Pembimbing :
dr. Cut Khairunnisa, M.Kes
Pendahuluan
Definisi
dys = gangguan
Enteron = usus
Peradangan pada usus besar yang
ditandai nyeri perut, buang air besar cair
terus menerus dan disertai lendir dan
darah.
Epidemiologi
Disentri
Etiologi
Shigella
1. S. dysentriae
2. S. bondii
3. S. flexneri
4. S. sonnei
Patofisiologi
kolonisasi kuman di jejunum/ileum/kolon
mukosa usus & lamina propia infiltrasi sel sel radang, produksi
enterotoksin invasi ke plak payeri dan KGB mesenterium
hipertrofi, penurunan aliran darah ke mukosa nekrosis mukosa,
terjadi ulkus eritrosit dan plasma keluar ke lumen tinja berlendir
bercampur darah - terjadi terus menerus luka, nyeri daerah anus
dehidrasi timbul rasa haus, kulit kering dan dingin , turgor kulit
menurun, wajah kebiruan, ekstremitas dingin
GEJALA KLINIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Penatalaksanaan
Atasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Diet
Antibiotik
1. Ampisilin 4 kali 500 mg per hari
2. Kotrimoksazol 2 kali 2 tablet per hari
3. Tetrasiklin 4 kali 500 mg per hari selama 5 hari
. Pengobatan Simptomatik
prognosis
.
Pencegahan
Sanitasi Lingkungan
Pembuangan
kotoran
manusia
yang
memenuhi syarat.
Menggunakan air minum dari sumber air
bersih
Menutup dengan baik makanan dan minuman
dari kemungkinan kontaminasi serangga
(lalat, kecoa), hewan pengerat (tikus), hewan
peliharaan (anjing, kucing) dan debu.
Membuang kotoran, air kotor dan sampah
organik
secara
baik
dengan
tidak
membuangnya secara sembarangan
Komplikasi
BAB 3
LAPORANKASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Nn. N
Umur
: 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Status Perkawinan : Menikah
Alamat
: Matang pupanji, Lhoksukon
ANAMNESIS
Keluhan utama
Keluhan tambahan
PEMERIKSAAN FISIK
Regio Kepala/Leher
a. Bentuk kepala normal
b. Edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis
(-/-), sklera ikterik (-/-), sianosis (-),
c. Pembesaran kelenjar getah bening (-)
d. Pernapasasan cuping hidung (-)
Regio Thorax
Paru-paru
a. Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan
dinding
dada simetris, retraksi
intercostalis (-),
pelebaran intercostalis (-).
b. Palpasi : Pergerakan dada simetris, raba
fremitus
simetris.
c. Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
d. Auskultasi : Suara napas simetris, rhonki
(-/-),
wheezing (-/-).
Jantung
a. Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
b. Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
c. Perkusi : Batas jantung kanan :
axilaris anterior
line dekstra,
Batas jantung kiri
:
midclavicula
line ICS V sinistra
d. Auskultasi : S1 S2 tunggal, regular,
murmur (-),
gallop (-)
Regio Abdomen
a. Inspeksi : Distensi (-)
b. Auskultasi : Peristaltik kesan meningkat
c. Palpasi : Soefl, turgor baik, defans muskular (-),
organomegali (-), nyeri tekan abdomen (+)
d. Perkusi : Distribusi timpani di keempat kuadran,
shifting
dulness (-)
Regio Ekstremitas
a. Inspeksi : Edema (-), deformitas (-).
b. Palpasi : Akral hangat, turgor baik, edema (-), nyeri
tekan (-), tonus dan kekuatan otot normal, refleks
fisiologis normal, refleks patologis (-)
a. Sosial Ekonomi
Kondisi ekonomi pada keluarga ini tergolong menengah
ke bawah yang menyebabkan pasien sulit memenuhi
kebutuhan gizi sehari-hari, sulit memenuhi sarana air
bersih yang memadai dan terkendala dalam pengobatan
ke puskesmas.
b.
c.
d.
UPAYA REHABILITATIF
DISENTRI
Istirahat yang cukup selama dirawat di rumah.
Menjaga kualitas dan kuantitas makanan seharihari di rumah.
Menganjurkan mencuci tangan secara rutin
sebelum makan dan menggunakan sabun,
memasak air sebelum di minum.
Menyarankan untuk selalu menggunakan jamban
keluarga yang memenuhi kriteria, serta tidak
membuang tinja sembarangan
Menyarankan menjaga kebersihan makanan
yang di konsumsi
Terima Kasih