Porto ALO FIX
Porto ALO FIX
RS Muhammadiyah Jombang
23 Juni 2016
Identitas
History taking
Keluhan Utama :
Sering
Kronologis
Phisical Examination
Dilakukan tanggal 29 April 2016 pukul 19.00 WIB
Status Generalis
Keadaan umum :
Kesan sakit
: Tampak sakit berat, cemas,
gelisah.
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan darah
: 230/130 mmHg
Nadi
: 125 x/ menit, reguler
Pernafasan
: 38 x/menit
Suhu
: 37C
Status Generalis
Kepala
Wajah
Mata
Telinga
Normotia, Nyeri tarik nyeri tekan tragus -/-, meatus akustikus eksternus lapang +/+,
serumen -/-, membran timpani intak +/+
Hidung
Bentuk normal, tidak terdapat septum deviasi, sekret -/- hiperemis mukosa -/-
Mulut
Tenggorokan
Leher
Trakhea teraba ditengah, JVP 5+4 cmH20, KGB serta kelenjar tyroid
tidak teraba membesar dan tidak terdengar bruit di arteri carotis.
Pulmo
Inspeksi
Jantung
Inspeks
Abdomen
Inspeksi
Ekstremitas
Ekstremitas : Simetris, tidak sianosis,
pitting edema -/-, akral hangat
Pemeriksaan penunjang
Parameter
Nilai
Nilai normal
Hb
12,5
11,4 - 15,1
Lekosit
16.400
4300 11300
Trombosit
97.000
150.000 450.000
HCT
43,1
35 - 54
LED
25-50/jam II
0 20
Limfosit
17 48
Monosit
4 10
Granulosit
94
43 76
Gol. dar
GDA
130
< 170
Pemeriksaan radiologi
Tanggal 29 April 2016
Working diagnose
Akut lung oedem
Planning terapy
Planning monitoring
Keluhan subjektif
Keadaan umum dan kesadaran
Tanda vital
Saturasi O2
Tinjauan
pustaka
Definisi
Etiologi
Faktor
kardiogenik
Gagal jantung
kiri
Faktor non-kardiogenik
ARSD
Isufisiensi
limfatik
Unkwnow
n
Post. Lung
transplant
Pulmonary
Embolism
Lymphangitic
arsinomiclosis
Eclamasia
High altitude Pulmonary
edema
Ketidakseimbangan Staling
Silicosis
Force
Tekanan Kapiler
Paru
Tekanan Negative
Interstitial
Tekanan Onkotik
Interstitial
Cairan berpindah ke
interstitial
Akumulasi cairan berlebih (transudat /
eksudat)
Alveoli terisi
cairan
Gangguan pertukaran
gas
Gangguan perfusi
jaringan
Cardiac ouput
O2
jaringan
Pengambilan O2
Kelelahan
Intoleransi aktivitas
Pemasangan
selang
endotrakheal
Defisit perawatan
diri
Area invasi
M.O
Resiko tinggi
infeksi
Manifestasi klinis
Stadium 1
Edema Paru
Kardiogenik
Anamnesis
Pemeriksaan klinik
Perifer :
Luar
Akral dingin
S3 gallop/Kardiomegali:
JVP :
Ronkhi :
Tes Laboratorium
Enzim kardiak :
(+)
Tidak meningkat
Meningkat
Ronkhi kering
Ronkhi basah
EKG :
Foto thoraks :
Biasanya normal
Iskemia/infark
PCWP :
Mungkin meningkat
Biasanya normal
Shunt :
18 mmHg
18 mmHg
Meningkat ringan
Sangat meningkat
0,5
0,7
Intrapulmoner :
Cairan :
Edema/protein :
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Gambaran Radiologi yang
ditemukan :
Pelebaran atau penebalan
hilus (dilatasi vaskular di hilus)
Corakan paru meningkat
(lebih dari 1/3 lateral)
Kranialisasi vaskuler
Hilus suram (batas tidak jelas)
Interstitial fibrosis (gambaran
seperti granuloma-granuloma
kecil atau nodul milier)
Infiltrat di daerah
basal (edema
basal paru)
Edema
Butterfly atau
Bats Wing
(edema sentral)
Elektrokardiograf
biasanya EKG normal atau ada tanda
isekemik atau infark spt hipertrofi
ventrikel kiri.
Pasien edema paru kardiogenik non
iskemik terdapat gambaran
gelombang T negatif lebar dengan
QT memanjang dan membaik dalam
24 jam setelah klinis stabil.
Laboratorium
Pada edema paru kardiogenik :
AGD pO2 rendah, pCO2 mula-mula rendah
hiperkapnia.
Enzim kardiospesifik jika penyebabnya infark
miokard.
Darah rutin, ureum, kreatinin, elektrolit,
urinalisis, foto thoraks, EKG, enzim jantung (CKMB, Troponin T), angiografi koroner.
Kadar BNP (Brain Naturetic peptide) untuk
membedakan edema paru kardiogenik dengan
penyakit lain seperti asma bronkial akut.
Penatalaksanaan
Posisi duduk.
Oksigen (40 50%) sampai 8 liter/menit. Jika maka
dilakukan intubasi endotrakeal, suction, dan
ventilator.(pO2 > 60%)
Infus emergensi. Monitor tekanan darah, monitor
EKG, oksimetri bila ada.
Nitrogliserin sublingual atau intravena.
Nitrogliserin peroral 0,4 0,6 mg tiap 5 10 menit.
Diuretik Furosemid 40 80 mg IV bolus dapat
diulangi atau dosis ditingkatkan tiap 4 jam atau
dilanjutkan drip continue sampai dicapai produksi
urine 1 ml/kgBB/jam.
Prognosis
Prognosis jangka panjang tergantung
pada penyakit dasar dan faktor penyebab
yang dapat di obati atau pencetus, serta
faktor kormobiditas yang menyertai.
Hingga saat ini mortalitas akibat edema
paru akut masih tinggi.
Setelah mendapatkan penanganan yang
tepat dan cepat pasien dapat membaik
dengan cepat.
TERIMAKASIH