Anda di halaman 1dari 42

UNDANG-UNDANG DAN ETIKA KESEHATAN

Disusun oleh :

SAFITRI YONANDA
1301085
S1-VII B
Dosen : Erniza Pratiwi M.Farm., Apt

PERATURAN TENTANG
NARKOTIKA,
PSIKOTROPIKA, DAN
PREKURSOR

UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 35 TAHUN 2009
TENTANG NARKOTIKA

NARKOTI
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
KA
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang
dapat

menyebabkan

kesadaran,

penurunan

hilangnya

rasa,

atau

perubahan

mengurangi

sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan


ketergantungan,
golongangolongan

yang

dibedakan

sebagaimana

PREKURSOR
Undang-Undang ini.
NARKOTIKA

ke

terlampir

dalam
dalam

zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang


dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika
yang dibedakan dalam tabel sebagaimana
terlampir dalam Undang-Undang ini

Pecandu
Narkotika
Orang
yang
menggunakan
atau
menyalahgunakan Narkotika dan dalam
keadaan ketergantungan pada Narkotika,
baik secara fisik maupun psikis.

Ketergantunga
n Narkotika
Kondisi yang ditandai

oleh dorongan untuk


menggunakan
Narkotika
secara
terusmenerus dengan takaran yang meningkat
agar menghasilkan efek yang sama dan
apabila penggunaannya dikurangi dan/atau
dihentikan secara tiba tiba,menimbulkan
gejala fisik dan psikis yang khas.

BAB II

DASAR :
PANCASILA
DAN UUD RI
1945

ASAS :
a. keadilan;
b. pengayoman;
c. kemanusiaan;
d. ketertiban;
e. perlindungan;
f. keamanan;
g. nilai-nilai ilmiah;
h. kepastian hukum

TUJUA
N
Menjamin

ketersediaa
n Narkotika
untuk
kepentinga
n
pelayanan
kesehatan
dan/atau
pengemba
ngan ilmu
pengetahu
an dan
teknologi

Mencegah,
melindungi,
dan
menyelama
tkan
bangsa
Indonesia
dari
penyalahgu
naan
Narkotika;

Memberant
as
peredaran
gelap
Narkotika
dan
Prekursor
Narkotika

Menjamin
pengaturan
upaya
rehabilitasi
medis dan
sosial
bagi
Penyalah
Guna dan
pecandu
Narkotika

NARKOTIK
GOLONGAN 1

Dalam jumlah terbatas, Narkotika


Golongan I dapat digunakan untuk
kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan untuk
reagensia diagnostik, serta reagensia
laboratorium setelah mendapatkan
persetujuan Menteri atas rekomendasi

NARKOTIK
GOLONGAN II

Untuk pengobatan pilihan terakhir


Untuk pengembangan ilmu
pengetahuan
Potensi ketergantungan sangat
tinggi
Contoh : fentanil, petidin, morfin

NARKOTIK
GOLONGAN III

Digunakan dalam terapi


Potensi ketergantungan ringan
Contoh : kodein, difenoksilat

PENGAD
AAN

Rencana Kebutuhan
Tahunan
Produksi
Narkotika untuk Ilmu
pengetahuan dan
Teknologi
Penyimpanan dan

Narkotika Golongan I dilarang


diproduksi dan/atau digunakan
dalam proses produksi, kecuali
dalam

Produksi

terbatas

jumlah

yang

untuk

sangat

kepentingan

pengembangan

ilmu

pengetahuan produksi
dan teknologi.
Pengawasan
Narkotika
Golongan I untuk kepentingan
pengembangan
pengetahuan
sebagaimana

ilmu
dan

teknologi

dimaksud

pada

ayat (1) dilakukan secara ketat

Prekursor
Narkotika
Pengaturan
prekursor
Undang ini bertujuan :
Melindungi

dalam

masyarakat

dari

Undangbahaya

penyalahgunaan Prekursor Narkotika


Mencegah dan memberantas peredaran
gelap prekursor Narkotika
Mencegah

terjadinya

kebocoran

penyimpangan Prekursor Narkotika

dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 1997
TENTANG
PSIKOTROPIKA

Penyaluran Narkotika, Psikotropika,


dan Prekursor Farmasi hanya dapat
dilakukan berdasarkan surat pesanan
Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO) untuk
pesanan dari Puskesmas.

1. Surat pesanan Narkotika hanya dapat


digunakan untuk 1 (satu) jenis Narkotika
2. Surat pesanan Psikotropika atau Prekursor
Farmasi hanya dapat digunakan untuk 1
(satu) atau beberapa jenis Psikotropika atau
Prekursor Farmasi.

Pengiriman Narkotika, Psikotropika, dan


Prekursor Farmasi harus dilengkapi
dengan:
Surat

Pesanan
:
Pengiriman
Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang
dilakukan
melalui
jasa
pengangkutan hanya dapat membawa
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi sesuai dengan jumlah yang
tecantum dalam surat pesanan, faktur,
Faktur dan/atau
surat
pengantar
barang,
dan/atau
surat
pengantar
barangpaling
yang
dibawa
padaNarkotika,
saat pengiriman.
sedikit memuat:
. nama
Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi;, bentuk sediaan;, kekuatan;,
kemasan;, jumlah; tanggal kadaluarsa; dan nomor

Penyerahan Narkotika oleh dokter


hanya dapat dilaksanakan untuk :
Menjalankan

praktik

dokter

dengan

memberikan Narkotika melalui suntikan;


Menolong orang sakit dalam keadaan
darurat dengan memberikan Narkotika
melalui suntikan; atau
Menjalankan tugas di daerah terpencil
yang tidak ada apotek

PENYIMPANA
N
Tempat

penyimpanan

Narkotika,

Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dapat


berupa

gudang,

ruangan,

atau

lemari

khusus
Tempat penyimpanan Narkotika dilarang
digunakan

untuk

menyimpan

barang

selain Narkotika
Tempat penyimpanan Psikotropika dilarang
digunakan

untuk

selain Psikotropika

menyimpan

barang

Syarat
Gudang
Khusus

Dinding dibuat dari tembok dan hanya mempunyai


pintu yang dilengkapi dengan pintu jeruji besi
dengan 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
Langit-langit dapat terbuat dari tembok beton atau
jeruji besi jika terdapat jendela atau ventilasi
harus dilengkapi dengan jeruji besi;
Gudang tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa
izin Apoteker penanggung jawab; dan
Kunci gudang dikuasai oleh apoteker penanggung

Syarat
Lemari
Khusus
Terbuat
dari bahan yang kuat;
Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua)
buah kunci yang berbeda;
Harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut
gudang, untuk Instalasi Farmasi Pemerintah;
Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat
oleh

umum,

untuk

Apotek,

Instalasi

Farmasi

Rumah Sakit, puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik,


dan Lembaga Ilmu pengetahuan ; dan
Kunci

lemari

khusus

dikuasai

oleh

Apoteker

Pemusnahan
Dilakukan Jika :
Diproduksi tanpa memenuhi standar
dan persyaratan yang berlaku dan/atau
tidak dapat diolah kembali
Telah kadaluarsa
Tidak memenuhi syarat untuk
digunakan pada pelayanan kesehatan
dan/atau untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, termasuk sisa
penggunaan.

PENCATATAN DAN
PELAPORAN
Industri Farmasi, PBF, Instalasi Farmasi Pemerintah,
Apotek, Puskesmas, Instalasi Farmasi Rumah Sakit,
Instalasi Farmasi Klinik, Lembaga Ilmu Pengetahuan,
atau dokter praktik perorangan yang melakukan
produksi, Penyaluran, atau Penyerahan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi wajib membuat
pencatatan mengenai pemasukan dan/atau
pengeluaran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai