Anda di halaman 1dari 16

ANTI ALERGI

BAHARI

Kelompok 2
Ahmad Jamaludin Amin
Anisa Siti Nurjanah
Devi Delimavi
Fitriani Wulandari
Ipan Mutaram
Latifah Anshari Dewi
Lestiani
Merlin Christiyan
Rahayu Fadillah Laila
Raida Widyani
Rifda Zulfia Solihat
Risyda Fauziah
Siti Nuraeni

Alergi
Merupakan suatu reaksi menyimpang dari tubuh
seseorang yang berkaitan dengan peningkatan kadar
imunoglobulin E(Ig E) yang merupakan suatu mekanisme
sistem imun.
Alergi juga dapat diartikan sebagai bentuk reaksi sistem
kekebalan tubuh terhadap sesuatu yang dianggap
berbahaya walaupun sebenarnya tidak.

Gejala-gejala yang Muncul Saat Alergi


Bersin-bersin.
Batuk-batuk.
Sesak napas.
Ruam pada kulit.
Hidung beringus.
Terjadi pembengkakan di bagian tubuh yang berpapasan
dengan alergen, misalnya wajah, mulut dan lidah.
Gatal dan merah pada mata.
Mata berair.

Penyebab
Gigitan serangga, misalnya sengatan lebah.
Makanan tertentu, misalnya kerang, kacang-kacangan,
kepiting, udang serta susu.
Substansi di udara, misalnya bulu hewan, tungau debu
atau serbuk sari.
Obat-obatan, misalnya antibiotik penisilin.
Alergen yang bersentuhan dengan kulit secara langsung,
misalnya bahan kimia pada parfum, sabun, sampo atau
bahan lateks.

Pengobatan Alergi
Jenis obat-obatan yang biasa digunakan dalam
menangani alergi adalah:
Antihistamin
Obat kortikosteroid
Dekongestan
Penghambat leukotriena

Anti Alergi Bahari


Rumput laut merupakan salah satu spesies yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat. Potensi rumput laut
ternyata tidak hanya sebagai bahan makanan yang
bergizi saja. Menurut beberapa penelitian menemukan
bahwa Gracilaria lemaneiformis, yaitu salah satu jenis
ganggang merah juga memiliki potensi sebagai anti
alergi.

Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan bahwa


varietas rumput laut tertentu mengandung polisakarida
dengan efek anti asma dan anti alergi. Namun, tidak ada
yang menyelidiki apakah molekul sejenis di Gracilaria
lemaneiformis, mungkin memiliki sifat yang hampir sama.

Dalam jurnal Anti-Food Allergic Activity of Sulfated


Polysaccharide from Gracilaria lemaneiformis is
Dependent on Immunosuppression and Inhibition of
p38 MAPK, Guang-Ming Liu yang terlibat dalam riset
tersebut mengatakan bahwa polisakarida dari Gracilaria
lemaneiformis khususnya memiliki berbagai fungsi
bioaktif, namun aktivitas anti alergi dan Gracilaria
lemaneiformis
belum
sepenuhnya
diteliti.
Dalam
penelitiannya ini, Guang Liu dan rekannya melibatkan
sekelompok
yang
rentan
atau
sensitif
terhadap
tropomiosin, yaitu protein yang merupakan alergen
utama.

Para peneliti terlebih dahulu melakukan isolasi sulfat


polisakarida dari Gracilaria lemaneiformis. Sulfated
polysaccharde form Gracilaria lemaneiformis (GLSP)
sendiri didapatkan dengan ekstraksi cair, presipitasi
etanol diikuti dengan kromatografi kolom.

Untuk membuktikan risetnya tersebut, Guang Ming Liu


membagi tikus tersebut ke dalam dua kelompok.
Kelompok
pertama
diberikan
terapi
Sulfated
polysaccharde from Gracilaria lemaneiformis (GLSP).
Sedangkan kelompok tikus yang ke dua tidak.

Setelah kedua kelompok diberi alergen, maka gejala


alergi pada tikus yang diobati
berkurang jika
dibandingkan dengan yang tidak diobati. Dari hasil
percobaan tersebut, didapatkan bahwa GLSP dapat
mengurangi gejala alergi, mengurangi IgE TM-spesifik dan
IgG1,
menekan
polarisasi
sel
Th2,
dan
untuk
meningkatkan fungsi sel regulasi T (Treg). Selain itu, GLSP
juga memiliki kemampuan untuk menghambat fungsi selsel RBL-2H3. Selanjutnya, GLSP menghambat aktivasi
KU812 melalui penekanan kinase p38 mitogen-activated
protein (MAPK).

Kesimpulannya, imunosupresi serta penurunan tingkat


p38 MAPK dapat berkontribusi untuk aktivitas GLSP
terhadap alergi makanan. GLSP dapat digunakan sebagai
komponen pangan fungsional untuk pasien alergi.

Kerang pisau (Solen spp) merupakan salah satu jenis


moluska dari kelas Bivalva yang banyak ditemukan di
daerah pantai berlumpur di perairan Indonesia. Ekstrak
kasar kerang pisau mengandung alkaloid, steroid, dan
flavonoid.

Flavonoid dapat mencegah penyakit kardiovaskuler


dengan cara menurunkan laju oksidasi lemak karena
perannya sebagai antioksidan. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa flavonoid dapat menurunkan
hiperlipidemia pada manusia. Penghambatan oksidasi
LDL pada kasus penyakit jantung oleh flavonoid, dapat
mencegah pembentukan sel-sel busa dan kerusakan lipid.
Flavonoid juga memiliki fungsi sebagai antibakteri, antiinflamasi,
anti-tumor,
anti-alergi,
dan
mencegah
osteoporosis.

Anda mungkin juga menyukai