DEFINISI
Suatu jenis gangguan kecemasan
yang
terjadi
akibat
peristiwa
traumatis
dan
mengancam
kehidupan individu tersebut dan
individu tersebut tidak mampu
mengatasinya
Faktor Resiko
Beberapa faktor resiko terjadinya PTSD dilihat dari aspek trauma, pengalaman saat trauma,
karakteristik masing-masing individu dan faktor post-trauma
1) Aspek trauma yang dimaksud adalah durasi dan beratnya peristiwa yang dialami
peristiwa yang tiba-tiba terjadi tanpa adanya peringatan, adanya banyak korban
meninggal, serta merupakan korban tindakan kriminal terutama kekerasan seksual
2) Perasaan yang timbul saat trauma merasa hidupnya beresiko, merasa kurang
mampu mengontrol peristiwa, timbul rasa takut dan putus harapan
3) Karakteristik individu yang memiliki resiko PTSD ada riwayat menderita gangguan
psikiatri dan saraf, adanya penyangkalan terhadap trauma yang dialami dan reaksi stres
akut.
4) Faktor pasca trauma adanya penyangkalan trauma oleh orang sekitar atau penolakan
atas apa yang telah dialami serta kurangnya dukungan lingkungan sekitar
Gejala
menyebabkan
kecemasan
atau
gangguan
TERAPI
PSIKOTERAPI
FARMAKOTERAPI
Anxiety training
1) relaxation training, yaitu belajar mengontrol ketakutan dan
kecemasan secara sistematis dan merelaksasikan kelompok otototot utama
2) breathing retraining, yaitu belajar bernafas dengan perut secara
perlahan -lahan, santai dan menghindari bernafas dengan tergesa
- gesa yang menimbulkan perasaan tidak nyaman, bahkan reaksi
fisik yang tidak baik seperti jantung berdebar dan sakit kepala,
3) positive thinking dan self-talk, yaitu belajar untuk menghilangkan pikiran negatif dan mengganti dengan pikiran positif ketika
menghadapi hal hal yang membuat stress (stresor)
Cognity therapy
Terapis membantu untuk merubah kepercayaan yang
tidak rasional yang mengganggu emosi dan mengganggu
kegiatan -kegiatan kita. Misalnya seorang korban
kejahatan mungkin menyalahkan diri sendiri karena tidak
hati-hati. Tujuan kognitif terapi adalah mengidentifikasi
pikiran-pikiran yang tidak rasional, mengumpulkan bukti
bahwa pikiran tersebut tidak rasional untuk melawan
pikiran tersebut yang kemudian mengadopsi pikiran yang
lebih realistik untuk membantu mencapai emosi yang
lebih seimbang
Exposure therapy
Terapi dapat berjalan dengan cara: exposure in the imagination,
yaitu bertanya pada penderita untuk mengulang cerita secara
detail sampai tidak mengalami hambatan menceritakan; atau
exposure in reality, yaitu membantu menghadapi situasi yang
sekarang aman tetapi ingin dihindari karena menyebabkan
ketakutan yang sangat kuat (misal: kembali ke rumah setelah
terjadi perampokan di rumah). Ketakutan bertambah kuat jika
kita ber-usaha mengingat situasi tersebut dibanding berusaha
melupakannya. Pengulangan situasi disertai penyadaran yang
berulang akan membantu menyadari situasi lampau yang
menakutkan tidak lagi berbahaya dan dapat diatasi
Play therapy
Terapis memakai permainan untuk memulai topik yang
tidak dapat dimulai secara langsung. Hal ini dapat
membantu anak lebih merasa nya -man dalam berproses
dengan pengalaman traumatiknya
Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah satu bentuk terapi untuk pikiran dengan
menggunakan metode hipnosis atau di kita lebih familiar dengan
sebutan hipnotis, meskipun sebenarnya arti hipnotis dan hipnosis itu
berbeda. Karena hipnosis adalah metodenya, sedangkan hipnotis
adalah orang yang melakukan hipnosis.
Hipnotis atau Hipnosis dilakukan untuk membawa seseorang
memasuki kondisi relaksasi agar bisa mengakses pikiran bawah
sadarnya untuk kemudian diberikan sugesti positif.
Dalam hipnoterapi, proses terapi yang sebenarnya baru dilakukan
ketika klien sudah memasuki kondisi relaksasi atau disebut dengan
somnambulism
Jika ada respon yang parsial (gejala berkurang 25-50% atau lebih)
terhadap dosis SSRI yang memadai (sertraline, 150 mg, fluoxetine
40 mg), mengisyaratkan bahwa pengobatan awal agak berhasil
tetapi respon klinisnya kurang memadai, maka dosis harus
dititrasi sampai maksimal yang disarankan (sertraline 200mg;
paroxetine, 50 mg. fluoxetine, 60 mg)
Setelah kegagalan respon (i.e. perbaikannya kurang dari 25% )
terhadap SSRI dan gejala inti PTSD tetap ada setelah 4-6 minggu
dengan dosis yang cukup (e.g. fluoxetine 40 mg/hari, sertraline
150 mg/hari), klinisi harus beralih ke SSRI yang lain, SNRI, NaSSA,
trisiklik (imipramine, amitriptyline) atau prazosin, atau sebagai
alternatif, menambah pengobatan dengan agen farmakoterapi
lain, meskipun data tentang augmentasi terbatas dan tidak ada
data tentang peralihan ke SNRI/NaSSA, atau SNRI ke NaSSA