Anda di halaman 1dari 24

Hemoragik Post Partum

KELOMPOK 5 AJ.1 B19


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016/2017

Definisi
Hemorrhage postpartum adalah kehilangan darah >500ml
pada persalinan pervaginam , >700ml pada persalinan dengan
instrument dan >1000ml pada persalinan dengan section caesarea

dalam 24 jam.
(Flora Peyvandi, 2011)

HPP adalah penyebab paling umum kematian maternal di


seluruh dunia

Klasifikasi
1.

Perdarahan postpartum primer (perdarahan postpartum dini/


early postpartum hemorrhage)
atonia uteri

perlukaan vagina atau vulva

retensio plasenta

rupture uteri

Hematoma para metrium

perlukaan perineum

perlukaan servikal

( Manuaba, 2007)

Klasifikasi
2. Perdarahann postpartum sekunder (perdarahan post
partum lanjut/late postpartum hemorrhage)
tertinggalnya sebagian atau membrannya
perlukaan terbuka kembali dan menimbulkan
perdarahan dan infeksi pada tempat implantasi
plasenta.

Etiologi
1.

Atonia uteri / Tone dimished

Atonia uteri adalah keadaan lemahnya

tonus/kontraksi rahim

FAKTOR PREDISPOSISI

Disfungsi uterus

Preeklamsia dan eklamsia

Kerja uterus yang tidak efektif

Overdistensi uterus

Anestesia

Kelelahan akibat partus

Multiparitas

Myoma uteri

Melahirkan dengan tindakan (operative


deliveries)

Penatalaksanaan yang salah pada


plasenta.

(Harry ,2010)

Etiologi
2. Trauma dan laserasi

Perdarahan yang cukup banyak dapat terjadi


karena robekan
Sumber Tempat Perdarahan
Episoitomi.
Vulva vagina dan servix.
Uterus yang rupture.
Inversion uteri
Hematoma pada masa nifas .

Etiologi
3. Retensio plasenta / Tissue
keadaan dimana plasenta belum lahir selama 30 menit
setelah bayi lahir
.

Retensio sebagian atau seluruh plasenta dalam Rahim akan mengganggu

kontraksi dan retraksi, menyebabkan sinus sinus


darah tetap terbuka, dan menimbulkan perdarahan
postpartum

Etiologi
4. Kelainan perdarahan / Thrombin
Afibrinogenia atau hipofibrinogenemia dapat terjadi setelah abruption
plasenta, retensio janin mati yang lama didalam Rahim, dan pada emboli
cairan ketuban.
Hal tersebut menimbulkan koagulasi intravaskuler serta penurunan
fibrinogen yang beredar. Keadaan tersebut, yaitu suatu kegagalan

pada mekanisme pembekuan.

Manifestasi Klinis
Setelah persalinan pasien mengeluh lemah, pucat,
limbung, keringat dingin, menggigil, pusing , gelisah,
hiperpnea, sistolik <90 mmHg, nadi >100x/menit ,
kadar Hb <8gr% (NANDA 2015)
gejala klinisnya berupa perdarahan terus menerus pervaginam dan
keadaan pasien secara berangsur angsur menjadi semakin jelek. Denyut
nadi menjadi cepat dan lemah; tekanan darah menurun; pasien berubah
pucat dan dingin; dan nafas menjadi sesak, terengah-engah, berkeringat
(Harry, 2010)

Patofisiologi
Pada dasarnya perdarahan tjd krn pembuluh darah didalam
uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan
pembuluh darah dalam stratum spongiosum sehingga sinus2
maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka. Pada waktu
uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut
akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh
bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti.
Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus (atonia
uteri, trauma laserasi,retensio plasenta, kel.perdarahan)
akan menghambat penutupan pembuluh darah dan
menyebabkan perdarahan yang banyak.

WOC

Komplikasi

Anemia

Perforasi jalan
lahir

Syok
hipovolemik

Infeksi akibat
perdarahan

Pemeriksaan penunjang
Pem. Lab :
Kadar Hb, Ht, Masa perdarahan
Pemeriksaan USG :
untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi
Kultur uterus dan vaginal :
apakah ada infeksi yang terjadi
Profil Koagulasi :
utk menentukan pembekuan darah
Urinalisis :
Memastikan kerusakan kandung kemih

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum :
1. Hentikan perdarahan
2. Cegah/ atasi syok
3. Ganti darah yang hilang

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan khusus

Atonia uteri
1. Infus Oksitosin IV + Ergonovin maleat 0,2mg IV/IM
2. Fundus uteri dimasase

3. Eksplorasi uterus secara manual (pastikan uterus


utuh, utk mengangkat setiap fragmen plasenta)
4. Bila atonia persinten dianjurkan kompresi uterus
secara bimanual.

Penatalaksanaan

Kompresi Bimanual

Penatalaksanaan
Trauma dan laserasi

tindakan laparotomy / histerektomi.

Laserasi cervix, vagina serta vulva dikendalikan dengan jahitan angka


delapan.
Pada beberapa kasus, perdarahan dari robekan vagina tidak dapat
dikendalikan dengan jahitan. Kalau ada varikositas yang yang besar. Pada
kasus seperti ini , vagina harus ditampon secara ketat dengan kasa.
laserasi superficial yang kecil pada segmen Rahim bagian bawah dapat
dikendalikan dengan tampon.

Penatalaksanaan
Retensio plasenta
1. Pengangkatan manual ( Oksitosin dan Ergonovin IV)
2. Apabila plasenta terperangkap didalam kanalis servikalis, ia
biasanya dapat dikeluarkan dengan traksi secukupnya.
Fundus uteri harus dipalpasi terus menerus untuk
mendeteksi tanda tanda dini inversion uteri.

Penatalaksanaan
Tehnik Pengangkatan Manual

Penatalaksanaan
Kelainan perdarahan
penatalaksanaan pengobatan tergantung pada koagulasi
spesifik dan luas gangguan perdarahan.
Bila diperlukan operasi atau bila perdarahan sangat banyak, maka
tranfusi darah lengkap segar, trombosit, plasmabeku segar,
atau kriopresipitat mungkin diperlukan.

Aspirin dan obat obatan lain yang mempengaruhi fungsi


trombosit harus dihindarkan.

Pencegahan
1. Perawatan masa kehamilan
Antenatal care, atasi anemia dalam kehamilan, pasien dg riwayat
perdarahan sangat dianjurkan bersalin di RS

2. Persiapan persalinan
Periksa keadaan umum, Kadar Hb, Untuk pasien dengan anemia berat
sebaiknya langsung dilakukan transfusi.

3. Persalinan
Setelah bayi lahir, massase uterus dengan arah gerakan circular atau maju
mundur

4. kala tiga dan kala empat


Uterotonica dapat diberikan segera sesudah bahu depan dilahirkan.
Pemberian oxytocin selama kala tiga terbukti mengurangi volume

darah yang hilang

Kasus HPP
Ny. R 35 th melahirkan bayinya pervagina di RSIA Surabaya pada tanggal 12
November 2016 (BB = 3500gr; panjang 48 cm; AS: 8, umur kehamilan 39 mg),
Kurang lebih 2 jam setelah melahirkan didapatkan adanya perdarahan masif
pervagina +/- 700 ml. Klien berkata pada perawat bahwa banyak darah yang keluar
melalui jalan lahir dan dirinya merasa lemah. Klien juga mengatakan takut karena
banyak darah yang keluar melalui jalan lahirnya dan khawatir kalo terjadi hal yang
lebih buruk pada dirinya dan juga pada bayinya karena tidak bisa segera merawat
dan menyusui bayinya. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD: 100/60 mmHg;
nadi: 100 x/menit, RR: 24x/menit, suhu: 370C x/menit, BB sebelum melahirkan 60
kg dan BB postpartum 55 kg, mukosa kering, kulit pucat dan akral dingin, CRT > 2
dtk, tinggi fundus uteri postpartum sejajar dengan umbilicus dan teraba lembek,
terpasang cateter dan jumlah urine 600cc/24 jam, warna kuning jernih. Terdapat
luka jahit pada perineum. Dari hasil pemeriksaan dokter, didapatkan diagnosis
Hemoragi post partum . Dokter menginstruksikan untuk segera memberikan Ringer
laktat yang berisi 20 unit oksitosin per 1000 ml larutan dengan kecepatan 10 ml
per menit.

Asuhan Keperawatan HPP

Askep HPP

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai