Anda di halaman 1dari 30

PROSEDUR

ANALITIS

BAGAIMANA PROSEDUR ANALITIS


AUDITOR ATAS LKPD?

1. GAMBARAN UMUM (1)


Pengertian Prosedur Analitis
Merupakan evaluasi terhadap informasi keuangan yang
dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal
antara data keuangan yang satu dengan data keuangan
lainnya atau antara data keuangan dengan data non
keuangan.
Tahapan Pelaksanaan Prosedur Analitis
-Pemahaman hubungan keuangan yang dapat diperoleh dengan
pemahaman tentang auditee dan proses bisnis utama dari auditee
-Mengembangkan ekspektasi (develop expectation) atas pola
hubungan yang seharusnya terjadi antar data terkait;
-Membandingkan hasil analisis data sesungguhnya dengan ekspektasi
atas pola hubungan yang seharusnya terjadi, serta menelusuri
penyebab penyimpangan signifikan yang terjadi.
3

TAHAPAN PROSEDUR ANALITIS


Pemahaman
entitas

Hubungan
yg
ditemukan

Hubungan
yang logis

Pengembangan
ekspektasi

MENGAPA
BEDA?

INDIKASIKAN PERBEDAAN
EKSPEKTASI VS KONDISI
HUBUNGAN YG
DIEKSPEKTASI

MENGAPA
BEDA?
Contoh perbedaan yg bisa diterima:
kenaikan tren belanja hibah di pemprov
akibat perubahan regulasi alokasi belanja
BOS dari pemkab/pemkot ke pemprov

HUBUNGAN YG
DITEMUKAN

Perubahan regulasi
perubahan kebijakan
akuntansi
Transaksi non rutin
Salah saji

Contoh
Pengembangan
Ekspektasi
atas
Pola
Hubungan
yang
Seharusnya
Terjadi
dengan
Menggunakan Data Laporan Keuangan Akrual Basis

Akun

Pendapatan
Pajak

Data yang
digunakan

LO, Neraca

Belanja Barang LO, Neraca


Jasa
Persediaan dan
Beban
Persediaan

Ekspektasi yang
dikembangkan
Risiko salah saji

Risiko salah
saji

Pendapatan
Pajak
(LO)
=Lebih/kurang saji
Pendapatan Pajak (LRA) Saldoakun Pendapatan
Piutang Pajak Awal Tahun + SaldoPajak
Piutang Pajak Akhir Tahun

Beban Persediaan (LO) = BelanjaLebih/kurang saji


Barang dan Jasa Persediaan (LRA)akun
Belanja
+ Saldo Persediaan Awal Tahun Barang
Jasa

Saldo Persediaan Akhir Tahun


Persediaan
dan
Beban Persediaan

PENDAPATAN - LO
Pendapatan LRA TA ybs penerimaan pelunasan
Piutang tahun lalu + Piutang baru TA ybs.

1. Penerimaan kas dari pelunasan Piutang tahun lalu bukan merupakan


bagian pendapatan akrual tahun berkenaan, oleh karena itu tidak diakui
sebagai bagian Pendapatan LO;
2. Bagian pendapatan yang belum diterima kasnya pada tahun yang
berkenaan dan masih menjadi piutang akhir tahun berkenaan
merupakan bagian Pendapatan LO.
3. Pendapatan-LO menunjukkan kinerja bagian penetapan di Dinas
Pendapatan sedangkan Piutang menunjukkan kinerja bagian penagihan
di Dinas Pendapatan
4. Pendapatan Pajak/Retribusi Daerah yang menjadi hak pemda dihitung
berdasarkan nilai seluruh SKPD/SKRD yang diterbitkan selama tahun

BEBAN PERSEDIAAN - LO
Beban
Persediaan (LO)

Saldo Persediaan Awal Tahun (Neraca) +


Belanja Barang dan Jasa Persediaan (LRA)
Saldo Persediaan Akhir Tahun (Neraca)

1. LK basis CTA tidak mencatat Beban Persediaan. LK hanya


mencatat saldo persediaan akhir tahun di Neraca berdasar
stock opname
2. LK Basis Akrual mencatat penggunaan persediaan pada LO
sebagai Beban Persediaan. Pada akhir tahun, catatan
persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik dan
mencatat saldo persediaan akhir tahun di Neraca
3. Beban Persediaan menunjukkan kinerja pengelola barang
dalam menatausahakan administrasi mutasi barang serta
menunjukkan kinerja bagian penganggaran dan pengadaan
barang dalam mengadakan barang yg efektif.

PELAKSANAAN PROSEDUR
ANALITIS

MEMANFAATKAN DATA DARI


PORTAL E - AUDIT

10

ANALISIS DATA (1)


Pengertian
Analisis data dilakukan dengan menguji
ketepatan penjumlahan antar akun dan
kecukupan pengungkapannya
Jenis Analisis Data
- Analisis Vertikal
- Analisis Horizontal

ANALISIS DATA (3)

KETERKAITAN LAPORAN KEUANGAN


Laporan Operasional
Pendapatan
500
Beban
(200)
Surplus/Defisit Opr
300
Kegiatan non
operasional
60
Surplus/Defisit LO
360

LRA
Pendapatan
Belanja
Surplus/(defisit)
Pembiayaan
SILPA

450
(0)
450
1.000
1.450

Laporan Perubahan Ekuitas


Ekuitas Awal
Surplus/Defisit LO
Ekuitas Akhir

Aset
Kewajiban
Ekuitas

Neraca

1.000
360
1.360

2.000
640
1.360

Laporan Perubahan SAL


SAL Awal
Penggunaan SAL
SILPA
SAL Akhir

100
(30)
1.450
1.520

ANALISIS VERTIKAL LO
Uraian

Persamaan

Surplus/Defisit tahun berjalan harus


sama dengan total pendapatan
dikurangi total beban ditambah total
surplus kegiatan non operasional
dikurangi total defisit kegiatan non
operasional
ditambah
total
pendapatan luar biasa dikurangi total
beban luar biasa

Surplus/Defisit = Total Pendapatan


Total Beban + Total Surplus
Kegiatan Non Operasional Total
Defisit Kegiatan Non Opersional +
Total Pendapatan Luar Biasa
Total Beban Luar Biasa

ILUSTRASI ANALISIS VERTIKAL

ANALISIS VERTIKAL LAP. PERUBAHAN SAL

Uraian
Saldo Anggaran Lebih Akhir adalah
sama dengan Saldo Anggaran Lebih
Awal dikurangi Penggunaan SAL
sebagai penerimaan pembiayaan tahun
berjalan ditambah Sisa Lebih/Kurang
Pembiayaan Anggaran ditambah Koreksi
Kurang/lebih Kesalahan Pembukuan
Tahun Sebelumnya

Persamaan
Saldo Anggaran Lebih Akhir = Saldo
Anggaran Lebih Awal Penggunaan
SAL sebagai penerimaan pembiayaan
tahun berjalan + Sisa Lebih/Kurang
Pembiayaan Anggaran + Koreksi
Kurang/lebih Kesalahan Pembukuan
Tahun Sebelumnya

ANALISIS VERTIKAL LAP. PERUBAHAN EKUITAS

Uraian

Persamaan

Saldo Ekuitas Akhir adalah sama


dengan Saldo Ekuitas Awal ditambah
Surplus/Defisit-LO ditambah Dampak
Kumulatif
Perubahan
Kebijakan/Kesalahan Mendasar

Saldo Ekuitas Akhir = Saldo Ekuitas


Awal
+ Surplus/Defisit-LO +
Dampak Kumulatif Perubahan
Kebijakan/Kesalahan Mendasar

ANALISIS HORIZONTAL ANTARA


LAPORAN PERUBAHAN SAL

Uraian

LRA

DAN

Persamaan

SiLPA di LRA harus sama dengan Saldo SiLPA pada LRA = Saldo Anggaran Lebih
Anggaran Lebih (SAL) akhir pada (SAL) Akhir pada Laporan Perubahan SAL
Laporan Perubahan SAL
SiLPA pada LRA Tahun Sebelumnya
harus sama dengan Penggunaan Silpa
pada Laporan Perubahan SAL harus
sama dengan penerimaan Pembiayaan
Silpa pada LRA harus sama dengan
Saldo Anggaran lebih (SAL) Awal pada
Laporan Perubahan SAL

Silpa pada LRA Tahun Sebelumnya =


Penggunaan Silpa pada Laporan
Perubahan
SAL
=
Penerimaan
Pembiayaan Silpa pada LRA = Saldo
Anggaran Lebih (SAL) Awal pada Laporan
Perubahan SAL

ILUSTRASI ANALISIS HORIZONTAL


LRA DENGAN LP SAL

ANALISIS HORIZONTAL ANTARA LO, LAPORAN


PERUBAHAN EKUITAS DAN NERACA
Uraian

Persamaan

Ekuitas Awal pada Laporan Perubahan Ekuitas Awal pada Laporan Perubahan
Ekuitas harus sama dengan Ekuitas Ekuitas = Ekuitas Akhir pada Neraca
Akhir pada Neraca Tahun Sebelumnya
Tahun Sebelumnya
Surplus/Defisit
pada
Laporan Surplus/Defisit
pada
Laporan
Operasional harus sama dengan Operasional = Surplus/Defisit pada
Surplus/Defisit pada Laporan Perubahan Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas
Ekuitas akhir pada Laporan Perubahan Ekuitas akhir pada Laporan Perubahan
Ekuitas harus sama dengan Ekuitas Ekuitas = Ekuitas pada Neraca
pada Neraca

ILUSTRASI ANALISIS HORIZONTAL


LO, LPE, NERACA

ANALISIS ANALISIS HORIZONTAL ANTARA LRA,


LO, DAN NERACA
Uraian

Persamaan

Pendapatan Daerah (LO) adalah sama dengan


Pendapatan Daerah (LRA) dikurangi Saldo Piutang
Pendapatan daerah Awal Tahun ditambah Saldo
Piutang Pendapatan Daerah Akhir Tahun
Contoh :
Pendapatan Pajak (LO) sama dengan Pendapatan
Pajak (LRA) dikurangi Saldo Piutang Pajak Awal
Tahun ditambah Saldo Piutang Pajak Pendapatan
Akhir Tahun.

Pendapatan daerah (LO) = Pendapatan daerah


(LRA) Saldo Piutang Pendapatan daerah Awal
Tahun + Saldo Piutang Pendapatan Daerah Akhir
Tahun
Contoh :
Pendapatan Pajak (LO) = Pendapatan Pajak (LRA)
Saldo Piutang Pajak Awal Tahun + Saldo Piutang
Pajak Pendapatan Akhir Tahun.

Beban LO adalah sama dengan Akun Belanja Daerah


LRA dikurangi Saldo utang belanja awal tahun
ditambah Saldo utang belanja akhir tahun,
Contoh :
Beban Pegawai (LO) adalah sama dengan realisasi
Belanja Pegawai (LRA) dikurangi - kenaikan saldo
utang belanja awal tahun + Saldo utang belanja akhir
tahun.

Beban LO = Akun Belanja Daerah LRA Saldo


utang belanja awal tahun + Saldo utang belanja
akhir tahun
Contoh :
Beban Pegawai (LO) = realisasi Belanja Pegawai
(LRA) - kenaikan saldo utang belanja awal tahun +
Saldo utang belanja akhir tahun.

Beban Penyusutan (LO) adalah sama dengan saldo Beban Penyusutan (LO) = saldo Akumulasi
Akumulasi Penyusutan Tahun berkenaan dikurangi Penyusutan Tahun berkenaan - saldo Akumulasi
saldo Akumulasi Penyusutan tahun sebelumnya ,
Penyusutan tahun sebelumnya

ILUSTRASI ANALISIS HORIZONTAL


LO, LRA DAN NERACA

TEKNIK PREDIKTIF
Pengertian:
Dilakukan dengan membandingkan realisasi dan
anggaran akun-akun di laporan realisasi anggaran.
Perbedaan signifikan yang terjadi bisa menjadi
indikasi permasalahan yang seharusnya diungkapkan
pada catatan atas laporan keuangan.
Contoh:
Memprediksi (memperkirakan) belanja pemeliharaan
kendaraan dinas tahun berjalan, dengan melihat data
dan jumlah kendaraan tahun-tahun sebelumnya.

TEKNIK PREDIKTIF
BELANJA PEMELIHARAAN KENDARAAN
BELANJA PEMELIHARAAN
KENDARAAN
TREN
REALISASI
SELAMA
3 TH

ANGGARAN
TA DIAUDIT

VS

TREN JUMLAH
KENDARAAN SELAMA
3 TH

ADA
HUBUNGAN
YG TIDAK
LOGIS?

DALAMI
BELANJA
PEMELIHARAAN
KENDARAAN:
-Penyimpangan
realisasinya
-Salah saji
-Mungkin
bdampak pada
akurasi beban
persediaan
(spare part
kendaraan)

ANALISIS TREND
Dilakukan dengan membandingkan akun yang sama
untuk periode lebih dari dua tahun, sehingga
diperoleh gambaran mengenai kecenderungan dari
suatu akun dalam laporan keuangan pemerintah
daerah.
Contoh:
Prediksi pencapaian pajak daerah pada tahun yang diperiksa
berdasarkan data atau informasi kecenderungan pencapaian
pajak daerah beberapa periode yang lalu.

ANALISIS TREN
PENDAPATAN DAN PIUTANG PAJAK
PAJAK DAERAH
TREN
PENDAPATAN
SELAMA
3 TH

TREN
PIUTANG
SELAMA 3
TH

VS

PENDAPATAN LO DAN
PIUTANG PAJAK DAERAH

ADA
HUBUNGAN
YG TIDAK
LOGIS?

DALAMI
PENDAPATAN LO
DAN PIUTANG
PAJAK DAERAH:
Penyimpangan
penerimaan pajak
Kesalahan
penetapan pajak
Perubahan
regulasi - PBB
Salah saji
Mungkin
berdampak pada
akurasi
penerimaan kas

PENYIMPANGAN DARI EKSPEKTASI


YANG BISA DITERIMA
PENYIMPANGAN DARI EKSPEKTASI BELUM TENTU MENUNJUKKAN
ADANYA PROBLEM:
Pada LRA terdapat pengakuan pendapatan non-cash sehubungan
adanya transaksi pendapatan hibah dalam bentuk barang SEHINGGA
hubungan antara arus masuk kas di LAK dengan pendapatan di LRA
kurang logis ;
Dalam hal terdapat pengembalian belanja (contra post), LAK mungkin
menyajikan arus kas secara bruto sedangkan LRA menyajikan
belanjanya secara netto.
Perubahan regulasi tentang transfer BOS dari APBN yang tadinya
melalui Pemkab/Pemkot menjadi melalui Pemprov sehingga tren Belanja
Hibah di Pemprov meningkat tajam sedangkan tren Belanja Barang/Jasa
di Pemkab/Pemkot menurun.
Perubahan regulasi Pendapatan PBB menjadi PAD Pemkab/Pemkot akan
memicu tren kenaikan Pendapatan dan Piutang PBB yang tidak logis di
masa peralihan

SEHINGGA PERLU ANALISIS LEBIH LANJUT UNTUK MEYAKINI


KEBERADAAN PROBLEM/SALAH SAJI

PENYIMPANGAN DARI EKSPEKTASI


SALAH SAJI
PROBLEM
Perbedaan
dengan
ekspektasi
BISA
DITERIMA

PEMBATASAN
LINGKUP
1. Hubungan LRA dg LAK
tidak logis krn ada
pendapatan noncash di
LRA dan pengembalian
belanja
2. Tren belanja hibah Pemprov
tidak logis krn perubahan
regulasi transfer dana BOS
ke Pemprov
3. Tren pendapatan dan
piutang pajak tidak logis
karena beralihnya
pendapatan PBB ke
Pemkab/Pemkot

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai