
(Lihat Protokol D)

Tidak ada kegawatan

Uji Bendung (+)

Jumlah tombosit
< 100.000 / l

Jumlah tombosit
> 100.000 / l

Uji Bendung (-)

Rawat jalan
Parasetamol

Rawat Jalan :
Minum banyak 1,5 2 liter/hr
Parasetamol
Kontrol tiap hari sampai demam turun
Periksa Hb, Ht, tombosit tiap kali
Perhatian untuk orang tua:
Pesan bila timbul tanda syok, yaitu
Gelisah, lemah, kaki/tangan dingin
Nyeri perut, melena, bak kurang

Demam menetap > 3 hari

Nilai tanda klinis


Uji bendung ***
Periksa Hb, Ht, tombosit

Hb dan Ht naik
Trombosit turun

Segera bawa
Ke RS

*** Bila setelah 3 hari sakit demam turun, namun klinis memburuk segera bawa ke RS
*** Bila masih dicurigai infeksi dengue uji bendung dapat diulang
*** Bila uji bendung masih negatif Hb dan Ht tidak naik, trombosit tidak menurun pertimbangkan
penyakit lain

Protokol B

Tatalaksana Kasus
Demam Dengue
Demam Dengue
Gejala klinis:
Demam 2 7 hari
Uji bendung (+) atau perdarahan spontan
Laboratorium :
Ht tidak ada hemokonsentrasi
Dengan atau tanpa trombositopeni

Pasien masih dapat minum


RAWAT JALAN
Beri minum banyak 1 2 liter/hari
Atau satu sendok makan tiap 5 menit
Jenis minuman : teh manis, sirup, jus buah,
susu, oralit
Bila suhu > 38,5 C beri parasetamol

Pasien tidak dapat minum


Pasien muntah terus menerus
RAWAT INAP

Pasang infus
Jumlah dan jenis sesuai kebutuhan

Pantau gejala klinis dan laboratorium


Perhatikan tanda syok
Palpasi hati setiap hari
Ukur diuresis setiap hari
Awasi perdarahan
Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 12 24 jam

Perbaikan klinis dan laboratorium

Pulang (Kriteria pulang)


Tidak demam selama 24 jam
tanpa antipiretik
Nafsu makan membaik

Ht naik

Infus ganti RL
(tetesan disesuaikan,
lihat Protokol C)

8
6
4
2
Rate

0
0

12

18

Plt < 100,000 cells/cumm.


< 100,000 cells/cumm.
HctPlt
increase
Hct rising 10-20%

24

30

36

42

48

Tatalaksana Kasus
DBD Derajat I atau II

Protokol C

Cairan awal
RL/RA/NS :BB < 15 kg
: 6 7 ml/ kgBB/ jam
BB 15 40 kg: 5 ml/kgBB/jam
BB > 40 kg : 3 4 ml/kgBB/jam

Pantau tanda tanda vital tiap 3 jam, Ht dan trombosit tiap 6 jam

Perbaikan

Tanpa tanda-tanda
syok Ht tetap
tinggi/naik

Tidak gelisah
Nadi kuat
Tekanan darah stabil
Diuresis cukup ( > 1
ml/kgBB/jam)
Ht turun (2 kali pemeriksaan)

Perburukan
Gelisah
Distres pernafasan
Frekuensi nadi naik
Hipotensi/tekanan nadi < 20
mmHg
Diuresis kurang/tidak ada
Pengisian kapiler > 2 detik
Ht tetap tinggi / naik

Tatalaksana Kasus
DBD Derajat III atau
IV

Protokol D

DBD Derajat III atau IV

Airway
Breathing : O2 2 4 I/menit
Circulation: cairan kristaloid* dan atau koloid **, 20 ml/kgBB
secepatnya
Perhatikan: tanda tanda hipovolemia, hipervolemia / overload
dan respon pemberian cairan.
EVALUASI
TERATASI****

