Anda di halaman 1dari 11

PEMBUATAN BIOETANOL

LOADING...
OLEH KLP II :
1. MUH.AKMAL JAIS
09220140059
2. MUH.FAUDZAL NUR ISLAM 092201400
3. ADIL AKSA SYARIF
09220140053
4. MULTAZAM
092201400

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PENDAHULUAN
Pada dewasa ini sudah banyak penggunaan bahan bakar minyak sehingga
kita sebagai pemikir muda dianjurkan untuk selalu bisa berinovasi untuk
menciptakan bahan bakar cadangan diantaranya pembuatan bioetanol,
Dimana bioetanol merupakan bahan bakar cadangan yang dapat kita
gunakan sebagai salah satu sumber bahan bakar . Pembuatan bioetanol
sudah makin berkembang diantaranya dapat menggunakan limbah-limbah
yang mengandung karbohidrat diantaranya ubi kayu, kulit pisang dll
dengan menggunakan bantuan mikrobiologi seperti saccharomyces
seriviciae.Kali ini akan kita bahas pembuatan bioetanol berbahan limbah
kulit pisang.

MENGAPA BIOETANOL
DAPAT MENJADI BAHAN
BAKAR ?

PROSES BIOETANOL
MENGHASILKAN
GAS
SACCHAROMYCES
CERIVICIAE
ENZIM
ZIMASE
BIOETANOL

DIFERMENTASIKAN

GULA SEDERHANA

ETANOL+CO2

pernyataan Judoamidjojo etal. (1992)

GULA

GULA SEDERHANA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERMENTASI


MEDIA

Media atau substrat adalah media pertumbuhan


Saccharomyces cerevisiae, berbentuk cair yang di dalamnya
mengandung nutrisi untuk pertumbuhan Saccharomyces
cerevisiae

SUHU

Suhu optimum bagi pertumbuhan Saccharomyces


cereviseae dan aktivitasinya adalah 25-35oC

NUTRIENT

Nutrient yang paling dibutuhkan oleh mikroba baik


untuk tumbuh maupun untuk menghasilkan produk
fermentasi adalah karbohidrat

pH

OKSIGEN

Pertumbuhan Saccharomyces cereviseae dapat


berlangsung dengan baik pada kondisi pH 4 6
(Prescott and Dunn, 1959).
Saccharomyces cerevisiae dapat tumbuh dengan baik
pada kondisi aerob, tetapi untuk melakukan proses
fermentasi alkohol, dibutuhka kondisi anaerob.

METODE
A. PENYIAPAN STARTER
+1000 ml aquades

+100 gram gula pasir

disterilisasi
dihomogenkan

+50 gram Fermipan

dikeluarkan

suhu 1210C selama 15 menit

diinkubasi pada suhu 300C selama 8 jam

B. INOKULASI STARTER

diinokulasikan

SUBSTRAT
FERMENTASI

starter
Whey yang disubstitusi dengan kulit
nanas dengan perbandingan 1:1

C. PROSES FERMENTASI
ruangan khusus
SUBSTRAT
FERMENTASI

DIFERMENTASI

SUHU 25-35O C

fermentasi dilaksanakan
selama 60 jam dan setiap 12
jam sekali dilakukan
pengujian terhadap kadar
alkohol, pH dan produksi
gas (Richana, 2011
termodifikasi).

VARIASI

A. VARIASI WAKTU FERMENTASI

Dari data diatas terjadi penurunan kadar alkohol pada waktu 192 jam ini
disebabkan nutrisi yang dibutuhkan untuk pembiakan sudah habis, akibatnya
bakteri memakan alcohol, hal ini ditunjukkan adanya pembentukan asam asetat.

B. VARIASI BERAT RAGI

Ini menunjukkan bahwa penambahan berat ragi menyebabkan alcohol yang


dihasilkan menurun. pada penambahan ragi sebanyak 0,1248 g. pada
penambahan ragi selanjutnya hasilnya tetap. Hal ini disebabkan perbandingan
nutrisi yang tersedia sebanding dengan banyaknya Saccharomyces cereviseae
yang ada. Sedangkan pada penambahan ragi sebanyak 0,0936 gr; 0,1248 gr dan
0,1560 gr, kadar etanol yang dihasilkan semakin turun. Hal ini disebabkan
Saccharomyces cereviseae yang ada lebih banyak dibanding nutrisi yang
tersedia, sehingga Saccharomyces cereviseae lebih banyak menggunakan nutrisi
tersebut untuk bertahan hidup dari pada merombak gula manjadi alkohol.

KESIMPULAN
Bioetanol sendiri adalah cairan hasil proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat
(pati) menggunakan bantuan mikroorganisme
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan bioetanol adalah media, suhu, pH,
nutrient dan oksigen
Semakin lama fermentasi maka kadar etanol yang dihasilkan semakin tinggi sampai
waktu tertentu.
Semakin banyak penambahan ragi maka kadar etanol yang dihasilkan semakin rendah.
Saccharomyces cerevisiae dapat tumbuh dengan baik pada kondisi aerob, tetapi untuk
melakukan proses fermentasi alkohol, dibutuhkan kondisi anaerob.

TERIMA KASIH
A S S A L A M U A L A I K U M Wr. W b

Anda mungkin juga menyukai