Anda di halaman 1dari 20

PTSD

PTSD merupakan sindrom kecemas-an, labilitas


autonomik, ketidakrentanan emosional, dan
kilas balik dari pengalaman yang amat pedih
itu setelah stress fisik maupun emosi yang
melampaui batas ketahanan orang biasa
(Kaplan, 1998).

Peristiwa yg traumatik stres


Semakin hebat sifat traumatik suatu peristiwa,
semakin hebat pula stres yg ditimbulkan.
PTSD can be acute (symptoms lasting < 3 mo),
chronic (symptoms lasting 3 mo), or of delayed
onset (6 mo elapses from event to symptom onset).

Pencetus haruslah suatu stres kehidupan yg luar biasa.


Kerentanan individu & kemampuan menyesuaikan diri
mempunyai peran dalam menentukan terjadinya dan
keparahan gangguan.
Gejalanya sangat variatif
Gejala awal: reaksi terpaku/bengong (daze), perhatian dan
lapangan kesadaran menyempit, tak mampu memahami
rangsang, & disorientasi.
Gejala lanjutan: penarikan diri, agitasi atau peningkatan
aktivitas psikomotor, & panik (takikardi, berkeringat, dll)

GEJALA
pengulangan pengalaman trauma ditunjukkan dengan selalu teringat akan
peristiwa yang menyedihkan yang telah dialami itu,
flashback (merasa seolah-olah peristiwa yang menyedihkan terulang kembali),
nightmares (mimpi buruk tentang kejadian-kejadian yang membuatnya sedih),
reaksi emosional dan fisik yang berlebihan karena dipicu oleh kenangan akan
peristiwa yang menyedihkan.
penghindaran dan emosional yang dangkal, ditunjukkan dengan menghindari
aktivitas, tempat, berpikir, merasakan, atau percakapan yang berhubungan
denga n trauma.
kehilangan minat terhadap semua hal, perasaan terasing dari orang lain, dan
emosi yang dangkal.
sensitifitas yang meningkat, ditunjukkan dengan susah tidur, mudah
marah/tidak dapat mengendalikan marah, susah berkonsentrasi, kewaspadaan
yang berlebih, respon yang berlebihan atas segala sesuatu

Gejala2 tersebut timbul biasanya dalam beberapa menit setelah peristiwa


pencetus, tapi tidak diluar periode 4-minggu.
Gejala2nya berlangsung sesingkatnya 2 hari dan menghilang biasanya
dalam 2-3 hari, bahkan seringkali dalam beberapa jam, dan tak melebihi
durasi 4-minggu

DIAGNOSIS
Kriteria dalam diagnosis PTSD :
Kriteria 1
Mengalami langsung peristiwa yang traumatic
Menyaksikan sendiri pengalaman tersebut secara pribadi atau
pengalaman orang lain.
Pengalaman traumatik dialami oleh keluarga dekat atau teman
Paparan berulang pengalaman traumatis (apabila paparan
tersebut dari televisi,film, atau gambar, maka hal tersebut
tidak dihitung)

KRITERIA 2
Mengalami reexperience dari pengalaman trauma melalui
Persepsi atau pikiran
Gambar atau foto
mimpi
Ilusi atau halusinasi
Episode flashback
Israyat atau lambang

KRITERIA 3
avoidance of stimuli that are associated with the
trauma
Avoidance of thoughts, feelings, or conversations
associated with the event
Avoidance of people, places, or activities that may
trigger recollections of the event

K RI T E RI A 4

2 or more of the following symptoms of negative alterations in


cognitions and mood associated with the traumatic event(s):
Inability to remember an important aspect of the event(s)
Persistent and exaggerated negative beliefs about oneself,
others, or the world
Persistent, distorted cognitions about the cause or
consequences of the event(s)
Persistent negative emotional state
Markedly diminished interest or participation in significant
activities
Feelings of detachment or estrangement from others
terasing dari oranglain
Persistent inability to experience positive emotions

KRITERIA 5
The fifth criterion is marked alterations in arousal and
reactivity, as evidenced by 2 or more of the following:
Irritable behavior and angry outbursts
Reckless or self-destructive behavior sembrono, grasagrusu
Hypervigilance waspadaan berlebih
Exaggerated startle response tanggapan kaget berlebih
Concentration problems

TATALAKSANA
Farmakoterapi:
SSRI: sertraline
Trisiklik: imipramine, amitriptilin
Buspirone
MAOi: moclobemide
Antiadrenergik: clonidine, propranolol

Psikoterapi:
Terapi perilaku
Terapi kognitif
Hipnoterapi

benzodiazepin contoh, estazolam 0,5-1 mg per os,


Oksanazepam10-30 mg per os,
Diazepam (valium) 5-10 mg per os, Klonaz-epam 0,25-0,5 mg per os,
Lorazepam 1-2 mg per os atau IM juga dapat diguna-kan dalam UGD atau
kamar praktek terhadap ansie tas yang gawat dan agitasi yang timbul
bersama gangguan stres pasca traumatik tersebu

ANXIETY TRAINING
1) relaxation training, yaitu belajar mengontrol ketakutan dan kecemasan
secara sistematis dan merelaksasikan kelompok otot-otot utama,
2) breathing retraining, yaitu belajar bernafas dengan perut secara perlahan
-lahan, santai dan menghindari bernafas dengan tergesa - gesa yang
menimbulkan perasaan tidak nyaman, bahkan reaksi fisik yang tidak baik
seperti jantung berdebar dan sakit kepala,
3) positive thinking dan self-talk, yaitu belajar untuk menghilang-kan pikiran
negatif dan mengganti dengan pikiran positif ketika menghadapi hal hal
yang membuat stress (stresor)

(4) asser-tiveness training, yaitu belajar bagaimana mengekspresikan


harapan, opini dan emosi tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain
(5) thought stopping, yaitu belajar bagaimana mengalihkan pikiran ketika kita
sedang m emikirkan hal-hal yang membuat kita stress

COGNITY THERAPY
terapis membantu untuk merubah kepercayaan yang tidak rasional yang
mengganggu emosi dan mengganggu kegiatan -kegiatan kita. Misalnya
seorang korban kejahatan mungkin menyalahkan diri sendiri karena tidak
hati-hati. Tujuan kognitif terapi adalah mengidentifikasi pikiran-pikiran yang
tidak rasional, mengumpulkan bukti bahwa pikiran tersebut tidak rasional
untuk melawan pikiran tersebut yang kemudian mengadopsi pikiran yang le
bih realistik untuk membantu mencapai emosi yang lebih seimbang

EXPOSURE THERAPY
Terapi dapat berjalan dengan cara: exposure in the imagination, yaitu
bertanya pada penderita untuk mengulang cerita secara detail sampai tidak
mengalami hambatan menceritakan; atau exposure in reality, yaitu
membantu menghadapi situasi yang sekarang aman tetapi ingin dihindari
karena menyebabkan ketakutan yang sangat kuat (misal: kembali ke rumah
setelah terjadi perampokan di rumah). Ketakutan bertambah kuat jika kita
ber-usaha mengingat situasi tersebut dibanding berusaha melupakannya.
Pengulangan situasi disertai penyadaran yang berulang akan membantu
menyadari situasi lampau yang menakutkan tidak lagi berbahaya dan dapat
diatasi

PLAY THERAPY
Terapis memakai permainan untuk memulai topik yang tidak dapat dimulai
secara langsung. Hal ini dapat membantu anak lebih merasa nya -man
dalam berproses dengan pengalaman traumatiknya

HIPNOTERAPI
Hipnoterapiadalah satu bentuk terapi untuk pikiran dengan menggunakan
metode hipnosis atau di kita lebih familiar dengan sebutan hipnotis,
meskipun sebenarnya arti hipnotis dan hipnosis itu berbeda. Karena hipnosis
adalah metodenya, sedangkan hipnotis adalah orang yang melakukan
hipnosis.
Hipnotis atau Hipnosis dilakukan untuk membawa seseorang memasuki
kondisi relaksasi agar bisa mengakses pikiran bawah sadarnya untuk
kemudian diberikan sugesti positif.
Dalam hipnoterapi, proses terapi yang sebenarnya baru dilakukan ketika
klien sudah memasuki kondisi relaksasi atau disebut dengan somnambulism

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai