Anda di halaman 1dari 18

KEJANG

Kelompok 3
Feromiya Oksa FAA 113 018
Sofia Eugenia Manginte FAA 113 019
Mira Aprilia FAA 113 020
Asnan Azis Fatoni FAA 113 030

Definisi Kejang
Hasil dari pelepasan aktivitas listrik
paroksismal abnormal oleh neuron otak.
6% di usia 11 tahun.
Pola & prognosis bervariasi berdasar usia.
Durasi bervariasi (beberapa detik-menit)
Berhenti secara mendadak.

Tipe Kejang
Kejang Non demam
Kejang yang tanpa didahului demam
biasanya berulang dan tidak diketahui
penyebabnya.
Kejang Demam
Kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (>380C) kejang yang
didahului
dengan
demam
yang
disebabkan oleh proses ekstrakranium.

Serangan Kejang NON


DEMAM
Serangan
Kejang

Keterangan

Umum

Tonik klonik
Absence Sederhana
Absence Kompleks
Mioklonik

Parsial

Sederhana (Kesadaran tidak


terganggu)
Kompleks (Kesadaran terganggu)

I. Serangan Kejang Umum


Tonik-klonik (Grand Mal)
Serangan Epilektik mayor secara klasik terdiri dari fase
tonik (Spasme otot kontinyu).
Diawali : teriakan sianosis
klonik (sentakan) yang
dapat berhubungan dengan
gigit
lidah
dan
mulut
berbusa

relaksasi
kehilangan kesadaran
periode
mengantuk
/
bingung.
EEG : Pelepasan energi
listrik
pada
serangan
subkortikal, bilateral, dan
gelombang pelan.
Berlangsung < 1 menit
hingga > 1 jam

I. Serangan Kejang Umum


Absence Sederhana (petit mal)
Selalu pada masa anak-anak, bukan disebabkan
oleh kerusakan organik di otak.
Serangan berupa hilangnya kesadaran singkat
selama < 5 detik.
Diikuti
mata
berkedip-kedip,
bola
mata
kemungkinan berputar.
EEG : gambaran khas berupa gelombang dan paku
(spike and wave) 3x/detik

I. Serangan Kejang Umum


Absence Kompleks
Cenderung lebih lama dan berkaitan
dengan gerakan dan sensasi lain.
Prognosis kurang bagus dibandingkan
petit mal.

I. Serangan Kejang Umum


Mioklonik
Gerakan menyentak tiba-tiba pada
sebagian badan umumnya lengan
dan kaki.
EEG : Aktivitas paku ombak lambat
2-3 Hz.

II. Serangan Kejang Parsial


Sederhana (Kesadaran tidak terganggu)
Tanpa gangguan kesadaran
Pergerakan konvulsif secara dominan
hanya mempengaruhi satu area
Aktivitas kejang dapat menyebar pada
batang tubuh dan menjadi menyeluruh
(kejang Jaksonian)
Kadang diikuti oleh kelemahan sementara
pada anggota badan (Paralisis todd)

II. Serangan Kejang Parsial


Kompleks (Kesadaran terganggu)
Fenomena motorik sensorik atau
emosional
muncul
sendiri-sendiri
atau bergabung bersama dengan
kesadaran yang terganggu.

KEJANG DEMAM
Bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >
380C) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium.
Demam terjadi mendahului kejang.
E/ paling sering : infeksi saluran napas
Paling sering dijumpai : umur 6 bulan4 tahun.

KEJANG DEMAM
Klasifikasi Kejang Demam menurut Livingstone
Kejang demam simpleks
<15 menit
Tidak berulang dalam 24 jam
Tanpa kelainan neurologis sebelum dan sesudah
kejang

Kejang demam kompleks


>15 menit
Berulang dalam 24 jam
Ada kelainan neurologis sebelum dan sesudah
kejang

MENINGITIS
80% kasus terjadi pada usia 5 tahun pertama.
Gejala awal tidak spesifik
Semua usia : demam, muntah, mengantuk, dan
kejang.
Bayi : rewel, menangis keras, ubun-ubun menonjol
Anak-anak : Sakit kepala, fotopobia, kaku kuduk.

Makin muda usia anak, makin sulit dalam


diagnosis
Diagnostik : pungsi lumbal.

MENINGITIS
Etiologi
1/3 Bakterial
Anak-anak
Neisseria Meningitidis
(Diplokokus gram negatif)
Strep. Pneumoniae
(Diplokokus gram positif)
Haemophilus influenzae
(Kokobasilus gram negatif)

2/3 Viral
BBL
Strep. Group
B
Listeria
E. Coli
Koliform lain

Semua
Usia
Enterovir
us
Adenovir
us
Epstein
Barr

Kaku
kuduk
:
ketidakmampuan
memfleksikan dagu ke leher.

ENSEFALITIS
Peradangan pada otak yang berhubungan dengan
gejala-gejala serebral (ex: kejang, mengantuk)
atau tanda-tanda neurologis yang tidak diikuti
dengan tanda-tanda meningitis yang jelas.
Penyebab utama : infeksi virus
Ensefalitis akut diseminata bentuk paling
sering.
Mekanisme :
1. Infeksi secara langsung ke parenkim otak
2. Respon yang dimediasi sistem imun di sistem saraf
pusat

ENSEFALITIS
Manifestasi klinis
Gejala umum kejang.
Gejala prodromal yang tidak spesifik :
batuk, sakit tenggorokan, demam, sakit
kepala, dan keluhan abdominal yag diikuti
oleh gejala yang lebih khas.
Gejala khas : letargia progresif, perubahan
perilaku, dan defisit neurologis.

TERIMA KASIH

Daftar Pustaka
1. Meadow SR dan Newell SJ. Pediatrika ed
ke-7. Erlangga: Jakarta. 2005.
2. Hassan R dan Alatas H. Buku Kuliah 2 Ilmu
Kesehatan Anak. FKUI: Jakarta. 2007.
3. Mardante K., dkk. Nelson Illmu Kesehatan
Anak
Esensial
ed
ke-6.
Elsevier:
Singapore. 2011.

Anda mungkin juga menyukai