Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

KETUBAN PECAH DINI


Johann Andrasili
Mayahati Nazaya

Pembimbing: dr. I Made Wandia, SpOG

RSUD SANJIWANI
GIANYAR

DEFINISI

Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya ketuban


secara spontan sebelum terdapat tanda awal
persalinan

Aterm

KPD

Insiden :
6% - 12% di Dunia
4,5% - 7,6% di Indonesia

Preterm

KETUBAN PECAH DINI


Lag Period

Infeksi Intra Uterine


Korioamnionitis
Solusio plasenta
Kompresi Tali Pusat
Infeksi Post Partum

Tanda
Inpartu

ETIOLOGI MELEMAHNYA
SELAPUT KETUBAN

Infeksi
Defisiensi vit.C
Faktor selaput ketuban
Umur dan paritas
Sosio-ekonomi

PATOGENESIS

Kontraksi uterus dan peregangan yang


berulang Selaput ketuban pecah

Peregangan dipengaruhi oleh


ketidakseimbangan antara sintesis dan
degradasi komponen matriks ekstraselular
selaput ketuban

Komponen matriks ekstraseluler kolagen


Degradasi Ketidakseimbangan antara MMP
dan TIMP

GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS


Mengeluh keluarnya cairan dalam jumlah cukup banyak secara
mendadak dari vagina. Mungkin juga merasakan kebocoran cairan
yang terus menerus atau kesan basah di vagina atau perineum.
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik antara
lain:

Anamnesis :
Kapan keluarnya cairan, warna dan baunya.
Adakah partikel-partikel dalam cairan (lanugo dan verniks).

Inspeksi : keluar cairan pervaginam.

Inspekulo
: bila fundus uteri ditekan atau bagian terendah
digoyangkan, keluar cairan dari osteum uteri internum (OUI).

Pemeriksaan dalam:
Ada cairan dalam vagina.
Selaput ketuban sudah pecah.

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan KPD dengan kehamilan aterm dan mendekai
aterm ( 35 Minggu) berdasarkan prosedur tetap RSUD Sanjiwani
adalah:
Diberikan antibiotik profilaksis
Observasi temperatur rektal setiap 4 jam
Menilai Pelvic Score

Penatalaksanaan KPD dengan kehamilan preterm (UK < 35


Minggu)

Perawatan di Rumah Sakit (konservatif Bedrest)


Dilakukan pemeriksaan USG untuk menilai presentasi janin,
adanya solution plasenta, perkiraan berat janin, dan jumlah air
ketuban
Diberikan antibiotika
Untuk merangsang maturasi paru diberikan kortikosteroid

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama
: HB
No CM
: 510217
Umur
: 28 tahun
Agama
: Kristen Protestan
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Alamat
: Pombola Sumba Barat
MRS
: 13 Maret 2016
Keluar MRS
: 15 Maret 2016

ANAMNESIS

Keluhan utama
Keluar

air pervaginam

Riwayat penyakit sekarang


VK

IRD RSUD Sanjiwani, 13/03/2016 pk16.00


WITA keluar air pervaginam sejak pk15.00
Air keluar tiba-tiba, tanpa dapat ditahan pasien,
volume banyak hingga merembes ke kaki
Cairan berwarna jernih dan tidak berbau
Gerak janin (+)
Nyeri perut (-)
Keluar lendir bercampur darah (-)

ANAMNESIS

Riwayat penyakit dahulu


Riwayat

hipertensi, diabetes mellitus, asma, dan


penyakit jantung disangkal pasien
Alergi obat (-)
Alergi makanan (-)

Riwayat menstruasi
Menarche

:13 tahun
Siklus mens :30 hari (lama 4 hari, 60 ml)
HPHT
:13 Juni 2015
Taksiran partus :20 Maret 2016

ANAMNESIS

Riwayat obstetri
Abortus

Sex/

Hamil
Ke:

1.

Umur

Berat

Keha

Badan

milan Lahir

Hamil
ini

Umur

Cara
Persa
linan

Penolong

Tempat

Persalinan

persalinan

Lahir
Hidup/
Ya

Tdk

Mati

Riwayat kontrasepsi
Pasien

tidak pernah memakai kontrasepsi


sebelumnya

ANAMNESIS

Riwayat Ante Natal Care


2

kali kontrol dengan dokter kandungan (UK 20


minggu dan UK 28 minggu)
8 kali kontrol dengan bidan

Riwayat Pernikahan
Pasien

belum menikah

Riwayat Sosial dan Keluarga


Tidak

ada riwayat penyakit sistemik pada


keluarga
Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi
minuman beralkohol

PEMERIKSAAN FISIK

Status Present
Keadaan

umum : Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda Vital
: Tekanan darah 120/80 mmHg
Nadi
: 80x / menit
Napas
: 20x / menit
Suhu Axilla
: 37,3 oC
Suhu Rektal : 37,5 oC
Berat badan : 52 kg
Tinggi badan : 147 cm
IMT
: 24,06 kg/m2

PEMERIKSAAN FISIK

Status General
Mata

: Anemis ( -/- ), Ikterus ( -/- )


Jantung : SIS2 tunggal, regular, murmur (-)
Paru : Vesikular (+/+), Rhonki (-/-) Wheezing
(-/-)
Abdomen : Perut membesar sesuai dengan usia
kehamilan, Bising usus (+) N, Distensi (-)
Ekstremitas : Odem (-), hangat (+) pada kedua
kuadran

PEMERIKSAAN FISIK

Status Obstetri
Abdomen

TFU 3 jari bpx (32 cm), letak kepala, punggung kanan,


kepala penurunan 5/5, Kontraksi (-), DJJ (+) 146x/menit.

Vagina

Inspeksi
Keluar cairan pervaginam
Inspekulo
Flx(-), fl (-), cairan jernih keluar dari ostium uteri
internum
Tes lakmus (+)
VT (Pk. 16.00 WITA)
Pembukaan 1 jari, effacement 25%, mid medial,
ketuban (-) jernih, teraba kepala, denominator belum
jelas, penurunan Hodge I, tidak teraba bagian kecil /
tali pusat

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Lengkap (13/03/2016)


WBC
HGB
HCT
PLT

: 7,7 x103/uL
: 10,3 gr/dL
: 29,8%
: 182 x103/uL

Urinalisis (13/03/2016)
Sedimen

Faal Hemostasis (13/03/2016)


BT/CT

leukosit : 1-3

: 300 / 900

USG 13/03/2016
Janin

T/H
AVE 38W
EDD 28/3/2016
EFW 3150 gram
SDP 1,8
Plasenta fundus corpus anterior grade II

DIAGNOSIS
G1P0000, UK 39 minggu T/H + KPD
PS : 3
PBB : 3150 gram

TINDAKAN

Terapi
MRS
Ekspektatif

pervaginam

Observasi Trec tiap 4 jam 37.6 terminasi


Trec tidak meningkat observasi 12 jam
Setelah 12 jam tidak muncul tanda inpartu terminasi (evaluasi PS)
Bila PS > 5 induksi dengan oxytocin drip
Bila PS < 5 pematangan serviks dengan misoprostol 25g tiap 6
jam, sebanyak 2 kali

Amoxicillin

Monitoring
Observasi

3x500mg

keluhan, vital sign, his, djj, dan tanda inpartu, Trec


tiap 4 jam
KIE
Kondisi pasien, kondisi janin, rencana tindakan, risiko
Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan
kepada pasien

PERKEMBANGAN PERSALINAN PASIEN


Pk 16.00 WITA (13/03/2016)
S

Keluar air
pervaginam
sejak pk
15.00 WITA
Nyeri perut
hilang timbul
(-)
Gerak anak
(+)

St Present
TD 120/80 mmHg, N
80x/mnt, RR 22x/mnt, Trec
37,5oC
St. General
dbn
St. Obstetrik
Abdomen :
TFU 32 cm, Distensi (-),
Bising usus (+)
Kontraksi uterus (-)
DJJ 146x/menit
Vagina
:
Keluar cairan pervaginam
Flx (-), Fl (-), cairan jernih
keluar dari OUI
VT
:Pembukaan 1
jari, effacement 25%, mid
medial, ketuban (-) jernih,
teraba kepala, denom belum
jelas, penurunan H I, ttb
bagian kecil / tali pusat

G1P0000 39
minggu T/H +
KPD, PS: 3

P
Pdx
DL, BT/CT, UL
Tx
MRS
Ekspektatif
pervaginam
Amoxicillin
3x500mg
Mx
Keluhan, vital
sign, his, djj,
tanda inpartu, dan
Trec tiap 4 jam

PERKEMBANGAN PERSALINAN PASIEN


Pk 20.00 WITA (13/03/2016)
S

Nyeri perut
hilang timbul
(-)
Gerak anak
(+)

O
St Present
TD 120/80 mmHg, N
80x/mnt, RR 22x/mnt, Trec
37,4oC
St. General
dbn
St. Obstetrik
Abdomen :
TFU 32 cm, Distensi (-),
Bising usus (+)
Kontraksi uterus (-)
DJJ 146x/menit

A
G1P0000 39
minggu T/H +
KPD, PS: 3

P
Tx
Ekspektatif
pervaginam
Amoxicillin
3x500mg
Mx
Keluhan, vital
sign, his, djj,
tanda inpartu, dan
Trec tiap 4 jam

PERKEMBANGAN PERSALINAN PASIEN


Pk 00.00 WITA (14/03/2016)
S

Nyeri perut
hilang timbul
(-)
Gerak anak
(+)

O
St Present
TD 120/80 mmHg, N
80x/mnt, RR 22x/mnt, Trec
37,5oC
St. General
dbn
St. Obstetrik
Abdomen :
TFU 32 cm, Distensi (-),
Bising usus (+)
Kontraksi uterus (-)
DJJ 140x/menit

A
G1P0000 39
minggu T/H +
KPD, PS: 3

P
Tx
Ekspektatif
pervaginam
Amoxicillin
3x500mg
Mx
Keluhan, vital
sign, his, djj,
tanda inpartu, dan
Trec tiap 4 jam

PERKEMBANGAN PERSALINAN PASIEN


Pk 02.30 WITA (14/03/2016)
S

Nyeri perut
hilang timbul
(+)
Gerak anak
(+)

St Present
TD 120/80 mmHg, N
80x/mnt, RR 22x/mnt
St. General
dbn
St. Obstetrik
Abdomen :
Kontraksi uterus (+) 2-3x/10
menit ~ 30-35
DJJ 146x/menit
Vagina
:
Cairan (+)
VT (Pk. 02.30 WITA):
Pembukaan 4 cm, effacement
50%, ketuban (-) jernih,
teraba kepala, denom UUK
kiri melintang, penurunan
H I, ttb bagian kecil / tali
pusat.

G1P0000 39
minggu T/H +
PK I (keluar
air)

P
Tx
Ekspektatif
pervaginam
Amoxicillin
3x500mg
Mx
Kelola sesuai
dengan partograf
WHO

PERKEMBANGAN PERSALINAN PASIEN


Pk 06.30 WITA (14/03/2016)
S

Nyeri perut
hilang timbul
(+)
Gerak anak
(+)

St Present
TD 120/80 mmHg, N
80x/mnt, RR 22x/mnt
St. General
dbn
St. Obstetrik
Abdomen :
Kontraksi uterus (+) 3-4x/10
menit ~30-35
DJJ 142x/menit
Vagina
:
Cairan (+)
VT (Pk. 06.30 WITA):
Pembukaan 8 cm, effacement
75%, ketuban (-) jernih,
teraba kepala, denom UUK
anterior, penurunan H II, ttb
bagian kecil / tali pusat

G1P0000 39
minggu T/H +
PK I (keluar
air)

P
Tx
Ekspektatif
pervaginam
Amoxicillin
3x500mg
Mx
Kelola sesuai
dengan partograf
WHO

PERKEMBANGAN PERSALINAN PASIEN


Pk 07.45 WITA (14/03/2016)

Pasien ingin
meneran

St Present
TD 120/80 mmHg, N
80x/mnt, RR 22x/mnt
St. General
dbn
St. Obstetrik
Abdomen :
Kontraksi uterus (+) 4-5x/10
menit ~40-45
DJJ 146x/menit
Vagina
:
VT (Pk. 07.45 WITA):
Pembukaan lengkap, ketuban
(-) jernih, teraba kepala,
denom UUK anterior,
penurunan H III+, ttb bagian
kecil / tali pusat.

G1P0000 39
minggu T/H +
PK II

Tx
Pimpin persalinan
Mx
KU, VS, His, DJJ

PERKEMBANGAN PERSALINAN PASIEN


14 Maret 2016 Pukul 08.00 WITA
Lahir bayi spontan belakang kepala,
perempuan, BBL 2900 gram, PB 49 cm, segera
menangis, kulit kemerahan, A-S 8-9, anus (+),
kelainan (-)

14 Maret 2016 Pukul 08.05 WITA, lahir plasenta


kesan lengkap, hematoma (-), kalsifikasi (-)

PERKEMBANGAN PERSALINAN PASIEN


Observasi 2 jam PP
WAKTU

Pk. 08.20

TENSI

NADI

TINGGI FUNDUS

KONTRAKSI

PERDA-

KANDUNG

(mmHg)

(kali/mnt)

UTERI

UTERUS

RAHAN

KEMIH

100/70

80

2 jari bawah

(+) baik

(-) Tidak

Kosong

pusat
Pk. 08.35

110/70

80

2 jari bawah

Aktif
(+) baik

pusat
Pk. 08.50

110/70

80

2 jari bawah

110/70

80

2 jari bawah

(+) baik

110/70

80

2 jari bawah

(+) baik

110/70

80

2 jari bawah
pusat

Kosong

(-) Tidak

Kosong

Aktif
(+) baik

pusat
Pk. 10.05

(-) Tidak
Aktif

pusat
Pk. 09.35

Kosong

Aktif

pusat
Pk. 09.05

(-) Tidak

(-) Tidak

Kosong

Aktif
(+) baik

(-) Tidak
Aktif

Kosong

FOLLOW UP RUANGAN
Pk 16.00 WITA (13/03/2016)
S

Nyeri luka
jahitan (+)

O
St Present
TD 120/80 mmHg, N
80x/mnt, RR 22x/mnt, Tax
36,5oC
St. General
Mata anemi -/-, ikterus -/Thorax
: cor/pulmo dbn
Ekstremitas : Hangat (+),
edema (-)
St. Obstetrik
Abdomen :
TFU 2 jari bawah pusat
Distensi (-), Bising usus (+)
Kontraksi uterus (+) baik
Vagina
:
perdarahan aktif (-), lokia
rubra (+)

P1001 post
partum hari ke
1

Tx :
BPL
Amoxicillin tab
500 mg 3x1
Paracetamol
tab 500 mg
3x1
Metil
ergometrin tab
0,125 mg 3x1
Na diklofenak
tab 50 mg 2x1
Imbion tab 2x1
Monitoring:
Keluhan, Vital
Sign, Pendarahan
KIE
Kontrol poli
tanggal 22 Maret
2016

PEMBAHASAN

DIAGNOSIS
ANAMNESIS

TEORI
Teori Pasien mengeluh keluar
air dari vagina yang bisa
berlangsung tiba-tiba
Teori Normalnya ketuban
berwarna jernih dan berbau
amis dan mengandung partikel
vernix caseosa dan lanugo
Teori Normal selaput
ketuban pecah pada akhir kala I
atau awal kala II persalinan

KASUS
Mengeluh keluar air pervaginam
secara tiba-tiba yang tidak
dapat ditahan volume banyak.
Karkteristik cairan : jernih,
tidak berbau
Keluhan nyeri perut hilang
timbul dan keluar lendir
bercampur darah dari kemaluan
disangkal tidak ada tanda
tanda impartu

sesuai dengan gejala dari KPD: terjadi perembesan cairan


ketuban dari kemaluan tanpa diikuti tanda-tanda persalinan

DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK

TEORI
Inspeksi keluar cairan
pervaginam
Inspekulo cairan keluar dari
osteum uteri internum (OUI).
Vaginal toucher Ada cairan
dalam vagina dan selaput
ketuban sudah pecah
Tanda-tanda impartu (-)

KASUS
Inspeksi keluar cairan dari
vagina berupa air ketuban
Inspekulo tampak keluar
cairan dari OUI.
Vaginal toucher selaput
ketuban sudah tidak dapat
teraba disertai keluar cairan
jernih
His (-), pembukaan servix 1 cm

Hal ini sesuai dengan tanda KPD dimana selaput ketuban


sudah robek dan menyebabkan perembesan cairan dari OUI.

DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TEORI
Cairan ketuban bersifat basa
(pHnya sekitar 7,1 - 7,3)
sehingga apabila cairan ketuban
diteteskan pada kertas lakmus
merah akan terjadi perubahan
warna menjadi biru karena sifat
basanya
Secara mikroskopik terlihat
vernix caseosa dan lanugo

KASUS
Tes lakmus didapatkan hasil
positif hal ini berarti bahwa
cairan tersebut bersifat basa
yang sesuai dengan
karakteristik cairan ketuban
Mikroskopik tidak dikerjakan

Tes lakmus (+) mengkonfirmasi bahwa cairan yang keluar


mengandung air ketuban bukan secret vagina

DIAGNOSIS

DIAGNOSIS

G1P0000, UK 39 minggu T/H + KPD


PBB : 3150 gram

FAKTOR PREDISPOSISI
Pemeriksaan fisik
Frekuensi nadi pasien dalam
batas normal (88x/menit)
Trec 37,5oC
DJJ dalam batas normal
(140x/menit)
Air ketuban yang keluar
berwarna jernih dan tidak
berbau
Pemeriksaan penunjang
WBC 7,7x103/uL

Ciri ciri infeksi intra


uterine :
Pasien mengeluh demam
Maternal takikardi
Peningkatan suhu tubuh
maternal
Fetal takikardi
Ketuban yang keluar akan
berwarna hijau keruh dan
berbau
Terjadi leukositosis (WBC >
15.000/uL).

Tidak ditemukan tanda dan gejala gawat janin ataupun infeksi


intrauterine
Observasi 12 jam, pemberian IVFD RL 20tpm, dan antibiotik

PENATALAKSANAAN
Langkah-langkah:
Pastikan diagnosis
Tentukan umur kehamilan
Evaluasi infeksi
Evaluasi kesejahteraan janin
Evaluasi tanda inpartu

KPD
Aterm
Infeksi (-)
(+) baik, tidak ada gawat janin
Tanda inpartu (-)

Lakukan penatalaksanaan sesuai protap KPD


aterm tanpa tanda infeksi dan gawat janin

PENATALAKSANAAN
TEORI
Diberikan antibiotika profilaksis:
Ampisilin 4x1 g IV

KASUS
Amoxicillin 3x500mg

Pemberian antibiotik masih dalam


satu golongan yaitu beta lactam

PENATALAKSANAAN
TEORI
Observasi temperatur rektal setiap 4
jam >37,6 C terminasi

KASUS
KASUS
Trec
Trec tiap
tiap 44 jam
jam tidak
tidak lebih
lebih dari
dari
37,6
37,6ooCC

Bila temperatur rektal tidak


meningkat observasi selama 12
jam

Ketuban pecah Pk 15.00 (13/03)


MRS Pk 16.00 (13/03)
Expectative per vaginam Obs.
hingga pk 03.00 (14/03)

Setelah 12 jam bila belum ada


tanda-tanda inpartu dilakukan
terminasi dengan
mempertimbangkan PS

Pasien sudah memasuki PK I dan PK II


<12 jam sehingga tidak dilakukan
ripening/induksi

PROGNOSIS
TEORI
Pada ibu:
Waspadai risiko
terjadinya sepsis
postpartum dan
perdarahan
postpartum
Pada bayi:
Waspadai risiko
terjadinya sepsis dan
pneumonia

KASUS
Sudah dilakukan
keluhan dan suhu
4 jam
Telah diberikan
profilaksis berupa
3x500 gr (po)

monitoring
rectal tiap
antibiotik
amoxicillin

Tidak
terjadi
infeksi
intrauterine
Lahir bayi spontan belakang
kepala, BBL 2900 gram, PB 49
cm, segera menangis, kulit
kemerahan, A-S 8-9 (vigorous)

SIMPULAN

Wanita usia 28 tahun dengan ketuban pecah dini pada


kehamilan aterm
Diagnosis anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang
Prinsip utama penatalaksanaan adalah mencegah
komplikasi yang dapat timbul pada ibu dan bayi terutama
komplikasi berupa infeksi, yang dicegah dengan
pemberian antibiotik profilaksis
Dengan usia kehamilan aterm, dilakukan penanganan KPD
pada kehamilan aterm sesuai dengan protap RSUD
Sanjiwani berupa observasi selama 12 jam pasca keluhan
keluar air pervaginam
Dalam rentang waktu observasi, ditemukan tanda-tanda
inpartu
Penanganan dilanjutkan dengan manajemen ekspektatif
pervaginam

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai