Y G2P0A1
DENGAN ATONIA UTERI DI BPM BIDAN L
BATUJAJAR KAB. BANDUNG BARAT
PERIODE NOVEMBER JANUARI
TAHUN 2014 2015
LISYAIHA RODIATUN
NIM 4004120086
LATAR BELAKANG
WHO
:
536.000
perempuan
meninggal
akibat persalinan.
menjadi
referensi
kajian ilmu
dan
pengetahuan
ATONIA UTERI
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus otos/ kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.
0,2 mg ergometrin IM /
600 1000 mg misoprostol
per rektal
Ulangi KBI
selama 2 menit
Selama merujuk
lakukan KBI/KBE
Rujuk
Nama Suami
Umur : 26 Tahun
Umur
: 31 Tahun
Agama : Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMU
: Tn. H
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT
Golongan Darah : O
Golongan Darah : A
TINJAUAN KASUS
Kehamilan
ANC : 10 kali
TT : 2 kali
Persalinan
Kala I
Jenis kelamin
: Laki laki
Pukul 14.00 4 cm
BB
: 3300 gram
PB
: 53 cm
LK
: 31 cm
LD
: 33 cm
: Pukul 10. 00 3 cm
Kala IV : Terdapat Komplikasi Atonia Uteri dilakukan penanganan KBI, perdarahan berhenti.
PEMBAHASAN
Kehamilan
Kehamilannya berlangsung normal, ada
kesenjangan antara teori dan praktek
pada pelaksanaan imunisasi TT.
Persalinan
Nifas
KESIMPULAN
Pada kehamilan terdapat kesenjangan pada pelaksnaan imuisasi TT, imunisasi TT
nya dilaksanakan pada usia kehamilan 28 minggu.
Pada persalinan kala I fase laten berjalan normal, namun ibu mengalami tetania
uteri. Pada kala I fase aktif ibu mengalami partus presipitatus. Kala II dan kala III
ibu berjalan normal. Pada kala IV ibu mengalami atonia uteri.
Pada masa nifas ibu berjalan normal dan kunjungan sesuai teori.
Asuhan bayi baru lahir ibu berjalan normal tidak ada kegawatdaruratan yang
terjadi pada bayi
SARAN
1. Pemberian imunisasi TT diharapkan sesuai dengan teori yaitu pada
kunjungan antenatal pertama.
2. Hendaknya petugas kesehatan dapat mendeteksi lebih awal tentang
komplikasi yang akan terjadi ketika proses persalinan berlangsung atau
pascapersalinan.
3. Dalam penanganan atonia uteri diharapkan sesuai prosedur penatalaksana
yang ada.
TERIMAKASIH