Kristaloid 10 ml/kgBB/jam
O2 2 4 l / menit
Hb, Ht, Trombosit, leukosit,
Status keseimbangan Asam-Basa
Pantau tanda vital
Pantau diuresis ( > 1 ml/kgBB/jam)

STABIL dalam 6 12 jam


Ht < 40% atau penurunan Ht 10 20 %

Dalam 4-8 jam

TIDAK TERATASI

Lanjutkan cairan
Kristaloid 20 ml/kgBB/jam dan atau koloid
10 20 ml/kgBB/jam
(sesuai dengan dosis maksimal koloid***)
O2 2 4 l / menit
Hb, Ht, trombosit, leukosit
Status keseimbangan Asam-Basa
Pantau tanda vital
Pantau diuresis ( > 1ml/kgBB/jam)
Stabil dalam 6 12 jam
Ht < 40% atau penurunan Ht 10 20 %

EVALUASI

Kembali sesuai protokol C


TERATASI****
Syok berulang

Kembali sesuai protokol D

TIDAK TERATASI

Ht turun

Ht tetap tinggi / naik


Tidak ada tanda-2 kelebihan
cairan

Transfusi PRC Koloid 10 20 ml/kgBB/jam


Sesuai dosis maksimum
10 ml/kgBB

EVALUASI
TERATASI ****

TIDAK TERATASI *****

Pertimbangkan pemakaian
inotropik dan koloid
(sesuai dosis maksimum)

Rate of IV

Shock

(Rate in adult)

Pada DBD berat


Harus dicari perubahan fisiologik dan diterapi :
A Acidosis (Prolonged shock : lft, bun, creatinin)
B Bleeding (Hb, Hct)
S serum elektrolit Calcium (Ca, Na, K)
G gula darah (blood sugar)

Prognosis

www.themegallery.com

Kematian disebabkan faktor :


Terlambat

Syok Tidak
teratasi

Kebocoran
hebat

Diagnosis
Diagnosis Syok
Penanganan Syok

Jumlah cairan kurang adekuat


Pasien gemuk- cairan memerlukan
perhitungan

Efusi pleura hebat, ascites, edema


anasarka.

www.themegallery.com

Kematian
DIC

MOF
Sepsis

Perdarahan masif, terutama di otak,


saluran cerna, paru

Perfusi jaringan organ yang lama


tidak adekuat dalam jumlah lama
Sterilitas tindakan dan ruangan.

Kejang , trombositopeni risiko


Ensefalopati perdarahan otak

www.themegallery.com

Prolonged shock grade IV (ttu,ttb)

Bila tanpa tatalaksana yang memadai


> 4 jam
Hepatic failure prognosis 50% survival
+ Renal failure prognosis 10% survival
+ 3 organ failure prognosis sangat jelek

> 10 jam akan meninggal

www.themegallery.com

Pencegahan

www.themegallery.com

Pencegahan
Pemberantasan
Pemberantasan infeksi
infeksi dengue
dengue

Memotong daur hidup

telur

jentik

Nyamuk
dewasa

Vaksinasi

www.themegallery.com

Kesimpulan

www.themegallery.com

Kesimpulan
Hindarkan keterlambatan/ kesalahan diagnosis
perhatikan perjalanan penyakit
Waspada terhadap tanda kegawatan
tepat dalam memberikan cairan dan jenis
cairan
tepat dalam pemberian koloid
tepat dalam pemberian transfusi darah (tidak
ada preventif /hanya berdasar jumlah
trombosit)
tidak memperberat gejala dengan memberikan
obat obatan yang tidak perlu
(Adona,kortikosteroid)
Monitor klinis dan laboratorium dengan cermat

Kesimpulan (2)
Segera merujuk dengan tepat dan cepat
Kerjasama yang harmonis antara Puskesmas-Dinas
Kesehatan Kota-Rumah Sakit Rujukan-Dinas Kesehatan
Propinsi dapat meningkatkan perbaikan dalam
manajemen rujukan dan pelaporan

Terimakasih

www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai