Anda di halaman 1dari 21

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI

DESA CIBALONG KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN TASIKMALAYA


PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
LIA AMALIA
MB0612039

STIKES MITRA KENCANA TASIKMALAYA


2016

LATAR BELAKANG
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) adalah Infeksi saluran
pernafasan yang berlangsung
sampai empat belas hari yang
dapat ditularkan melalui air
ludah, darah, bersin maupun
udara
pernafasan
yang
mengandung
kuman
yang
terhirup oleh orang sehat
(Depkes RI, 2012).

Dari data yang kami miliki, penderita


ISPA berdasarkan tingkat usia pada
balita tahun 2015
Puskesmas Cibalong Kabupaten
Tasikmalaya
adalah sebagai berikut:

Pneumonia Berat
NO

Usia

Batuk bukan
Pneumonia

Pneumonia

< 1 tahun

28

1 4 tahun

25

5 tahun

Jumlah

53

ISPA

125

620

398

978

1286

523

2884

Sumber : Data ISPA Puskesmas Cibalong tahun 2015

Puskesmas Cibalong
memiliki lima wilayah
kerja yaitu
1. Desa
aalarays
aw
tip
esraeSuen
Du
2. E
ur
3. Desa Cisemp
4. Desa Parung
ya
5. Desa Singaja

NO

Dari ke lima
NOVEMBER
wilayah
NAMA
DESA tersebut
terdapat kenaikan
L
P
yang signifikan
terkait penderita
ISPA dalam 38 bulan 11
Eureunpalay
terakhir ini, berikut
datanya:
Setiawaras

DESEMBER

JANUARI

JUMLAH

11

12

19

34

15

12

11

20

20

46

37

11

14

10

32

26

Cisempur

Parung

18

25

15

16

12

42

52

Cibalong

38

42

30

32

31

35

99

109

Singajaya

22

24

16

14

18

43

58

109

125

75

86

97

105

281

316

JUMLAH

TOTAL

234

161

202

597

DERAJAT KESEHATAN
MENURUT HL BLOOM

Rumusan
Apakah
ada hubungan antara
Masalah

kondisi rumah dengan


kejadian ISPA
pada balita di Desa Cibalong
Kecamatan
Cibalong
Kabupaten
Tasikmalaya.

1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara
kondisi rumah dengan kejadian
ISPA di Desa Cibalong Kecamatan
Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

Tujuan Penelitian

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus
Untuk mengetahui hubungan antara
Kepadatan
Hunian
Luas Ventilasi
Kelembaban
udara
Suhu
Jenis atap
rumah
Jenis lantai
rumah
Jenis dinding
rumah

DENGAN

Kejadian ISPA pada


balita

MANFAAT
TEORITIS

Sebagai bahan untuk menambah


wawasan keilmuan dalam bidang
pelayanan kesehatan khususnya tentang
keperawatan komunitas dan pendidikan
keehatan dalam pencegahan ISPA pada
balita.

a. Bagi Puskesmas : memberi masukan


kepada bidang tatalaksana Penanggulangan
penyakit ISPA
MANFAAT
PRAKTIS

b. Bagi Masyarakat : memberikan informasi


tentang
hubungan
kondisi
lingkungan
terhadap kejadian ISPA pada Balita
c. Bagi Institusi pendidikan : sebagai literatur
atau bahan bacaan bagi mahasiswa terutama
tentang keperawatan komunitas

Kerangka teori
Faktor Perilaku :
Faktor Lingkungan

a. Rumah :

Kebiasaan merokok
Bahan bakar masak
Penggunaan obat nyamuk.

Kepadatan Hunian
Ventilasi udara
Pencahayaan rumah
Kelembapan
Suhu dalam ruang

INFEKSISALURAN
PERNAFASANAKUT(ISPA)

Atap rumah
Lantai rumah
Dinding rumah
b. Sosial-Ekonomi
Pendidikan orang tua
Pekerjaan orang tua

Faktor Individu
Balita :
Umur Balita

Status Gizi Balita


Imunisasi Balita
Pemberian ASI

Sumber: Modifikasi Hendrik L.Bloom dalam Notoatmodjo (2007); Depkes RI,


(2005); World Bank (2006) dan peneliti lain.

KERANGKA KONSEP
Variabel
Independen

Variabel dependen

Faktor Lingkungan
Kondisi rumah:

Kepadatan hunian

Ventilasi udara

Kelembaban

Suhu dalam ruangan

Jenis atap rumah

Jenis lantai

Jenis dinding

KEJADIANISPAPADA
BALITA

HIPOTESIS
HIPOTESIS 1

Ada hubungan antara kepadatan hunian dengan


kejadian ISPA pada balita di Desa Cibalong
Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

HIPOTESIS 2

Ada hubungan antara Ventilasi Udara dengan


kejadian ISPA pada balita di Desa Cibalong
Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

HIPOTESIS 3

Ada hubungan antara Kelembaban dengan


kejadian ISPA pada balita di Desa Cibalong
Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

HIPOTESIS 3

Ada hubungan antara Suhu dengan kejadian


ISPA pada balita di Desa Cibalong Kecamatan
Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

HIPOTESIS 4

Ada hubungan antara Jenis Atap rumah dengan


kejadian ISPA pada balita di Desa Cibalong
Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

HIPOTESIS

HIPOTESIS 5

Ada hubungan antara Kelembaban dengan


kejadian ISPA pada balita di Desa Cibalong
Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

HIPOTESIS 6

Ada hubungan antara Suhu dengan kejadian


ISPA pada balita di Desa Cibalong Kecamatan
Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

HIPOTESIS 7

Ada hubungan antara Jenis Atap rumah dengan


kejadian ISPA pada balita di Desa Cibalong
Kecamatan Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Dependen
No
1.

Variabel
ISPA pada Balita

Kategori
0 = Tidak mengalami ISPA
1 = Mengalami ISPA
Variabel Independen

1.

Kepadatan hunian rumah

2.

Ventilasi Udara

3.

Kelembaban

0 = Memenuhi syarat (MS) apabila terdapat 2 orang


per 8m2
1 = Tidak memenuhi syarat (TMS) apabila terdapat >2
orang per 8m2
0 = Memenuhi syarat (MS), jika luas ventilasi 10%
dari luas lantai
1 = Tidak memenuhi syarat (TMS), jika luas
ventilasi<10% dari luas lantai
0 = Memenuhi syarat (MS), jika kelembaban dalam
ruang kelas 40-60% 1 1 = Tidak memenuhi syarat
(TMS), jika kelembaban dalam ruang kelas <40% atau
>60%

n
Co
4.

Suhu ruangan

5.

Jenis atap rumah

6.

Jenis Lantai

Jenis Dinding

Variabel Independen
0 = Memenuhi syarat (MS), suhu udara nyaman antara
18 30OC
(Kepmenkes 829/ 1999)
1 = Tidak memenuhi syarat (TMS), jika suhu udara <180C
atau >300C

0 = Memenuhi syarat bila semua bagian atap terbuat


dari genting/seng disertai dengan menggunakan langitlangit dan kondisinya utuh
1 = Tidak memenuhi syarat (TMS), bila hanya seng yang
dilapisi asbes, kondisinya tidak utuh dan tidak
menggunakan langit-langit
(Kepmenkes,829/1999)
0 = Memenuhi Syarat (MS) bila semua bagian lantai
terbuat dari semen/ tegel/ ubin/ teraso/ keramik dan
kondisinya tidak rusak
1 = Tidak Memenuhi Syarat (TMS) bila terbuat dari
tanah, papan/semen tapi dengan kondisi yang sudah
rusah atau sebagian saja. (Kepmenkes,829/1999)
0 = Memenuhi Syarat (MS) bila semua bagian dinding
terbuat dari tembok dan diplester, serta berwarna
terang dan dalam kondisi yang bersih.
1 = Tidak Memenuhi Syarat (TMS) bila terbuat dari
tembok tapi berwarna, kotor, basah (lembab), tembok

POPULASI DAN SAMPEL

POPULASI

Populasi target dalam penelitian ini


adalah kelompok balita ( 5
tahun).
Populasi studi pada penelitian ini
adalah Balita yang ada di Desa
Cibalong
Kecamatan
Cibalong,
Kabupaten Tasikmalaya tahun 2016
yang berjumlah 763 balita dari 8
RW.

SAMPEL

Pada
penelitian
ini
metode
perolehan sampel yang digunakan
adalah
menggunakan
Accidental/Incidental
Sampling
(Sampling Aksidental/Insidental).
Berdasarkan perhitungan rumus
Lameshow maka jumlah sampel
minimal dapat diperoleh sebesar
46 responden.

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER

DATA SEKUNDER

Data yang didapatkan dari hasil


wawancara dengan responden yaitu
kesehatan balita dalam rumah dan
observasi lingkungan dalam rumah

Data dari Puskesmas Cibalong


untuk mengetahui secara pasti
kejadian ISPA di wilayah kerja
Puskesmas Cibalong
Sektor kepemerintahan Cibalong
untuk mengetahui jumlah balita di
Desa
Cibalong
Kecamatan
Cibalong Kabupaten Tasikmalaya.

TEHNIK PENGUMPULAN DATA


EDITING
SCORING

PROCESSI
NG

CODING
DATA
ENTRY

TABULATI
NG

CLEANING

Anda mungkin juga menyukai