Anda di halaman 1dari 32

EPISTAKSIS

Mahresya Kamajaya
2008.04.0.070

Pembimbing :
Dr. Chonifa Sp.THT - KL

SINONIM
Bloody nose
Nosebleeds
Nasal hemorrhage
Haemorrhagia nasi

DEFINISI
Keluarnya darah dari rongga hidung

merupakan suatu tanda atau gejala


yang timbul akibat suatu penyakit
(Bukan suatu penyakit)

ETIOLOGI
LOKAL :
Trauma
Infeksi
Tumor
Benda asing

SISTEMIK

1.
2.
3.
4.

Penyakit darah
Penyakit CVS
Gangguan hormonal
Infeksi sistemik

ANATOMI

Supplai Darah Hidung

Septum nasal

Carotis Interna
A. Ethmoidalis Ant (cabang A. Ophthalmik)
A. Ethmoidalis Post (cabang A. Ophthalmik)
Carotis Eksterna
A. Sphenopalatina (cabang A. Maksilaris)
Cabang Septal A. Palatina Mayor (cabang A. Maksilaris)
Cabang Septal A. Labialis Sup (cabang A. Fasialis)

Supplai Darah Hidung

Dinding Lateral

Carotis Interna
A. Ethmoidalis Ant (cabang A. Ophthalmik)
A. Ethmoidalis Post (cabang A. Ophthalmik)
Carotis Eksterna
Cabang Nasal Postero Lateral (cabang A. Sphenopalatina)
Cabang Nasal Dentalis Antero Superior (cabang infraorbital dari

A. Maksilaris)
A. Palatina Mayor (cabang A. Maksilaris)
Cabang A. Fasialis ke Vestibulum Nasi

Epistaxis =
Perdarahan
(keluarnya
darah) dari
rongga hidung.

Epistaxis
Anterior

Epistaxis
Posterior

LOKASI EPISTAKSIS
1. Area Littles (90% kasus)
2. Diatas Concha Medial (A. Ethmoidalis ant dan
3.
4.
5.
6.

post)
Dibawah Concha Medial (A. Sphenopalatina)
Bagian Posterior Cavum Nasi
Diffuse (pada septum dan dinding lateral cavum
nasi)
Nasopharynx

LOKASI EPISTAKSIS
Anterior Kavum Nasi:
Anak dan Dewasa muda
Angka kejadian 90% dari seluruh epistaksis
Pembuluh darah di daerah antero inferior septum

nasi : Area Little / Plexus Kiesselbach (cabang A.


Sphenopalatina, A. Ethmoidalis Ant, A. Labialis
Sup, A. Palatina Mayor)
Tersering karena trauma (mengorek hidung)
Perdarahan dapat berhenti sendiri dan dapat
dikendalikan dengan tindakan sederhana

Posterior Kavum Nasi:


Usia Lanjut
Pembuluh darah arteri di bagian belakang

hidung ( A. Sphenopalatina, A. Ethmoidalis


posterior)
Pada kasus arteriosclerosis, hipertensi, Kars.
Nasofaring, Angiofibroma nasofaring juvenilis
Perdarahan cenderung berat dan jarang
berhenti sendiri

PENATALAKSANAAN
Prinsip Tx :
Perbaiki keadaan umum
Cari sumber perdarahan
Hentikan perdarahan
Cari faktor penyebab
Ax :

- Lokasi perdarahan
- Lama, frekuensi
- Riwayat : penyakit, obat, trauma
Pemeriksaan :
- RA dan RP
- Lab : DL, Faal hemostasis, LFT
- Radiologi : R, CT-scan, MRI

Manual

Vasokonstriks
i

Posisi
penderita
duduk,
condong ke depan
Septum nasi dijepit 5-15 menit

agak

Nasal Decongestant + topical anesthesi


10-20 menit : Efedrin 1% + Lidokain 2% /
Xilokain 1% 1 : 1

Kauterisas Asam Trichloroasetat (TCA) 40-70%


penetrasi dangkal
i
Nitras Argenti (AgNO3) 25-30%
penetrasi lebih dalam

Tampo
Tampon boorzalf
n
Anterio
r

Tampon Boorzalf

Epistaksis anterior
Diganti tiap 2-4 hari

Topikal Anestesi
Kasa Lebar 1,5cm yang diberi vaselin dan

acidum boricum
Dimasukkan berlapis-lapis dari bawah ke
atas
Perdarahan + pasang tampon sisi
kontralateral (counter pressure)

Dicurigai
Epistaksis Posterior
Perdarahan ke Faring
Tampon anterior gagal
Rhinoskopi : perdarahan posterior

EPISTAKSIS POSTERIOR
1. Tampon Posterior

2. Tampon antero-posterior
(tampon Bellocq)
Mirip dengan
tampon anterior,
namun pada koane
dan nares diberi
tampon penahan
(depper)
Indikasi:
- Perdarahan Hebat dan
Sukar dicari
- Tampon Anterior
Gagal
- Dipasang tidak lebih

Topical Anestesi
Masukkan catheter ke lubang hidung yang berdarah

sampai ke nasofaring
Gunakan Ring Forcep untuk menarik kateter keluar
melalui mulut
Pasang tampon pack pada ujung kateter dengan
tali panjang menggantung keluar mulut
Tampon didorong sampai soft palate dengan jari
Pasana tampon roll pada ujung kateter yang lain di
anterior lubang hidung yang berdarah
Tali yang menggantung keluar dari mulut dilekatkan
pada pipi penderita

KOMPLIKASI
Akibat langsung dari epistaksis:

1. Syok
2. Anemia
3. Tekanan darah turun

OBAT-OBATAN
1. ANTIBOTIKA
Karena tampon
dianggap benda asing
dan dapat mengundang
infeksi.
3. HEMOSTATIKA
Untuk menghentikan
perdarahan

2. SIMPTOMATIK
Untuk menenangkan
pasien atau
mengurangi rasa nyeri
4. KAUSATIF
Untuk menurunkan
tekanan darah pada
yang disebabkan
hipertensi.

Mencegah Berulangnya
Epistaksis
Mencari penyebab :
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap
Pemeriksaan fungsi hepar dan ginjal, gula
darah, hemostasis
Pemeriksaan foto polos atau CT scan sinus
Konsul penyakit dalam atau anak

PROGNOSA
90% Epistaksis Anterior berhenti sendiri
Pd Px HT dgn/tanpa arteriosklerosis,

biasanya perdarahan hebat, sering kambuh


dan prognosa buruk

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai