Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 7

RIZA WAHYUDI
SELVI PARAMITHA
NURAINI

Jurnal 1 :
Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu Untuk Produksi
Biomassa Mikroalga Nannochloropsis Sp Sebagai Bahan
Baku Biodiesel

Jurnal 2 :
Microalgae as a raw material for biofuels production

* PENDAHULUAN
Industri tahu menyumbang limbah cair yang diprediksi mencapai 20
juta meter kubik (m3) per tahun. Pada saat ini pengolahan limbah tahu
cair dilakukan dengan metode anaerobik maupun aerobik. Namun
kedua metode ini dirasakan masih kurang efisien. Hal ini mendorong
adanya pengembangan metode lain terhadap pemanfaatan limbah tahu.
Metode lain yang dapat ditempuh yakni memanfaatkan limbah tahu
cair sebagai medium kultivasi mikroalga.

Jenis mikroalga yang digunakan:


Nannochloropsis sp karena mampu menghasilkan lipid hingga 68%
serta toleran dengan kondisi lingkungan. Kadar lipid yang besar
tersebut dapat dikonversi menjadi salah satu energi alternatif biodiesel.
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang potensial
untuk mensuplai bahkan menggantikan minyak solar karena
karaktersitiknya yang mirip terhadap solar.

*Metode penelitian
Jurnal 1
Limbah cair industri tahu diperoleh dari UKM di Kabupaten
Semarang, air laut diperoleh dari pantai Marina Semarang,
mikroalga Nannochlropsis sp diperoleh dari Balai Penelitian dan
Pengembangan Air Tawar Jepara. Pada penelitian ini digunakan
bioreaktor untuk kultivasi mikroalga. Areator yang ada didalam
bioreaktor, digunakan untuk menghasilkan O2 bagi mikroalga
sekaligus digunakan untuk pengadukan. Setiap hari mikroalga
diukur untuk mengetahui pertumbuhan sel, produksi biomassa,
penurunan COD dan kandungan kadar lipid.

Pada penelitian ini digunakan variabel penelitian %vol


limbah tahu dalam medium (0-100% vol). Komposisi
NaHCO3 yang ditambahkan ke dalam medium (0-70
mg/L)

Jurnal 2
Mikroalga yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Chlorella vulgaris, Spirulina maxima, Nannochloropsis sp.,
Neochloris oleabundans, Scenedesmus obliquus dan Dunaliella
tertiolecta, mikroalga dibudidayakan di medium pertumbuhan
yang sesuai . Semua mikroalga yang diuji awalnya tumbuh di
bioreaktor, kemudian di polietilen dan disimpan di bawah
kondisi pencahayaan yang rendah , pada suhu optimal untuk
setiap mikroalga (dalam ruangan), selama 4 bulan.

*Hasil dan pembahasan


Jurnal 1
Pengaruh Konsentrasi Limbah
Tahu
terhadap
Jumlah
Sel,
Biomassa, COD, dan Lipid
Hubungan antara jumlah sel
dengan waktu kultivasi
Mikroalga Nannochloropsis sp.
mengalami pertumbuhan setiap
harinya dengan cara pembelahan
sel.

Grafik dibawah menunjukkan bahwa


jumlah sel Nannochloropsis sp yang
tumbuh pada medium kontrol (yang tidak
diberi perlakuan) lebih banyak daripada
jumlah sel yang ada pada medium yang
diberi perlakuan dengan penambahan
limbah tahu cair 20%.

Hubungan antara biomassa dengan


waktu kultivasi
Biomassa yang dihasilkan pada
medium kultivasi 0% (medium air
laut)
lebih tinggi daripada
biomassa yang dihasilkan pada
medium
yang
telah
diberi
perlakuan dengan penambahan
20% limbah tahu cair.

Hubungan antara %volume limbah tahu cair dengan kadar lipid


* Dapat dilihat pada Tabel dibawah bahwa kadar lipid pada
komposisi limbah tahu cair 20% mengandung kadar lipid
34,25%, sedangkan pada komposisi 0% limbah tahu biomassa
hanya mengandung 32,5%. Fenomena ini terjadi karena pada
komposisi 20% ketersediaan nutrisi lebih banyak dibandingakan
komposisi 0% (tanpa penambahan limbah tahu cair). Karbohidrat
sebagai sumber glukosa yang sangat berperan dalam
pertumbuhan dan produksi lemak mikroalga, semakin banyak
ketersedian glukosa maka tingkat pertumbuhan dan kadar lemak
yang dihasilkan juga semakin besar (Li dkk., 2013).
* Jika dikaitkan hubungan antara meningkatnya produksi biomassa
disertai dengan meningkanya kadar lipid yang telah dilakukan
pada percobaan kali ini maka hal ini sesuai dengan teori yang ada
karena menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Jiang dkk.
(2011) menunjukkan bahwa produksi biomassa berbanding
terbalik dengan kadar lipid berlaku pada fenomena.

Hubungan antara %volume limbah


tahu cair dengan penurunan COD

Pengaruh Komposisi NaHCO3 Limbah Tahu terhadap Jumlah


Sel, Biomassa, COD, dan Lipid

Dari table dibawah, dapat dilihat


bahwa kemampuan mikroalga jenis
Nannochloropsis sp pada medium
yang ditambahkan dengan komposisi
limbah tahu 20% justru tidak
menunjukkan penurunan COD yang
paling baik karena hanya mampu
menurunkan COD sebesar 77,40 mg/l
sedangkan pada penambahan limbah
tahu dengan komposisi 60%
menunjukkan penurunan COD yang
paling baik yaitu 83,35

Hubungan antara jumlah sel dengan waktu kultivasi


Peningkatan jumlah sel paling baik terjadi pada penambahan 70 mg/l
NaHCO3. Pada variabel ini, jumlah sel mikroalga Nannochloropsis
sp. mencapai 1,03 x 108 sel/ml. Hal ini dikarenakan semakin banyak
ketersediaan NaHCO3 dalam medium, maka pertumbuhan dan
fotosintesis mikroalga Nannochloropsis sp. berjalan optimal.
NaHCO3 merupakan sumber karbon yang berperan sebagai bahan
baku dalam proses fotosintesis. Pada percobaan tanpa penambahan
nutrisi, mikroalga Nannochloropsis sp. masih dapat bertahan hidup
selama massa kultivasi 10 hari. Hal tersebut disebabkan nutrisi alami
yang terdapat pada limbah tahu cair masih mencukupi untuk
pertumbuhan Nannochloropsis sp. hingga 10 hari massa kultivasi.
Namun, pertumbuhan Nannochloropsis sp. kurang optimum karena
kebutuhan nutrisi untuk kultivasi Nannochloropsis sp. tidak terpenuhi
dengan baik.

Hubungan antara biomassa


dengan waktu kultivasi
Grafik dibawah menunjukkan
bahwa pertumbuhan biomassa
mikroalga Nannochloropsis sp.
dengan penambahan 70 mg/l
NaHCO3
paling
baik
dibandingkan dengan variabel
yang lainnya.

Pengaruh Komposisi NaHCO3 terhadap Biomassa


Tabel dibawah menunjukkan bahwa kadar lipid tertinggi
terjadi pada variabel 50 mg/l dengan kadar lipid sebesar
25,19%.sedangkan pada variabel 70 mg/l, kadar lipid yang
dihasilkan hanya 16,841%.

Pengaruh Komposisi NaHCO3


terhadap Penurunan COD
Tabel di bawah menunjukan
bahwa komposisi NaHCO3
sangat berpengaruh terhadap
penurunan
COD.
Semakin
besar komposisi NaHCO3 yang
ditambahkan maka semakin
besar pula penurunan COD
limbah.
Penurunan
COD
terbesar
terjadi
saat
penambahan NaHCO3 sebesar
70 mg/l. Pada variabel ini
mikroalga Nannochloropsis sp.
mampu menurunkan COD dari
4129,032 mg/L menjadi 875
mg/L.

Pengaruh Waktu Penambahan Nutrisi terhadap


Optica Density, Jumlah Sel, Biomassa, COD, dan
Lipid
Pengaruh Waktu Penambahan Nutrisi terhadap
Jumlah Sel
Grafik dibawah menunujukkan bahwa waktu penambahan
nutrien yang berbeda akan menghasilkan pertumbuhan
jumlah sel yang berbeda juga. Pada variabel penambahan
nutrien setiap 4 hari sekali menghasilkan pertumbuhan
jumlah sel yang paling baik dibandingkan yang lainnya.

Pengaruh Waktu Penambahan Nutrisi


terhadap Biomassa
Pada penambahan nutrien lebih dari 4
hari
sekali
akan
menghasilkan
biomassa yang lebih sedikit karena
kebutuhan
nutrien
yang
tidak
tercukupi dengan baik. Sedangkan
pada penambahan nutrien lebih cepat
dari 4 hari sekali, pertumbuhan
biomassa kurang optimal karena
nutrisi yang terdapat dalam medium
kultivasi berlebihan jumlahnya. Media
yang memiliki kandungan unsur hara
yang terlalu tinggi akan menyebabkan
pertumbuhan mikroalga terhambat
karena
mikroalga
tersebut
memerlukan waktu yang lebih lama
untuk beradaptasi (Chilmawati dan
Suminto, 2010).

Pengaruh Waktu Penambahan Nutrisi terhadap Kadar Lipid


* Tabel dibawah menunjukkan bahwa kadar lipid tertinggi terjadi
bukan pada variabel waktu penambahan setiap 4 hari karena
kadar lipid yang dihasilkan mikroalga Nannochloropsis sp. hanya
14,195% , dengan kata lain nutrisi yang ditambahkan bertujuan
untuk mempercepat proses fotosintesis untuk produksi biomassa.
* Jika dikaitkan hubungan antara meningktanya produksi biomassa
disertai dengan menurunnya kadar lipid pada variabel tiap 4 hari
yang telah dilakukan maka hal ini sesuai dengan teori yang ada
karena menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Jiang dkk.
(2011) menunjukkan bahwa produksi biomassa berbanding
terbalik dengan kadar lipid berlaku pada fenomena ini.

Pengaruh Waktu Penambahan


Nutrisi terhadap Penurunan COD
Kandungan nutrisi pada limbah
tahu yang cukup tinggi maka
penambahan nutrien lebih optimal
terjadi setiap 4 hari sekali.

Jurnal 2
1.Mikroalga biomassa konsentrasi rata-rata, konsentrasi
maksimum biomassa,
produktivitas dan biomassa kandungan minyak mikroalga ratarata biomassa
Konsentrasi biomassa maksimum yang dijangkau oleh
semua mikroalga berkisar antara 2 g L-1 ( untuk mikroalga
Oleabundans Neochloris dan Scenedesmus obliquus dalam
kantong polyethylene) dan 3,6 g L-1 (untuk mikroalga
Dunnaliella dalam kantong polyethylene). Mikroalga yang
diuji menunjukkan rata-rata yang sama, konsentrasi
maksimum biomassa dan produktivitas

2. Nilai yodium mikroalga


Minyak yang diperoleh dari mikroalga dengan minyak yang lebih tinggi konten
yang ditandai l dengan nilai yodium. . Minyak yang diperoleh dari
mikroalga,memenuhi kualitas biodiesel Spesifikasi (<120 gL / 100 g) minyak
yang dihasilkan mikroalga kompetitif dengan beberapa minyak
nabati
tradisional digunakan untuk produksi.

KESIMPULAN
* Pada jurnal nasional dapat di simpulkan bahwa : Pemanfaatan limbah industri tahu

telah berhasil dilakukan untuk kultivasi mikroalga jenis Nannochloropsis sp dan


dapat menghasilkan biomassa untuk bahan bakau industri biodiesel. Kondisi
kultivasi diperoleh untuk pertumbuhan Nannochloropsis sp. optimum pada medium
20% volume limbah tahu cair dimana menghasilkan lipid sebanyak 34,25% dan
dapat menurunkan COD hingga 77,40%. Penambahan nutrisi NaHCO3 optimum
pada komposisi 70 mg/l yang mampu menurunkan COD sebesar 78,81% dan
menghasilkan lipid sebanyak 16,841%. Waktu penambahan nutrisi setiap 4 hari
sekali mampu menurunkan COD sebesar 83,652% dan menghasilkan lipid sebesar
14,195%.
* Pada jurnal internasional dapat di simpulkan bahwa : Biodiesel mikroalga secara
teknis layak dan menjadi ekonomi kompetitif dengan petrodiesel, produksi
mikroalga, pemanenan dan ekstraksi harus dioptimalkan, serta perbaikan alga
biologi melalui genetik dan metabolik teknik. Dari mikroalga yang diuji dalam
percobaan ini, Neochloris oleabundans dan Nannochloropsis sp. terbukti cocok
sebagai bahan baku untuk produksi biofuel, karena minyak yang tinggi (29,0 dan
28,7%, masing-masing).
Neochloris oleabundans, Nannochloropsis sp. dan
Dunaliella tertiolecta juga dapat digunakan jika terkait dengan minyak mikroalga
lain dan / atau minyak sayur.

*SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai