terhadap
Pengelolaa Kawasan Konservasi Perairan di Daerah
Kabupaten Maluku Tenggara
Kota Tual
Langg
ur
Maluku
Tenggara
(Dermochelys
POTENSI (KP3K)
(TAMAN WISATA PERAIRAN )
KABUPATEN MALUKU TENGGARA
Kawasan
Seluas
150.000 Ha terdiri dari
1. Terdiri dari 31 pulau
kecil
2. Penuh
dengan
keanekaragaman
hayati, juga sangat
eksotis
3. Jalur migrasi/wilayah
makan
Tabob/Penyu
Belimbing
(Dermochelys
Coriacea).
4. Terdapat 10 (sepuluh)
spot diving/snorkling
5. Terdapat 1 kawasan
mangrove yang masih
terpelihara
3. Pendanaan
kawasan
konservasi
perairan.
Pengajuan
Usulan
Untuk
Penetapan
Pemerintah (KKP)
Penyusunan
Rencana Zonasi,
1. Unit organisasi
pengelola
berbasiskan
pemerintah
2. Unit organisasi
berbasis
pemerintah
dan
kolaborasi.
Unit
organisasi
berbasis
pemerintah dan
kolaborasi
dengan
Masyarakat dan
Swasta
UU 23 2014
1. DAU dan DAK untuk
Provinsi yang
Berciri Kepulauan
2. Dana percepatan
pembangunan
Daerah Berciri
Kepulauan
3. Sumber Lain yang
BLUD
RUU Hubungan
Keuangan Pusat
dan Daerah yang
berpihak.
- Pembentukan UPTD
- Pembangunan Kantor UPTD pada Kawasan
Konservasi
- Pembangunan Pos Pegawasan/Pengamanan
Zona Inti
- Penguatan Kapasitas Kelembagaan
Masyarakat
- Pengadaan saran pengawasan
Program
dan
kegiatan Kedepan
- Pemberdayaan
Masyarakat
Pesisir
- Pegawasan
Perairan Berkelanjutan
- Penyusunan
RIPOW Kawasan
- Pembangunan Fasilitas Pusat Edukasi dan Rekreasi Kawasan
Konservasi
- Pembangunan pelabuhan/jeti Kawasan Konservasi
- Penguatan Kapasitas Kelembagaan Masyarakat
- Pembangunan/Pengembangan Museum Bahari
- Rehabilitasi Trumbu Karang
- Fesibility Study Pulau Pulau Kecil pada Kawasan Konservasi
- Pembangunan Monumen TABOB/Penyu Belimbing
- Pembangunan Sarana Prasarana Penunjang pada Kawasan dst
berdasarkan
UU No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah dan
Peraturan Pemerintah No. 60/2007 tentang Konservasi
Sumber Daya Ikan
Kewenangan Pemerintah Daerah
Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi
Kewenangan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah
itu meliputi:
Perairan laut 1/3
dari wilayah kewenangan pengelolaan
provinsi atau 4 mil.
Perairan payau dan/atau perairan tawar yang berada dalam
wilayah kewenangannya.
Dalam implementasinya :
1. Bupati/Walikota hingga tahun 2013 telah mencadangkan 66 Kawasan
Konservasi dengan total luasan 6.065.014 hektar.
2. Bupati/Walikota juga membentuk :
. Unit organisasi pengelola dalam bentuk Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD)
. Unit Organisasi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) untuk
1)
2)
a.
b.
c.
d.
e.
3)
4)
5)
Pasal 27
Daerah provinsi diberi kewenangan untuk mengelola sumber daya
alam di laut yang ada di wilayahnya.
Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di
laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut
di luar minyak dan gas bumi;
pengaturan administratif;
pengaturan tata ruang;
ikut serta dalam memelihara keamanan di laut; dan
ikut serta dalam mempertahankan kedaulatan negara.
Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di
laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling jauh 12 (dua
belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau
ke arah perairan kepulauan.
Apabila wilayah laut antardua Daerah provinsi kurang dari 24 (dua
puluh empat) mil, kewenangan untuk mengelola sumber daya alam
di laut dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsip garis
tengah dari wilayah antardua Daerah provinsi tersebut.
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak
berlaku terhadap penangkapan ikan oleh nelayan kecil.
IMPLIKASI
PERUBAHAN DALAM UU NO 23 TAHUN 2014 PADA PENETAPAN KKPD
1. KKPD yang telah Kami rintis bersama WWF dan masyarakat Adat untuk
dicadangkan bisa terabaikan dan tidak terurus. Dengan resentralisasi ini
jangan-jangan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota selaku SKPD yang
bertanggungjawab atas fungsi konservasi perairan akan dihapus, karna Struktur
Organisasi Pemerintah harus mengikuti fungsi urusan dan kewenangan.
2. Kewenangan Konservasi hanya di Provinsi atau pusat, sehingga KKP Kabupaten
yang sudah dirintis pemerintah daerah Kab dan Masyarakat bisa saja dianggap
tidak penting dan hilang. Pada hal KKPD tersebut benar-benar bisa
dikembangkan untuk kepentingan, dan atas dasar aspirasi atau dukungan
masyarakat lokal kabupaten
3. Efektivitas Pengelolaan KKP juga akan
KKPD ini berada di tangan pemerintah
dimulai dari awal lagi, dan tidak banyak
pengetahuan dan komitmen yang kuat
KKP.
4. Dari aspek efisiensi, jarak pusat, atau pemerintahan provinsi dengan KKPDKKPD tersebut cukup jauh sehingga membuat upaya pengelolaan menjadi lebih
mahal
5. Diperkirakan 66 KKP dengan total luasan 6.065.014 hektar yang telah
dicadangkan oleh para Bupati/Walikota akan menyusut setelah kewenangan
Kabupaten/kota dicabut
Terima Kasih...